Panglima TNI: Presiden Filipina Temui Misuari Minta Bantuan Pembebasan Sandera - Radar Militer

06 Agustus 2016

Panglima TNI: Presiden Filipina Temui Misuari Minta Bantuan Pembebasan Sandera

Panglima TNI
Panglima TNI
Pemerintah Indonesia terus menjalin koordinsi dengan Pemerintah Filipina terkait upaya pembebasan 10 warga negara Indonesia yang masih disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan mendatangi markas pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari di Sulu, Filipina Selatan.
Menurut Gatot, Duterte akan meminta bantuan Misuari untuk melakukan negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf.
Gatot menilai, pertemuan keduanya merupakan bukti keseriusan Pemerintah Filipina dalam melakukan pembebasan WNI yang disandera.
"Saya mendapat informasi, dalam waktu beberapa hari ini Presiden Duterte akan ke Sulu, ke tempat kampnya Nur Misuari. Berarti Pemerintah Filipina benar-benar akan berusaha membebaskan sandera," ujar Gatot, saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2016).
Gatot mengatakan, peran Misuari cukup penting dalam upaya menyelamatkan para sandera.
Pemimpin kelompok separatis itu dianggap memiliki kedekatan dan pengaruh di kalangan kelompok penyandera pimpinan Abu Sayyaf di Filipina.
"Dia (Misuari) punya pasukan juga, punya pengaruh juga. Lobi tersebut merupakan bagian dari operasi intelijen," kata Gatot.
Kirim negosiator
Sebelumnya pemerintah pun telah mengirimkan seorang negosiator ke Filipina untuk bertemu dengan Misuari.
Pemerintah Indonesia, kata Luhut, mengandalkan Misuari sebagai counterpart atau penghubung karena dianggap memiliki akses komunikasi ke kelompok Abu Sayyaf.
Luhut Binsar Pandjaitan, saat menjabat sebagai Menko Polhukam, menuturkan, Nur Misuari memiliki cukup pengaruh di kalangan kelompok Abu Sayyaf.
Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya untuk menjalin komunikasi dengan Misuari dengan mengirimkan negosiator ke Filipina.
Hingga saat ini, total sudah empat kali WNI disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.
Terakhir, tiga WNI disandera kelompok Abu Sayyaf ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia. Mereka adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia.
Sebelum penyanderaan tiga WNI, tujuh anak buah kapal (ABK) WNI lebih dulu disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina Selatan.
Penyanderaan itu terjadi pada Senin (20/6/2016). Selain membajak kapal, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 60 miliar.
Dengan demikian, total 10 WNI masih disandera.
Sebelumnya, 10 WNI ABK kapal tunda Brahma 12 disandera kelompok Abu Sayyaf dan dibebaskan pada awal Mei 2016.
Selain itu, empat ABK kapal tunda Henry juga disandera kelompok yang sama. Keempatnya dibebaskan pada pertengahan Mei 2016.
Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2016/08/05/07434531/panglima.tni.presiden.filipina.temui.misuari.minta.bantuan.pembebasan.sandera

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)