Fethullah Gulen, Turki Ancam Amerika Serikat? - Radar Militer

17 Juli 2016

Fethullah Gulen, Turki Ancam Amerika Serikat?

Fethullah Gulen
Fethullah Gulen

Pemerintah Turki menuduh ulama senior Fethullah Gulen sebagai dalang kudeta gagal oleh sejumlah personel militer, Jumat (15/7) waktu setempat. Dua pemimpin negara tertinggi Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Binali Yildrim langsung mengeluarkan pernyataan keras mengecam Gulen.
Erdogan menyebut Gulen telah berkhianat kepada negara dan masyarakat Turki. Dia juga menantang pria 75 tahun yang kini hidup dalam pengasingan di Amerika Serikat itu untuk kembali ke Turki dan mempertanggunjawabkan perbuatannya.
Cukup sudah, pengkhianatan yang kau tunjukkan kepada negara dan komunitas ini. Kalau kau berani, kembali ke negaramu. Kau tidak akan mampu mengacaukan negara ini dari tempatmu sekarang," ujar Erdogan berapi-api seperti dikutip dari BBC, Sabtu (16/7).
Hal senada disampaikan PM Yildrim dalam pidatonya yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi Turki beberapa saat lalu. Dia pun meminta negara asing untuk tidak membela Gulen.
Yildrim bahkan secara tegas mengatakan bahwa negara yang mendukung Gulen bukan sahabat Turki. "Dan akan dianggap memerangi Turki," ujar dia.
Dalam pidato yang sama, Yildrim juga mengumumkan bahwa lebih dari 2.800 personel militer telah ditahan karena terlibat dalam kudeta. Termasuk di dalamnya semua tokoh kunci gerakan tersebut.
Untuk diketahui, Faetullah Gulen saat ini tinggal di Pensylvania, Amerika Serikat. Salah satu figur paling berpengaruh di Turki, pendiri gerakan Hizmet itu lari ke Negeri Paman Sam pada akhir dekade 1990 untuk menghindar dari tuduhan makar terhadap konstitusi.
Pada Desember 2014, pemerintahan Erdogan menempatkan Gulen dalam daftar buron atas tuduhan terorisme. Gulen sendiri telah membantah semua tuduhan, termasuk terkait kudeta militer. (bbc/dil/jpnn)
Sumber : http://www.jpnn.com/read/2016/07/16/454293/Wow..Turki-Ancam-Amerika-Serikat-

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb