Hubungan Indonesia - Asia Pasifik |
Penguatan hubungan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan harus dibuktikan dengan kehadiran nyata yang dapat dirasakan pemerintah dan rakyat di sana, kata Duta Besar RI untuk Republik Fiji Gary R.M. Jusuf.
"Kita harus membuktikan bahwa kita merupakan bagian dari negara-negara di kawasan Pasifik. Kita juga negara Melanesia," katanya kepada wartawan di sela kunjungan delegasi RI yang dipimpin Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan ke Suva, Fiji, Kamis.
Untuk itu, keberadaan Indonesia di kawasan Pasifik Selatan dapat dirasakan melalui kunjungan nyata dari unsur pemerintah dan non-pemerintah untuk mendukung kerja sama di berbagai bidang, seperti ekonomi dan sosial-budaya, katanya.
Selama ini Indonesia selalu memusatkan perhatian diplomasinya pada Asia sehingga terkesan mengabaikan Pasifik Selatan karena kehadirannya tidak pernah dalam bentuk yang nyata, katanya.
Namun kondisi ini kini telah mulai diubah dan menteri luar negeri sangat menyadari arti penting kehadiran nyata Indonesia itu dengan peta jalan yang jelas dan dapat dirasakan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan, katanya.
Menurut Dubes Gary, penguatan hubungan dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan itu tidak terkait dengan Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Pacific Islands Forum (PIF) namun dinamika yang berkembang di forum-forum regional itu mendorong Indonesia untuk lebih aktif.
Melanesian Spearhead Group, misalnya, tidak terkait pembentukannya dengan masalah Papua tetapi dengan Kaledonia Baru namun dia mengakui bahwa isu Papua mengemuka dalam beberapa tahun terakhir.
Antara mencatat bahwa Konferensi Tingkat Tinggi ke-20 MSG yang berlangsung di Heritage Park Hotel, Honiara, Kepulauan Solomon, pada 26 Juni 2015 menerima keanggotaan asosiat Indonesia namun juga memberikan status peninjau kepada Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat (ULMWP).
Perihal pentingnya posisi negara-negara di kawasan Pasifik Selatan bagi kebijakan politik luar negeri Indonesia telah pun ditegaskan Wakil Menlu A.M. Fachir pada KTT ke-20 MSG yang berlangsung di Honiara, Kepulauan Solomon, 26 Juni 2015.
Bagi Indonesia yang memiliki 11 juta orang keturunan Melanesia yang tersebar di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur, kawasan Pasifik merupakan "salah satu prioritas utama Indonesia", katanya dalam pidatonya di depan para pemimpin negara-negara anggota MSG pada KTT tersebut.
Terkait dengan kondisi hubungan bilateral RI-Fiji, Dubes Gary mengatakan Fiji merupakah sahabat Indonesia di kawasan Pasifik Selatan yang tidak pernah melupakan jasa Indonesia ketika negara itu diisolasi setelah terjadinya kudeta tidak berdarah tahun 2006.
Indonesia pula yang membantu Fiji dapat bertransformasi dari rezim militer ke demokrasi serta memberi bantuan kerja sama teknik bidang perikanan, seperti pengembangan rumput laut, katanya.
Hubungan kedua negara telah berlangsung sejak 1974, dan total nilai perdagangan bilateral, menurut data Kementerian Perdagangan RI, mencapai 21,247 juta dolar AS pada 2015.
Komoditas ekspor utama Indonesia kepulauan yang bertetangga dengan Samoa ini antara lain sabun, kendaraan bermotor, produk kertas, plastik, sereal/produk gandum, alat elektronik, alas kaki dan furnitur.
Indonesia konsisten hadir di Pasifik Selatan
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan, pemerintah Indonesia konsisten hadir di kawasan Pasifik Selatan dengan lebih mengutus menteri atau utusannya berkunjung ke 16 negara di kawasan itu.
"Kepada Perdana Menteri Josaia Bainimarama dan Menteri Luar Negeri Ratu Inoke Kubuabola saya sampaikan bahwa kami akan konsisten hadir di wilayah ini," kata Menkopolhukam, dalam kunjungannya ke Fiji, Kamis.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis malam, Luhut menyampaikan bahwa dari rangkaian pertemuannya dengan PM Bainimarama, Menteri Pertanian, Pemukiman, Maritim dan Penanggulangan Bencana Ina Seriaritu serta dalam jamuan makan siang dengan Menteri Kubuabola, kembali ditegaskan tentang komitmen Indonesia untuk membantu dan bekerja sama dengan Fiji di bidang ekonomi, perikananan, pertanian, militer, budaya dan militer.
Kerja sama militer dalam bentuk manajemen pengelolaan bencana seperti pelatihan menghadapi kondisi bencana dan dalam penjaga perdamaian.
"Saya harap Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan bisa segera datang ke sini untuk merealisasikan kerja sama tersebut. Hal ini penting untuk menunjukkan keseriusan Indonesia," kata Luhut.
Terkait isu Melanesian Spearhead Group (MSG), Luhut mengatakan bahwa hal itu juga disinggung dalam pertemuannya dengan Menlu Kubuabola. Dalam pertemuan tersebut Menteri Kubuabola mengatakan niat pemerintah Fiji untuk mengusulkan agar status Indonesia di MSG dapat ditingkatkan dari Associate Member menjadi Full Member, yang akan memperkuat posisi Indonesia di kelompok negara-negara Melanesia tersebut.
Menanggapi hal itu, Menteri Luhut mengatakan akan melaporkannya kepada Presiden Joko Widodo, dan akan membicarakannya dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sesampainya di Jakarta nanti.
Setelah menyelesaikan rangkaian pertemuan di Fiji, hari Kamis petang waktu setempat Menkopolhukam meninggalkan Suva menuju Port Moresby untuk melakukan kunjungan resmi ke Papua Nugini selama dua hari.
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/552798/indonesia-juga-bagian-dari-negara-melanesia