Drone Meggitt Banshee
Jatuh
|
Pesawat
tanpa awak (drone) yang jatuh di Perairan Batam, Provinsi Kepulauan Riau
kemarin sudah diamankan TNI AU. Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru,
Marsma TNI Henri Alfiandi, menduga drone tersebtu milik negara tetangga.
"Pesawat
tanpa awak yang jatuh di Batam itu hanya dimiliki dua negara di ASEAN yakni
Brunei Darussalam dan Malaysia. Jadi kemungkinan itu punya negara
tetangga," ucap Marsma TNI Henri Alfiandi, Jumat (1/4/2016).
Setelah
diteliti jenisnya adalah drone target buatan Meggitt Defence Systems Ltd,
sebuah perusahaan asal Inggris yang spesial mengembangkan produk aviasi untuk
keperluan pertahanan. Di mana produknya sudah digunakan di berbagai negara,
termasuk NATO.
Meggitt
Banshee sendiri adalah sebuah sistem target yang menyediakan simulasi
penembakan untuk pelatihan senjata pertahanan udara, baik dari darat maupun
dari laut.
"Drone
ini memiliki kecepatan maksimum 200 knot, dapat digunakan berkali-kali,
diluncurkan dengan menggunakan katapel dari dek kapal. Drone memiliki jangka
waktu penggunaan hingga 25 tahun, dan mudah mendapatkan suku cadangnya,"
tandasnya.
Di ASEAN,
Brunei Darussalam dan Malaysia adalah negara pengguna drone ini. Brunei
misalnya, negara kaya minyak ini sudah menggunakan Banshee sejak 1987 dan
menambahnya pada 2010 dengan memesan Banshee 600.
Sedangkan
Malaysia sendiri sudah menandatangi kontrak dengan Meggitt Defence Systems Ltd
pada September 2012, untuk pengadaan Banshee Aerial Target Systems selama lima
tahun, lengkap dengan pelatihannya.
Walau fungsi
utama Banshee adalah drone, namun Indonesia harus tetap waspada, karena Meggitt
ternyata mengembangkan Banshee dengan kemampuan tambahan jika diperlukan. Yakni
mampu mengangkut chaff & flare, penjejak infra merah untuk mengarahkan
rudal, kamera untuk pencitraan dan lainnya, sehingga Banshee mampu melakukan
operasi militer terbatas.
"Intinya
drone target itu memang dibuat untuk menjadi target ditembak jatuh oleh negara
tetangga kita. Jadi bagaimana bisa jatuh ke perairan kita, mungkin lepas
kendali sehingga masuk daerah kita. Tapi ini biasa saja, tidak ada yang perlu
dikhawatirkan," ucap Marsma TNI Henri Alfiandi.
Terkait
kabar bahwa pesawat tanpa awak itu adalah untuk mematai Indonesia, jendral
bintang satu ini menepisnya. "Terlalu berlebihan jika itu disebut drone
mata-mata. Karena sudah ditangan kita dan diperiksa tidak ada mengarah kesana.
Itu hanya prakiraan saja," tuturnya.
Sumber :
http://news.okezone.com/read/2016/04/01/340/1351542/tni-au-pastikan-drone-asing-yang-jatuh-di-batam-bukan-spionase