![]() |
Canon Type 730 Buatan China untuk KCR-60 |
Meski hubungan RI - RRC sempat panas gara-gara insiden di Perairan Natuna pada 19 Maret lalu, namun kejadian tersebut sepertinya tak membawa pengaruh pada urusan pembelian alutsista. Justru kabar terbaru, alutsista TNI AL kembali akan diperkuat sistem senjata canon CIWS (Close In Weapon System) Type 730 untuk dipasang pada dua unit KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 Sampari Class.
Pilihan untuk mengadopsi canon reaksi cepat tujuh laras buatan Norinco, China, didapat dari kutipan berita di situs Janes.com (18/4/2016). Pemilihan kanon Type 730 oleh TNI AL berlangsung pada ajang DSA (Defence Service Asia) 2016 yang berlangsung 18 - 21 April di Kuala Lumpur, Malaysia. Dua KCR 60 yang bakal dicangkok canon Type 730 adalah KRI Sampari-628 dan KRI Tombak-629. Sebagai informasi, selain dua kapal perang tersebut, TNI AL sudah mengoperasikan KCR 60 lain, yaitu KRI Halasan-630. Dan kini PT PAL sedang dalam proses penggarapan empat unit KCR 60 lainnya.
Sedari awal KCR 60 memang dibangun dengan asupan teknologi dari Negeri Tirai Bambu, sebut saja dalam penggunaan rudal anti kapal C-705. Bahkan untuk empat unit KCR 60 yang sedang dalam proses pembangunan, akan didapuk menggunakan CMS (Combat Management System) dari China. Dengan pola CMS dan sistem senjata rudal yang juga buatan China, maka bisa ditebak untuk senjata utama di haluan juga akan mengerucut pada produk buatan China.
Sejak diluncurkan, tiga unit KCR 60 yang kini beroperasi masih memakai kanon ‘sementara’ jenis Bofors 40 mm yang dilengkapi kubah. Dalam rancangan awal, KCR 60 dipersiapkan untuk dipasangi meriam kaliber 57 mm. Dengan keputusan penggunaan Type 730 pada KCR 60, maka ini menjadi generasi kapal cepat TNI AL yang sudah dipangi kanon CIWS. Sebelumnya KCR 40 Clurit Class sudah dipasangi CIWS AK-630, kanon enam laras dengan kaliber 30 mm.
TNI AL sendiri sudah cukup mengenal canon Type 730, pertama kali jenis senjata ini dipasang pada korvet Parchim Class KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376. Sayangnya belum ada informasi lanjutan, apakah Type 730 akan dipasang pada Perchim Class TNI AL lainnya, mengingat canon yang kini terpasang AK-230 sudah sangat usang.
Dengan kendali radar, Type 730 tampil sebagai canon yang sadis. Dengan kendali elektrik dan hydraulic driven, Type 730 maksimum bisa mengumbar 5.800 proyektil dalam satu menit. Jelas urusan daya hancur dan kemampuan mengentikan laju rudal anti kapal pun meningkat drastis. Jarak tembak efektif kanon ini mencapai 3.500 meter. Jenis amunisi yang digunakan mulai dari armour-piercing discarding sabot (APDS), high explosive incendiary (HEI) dan target practice (TP) untuk latihan. Menurut rilis, sasaran yang melesat hingga kecepatan Mach 2 masih dapat ditangkal Type 730. Jumlah stok amunisi yang siap digunakan adalah 1.000 peluru. (Gilang Perdana)
DSA 2016 : Indonesia Pilih CIWS Type 730 untuk KCR-60M
TNI-AL telah memilih close-in weapon system (CIWS) Type 730 yang dikembangkan oleh Tiongkok untuk dua kapal pertama dari tiga kapal serang rudal kelas KCR-60M, sumber-sumber industri mengatakan kepada IHS Jane pada pameran DSA 2016 di Kuala Lumpur pada 18 April dan hal ini dikuatkan dengan kontak TNI-AL yang dekat dengan masalah ini.
Kapal-kapal tersebut yaitu KRI Sampari (628) dan KRI Tombak (629) masing-masing akan dilengkapi dengan satu turret Type 730 yang menghadap buritan yang akan menggantikan dua senjata 20 mm yang saat ini dipasang pada platform tersebut. Sampari dan Tombak dijadwalkan akan menjalani reparasi, yang juga akan mencakup instalasi senjata ini, di fasilitas milik PT PAL di Surabaya pada September 2016.
CIWS Type 730 adalah, sistem meriam tujuh laras ala Gatling yang dipandu radar yang mampu menyediakan kemampuan pertahanan terhadap rudal anti-kapal dan amunisi berpemandu presisi. Varian dari senjata saat ini digunakan dengan sejumlah kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) termasuk kapal destroyer Type 051C (Luzhou), Type 052B (Luyang I), dan Type 052C (Luyang II), dan frigat berpeluru kendali kelas Type 054A Jiangkai II.
Juga dijadwalkan untuk reparasi pada bulan September ini adalah instalasi combat management system (CMS) yang dikembangkan oleh Tiongkok yang akan dihubungkan dengan meriam utama 57 mm, CIWS dan sistem peluncur rudal kapal tersebut. TNI-AL sebelumnya telah memutuskan untuk mengunakan rudal permukaan-ke-permukaan buatan Tiongkok C-705 pada platform KCR-60M TNI-AL.
Sumber : http://janes.com/