Ekspor ke 30 Negara, Sritex Mimpikan Rebut Pasar Tekstil China - Radar Militer

20 Oktober 2016

Ekspor ke 30 Negara, Sritex Mimpikan Rebut Pasar Tekstil China

Sritex
Sritex 
Mengekspor seragam militer ke sekitar 30 negara membuat PT Sri Rejeki Isman Tbk atau dikenal dengan Sritex, ingin bermimpi lebih jauh lagi. Produsen tekstil dan garmen ini ingin merebut pasar China, salah satu dari raksasa ekonomi dunia di bidang tekstil. Dikatakan Wakil Presdir Sritex Iwan Kurniawan Lukminto, pihaknya memiliki potensi untuk melakukan hal tersebut.
Saat ini saja perusahaan yang tenar di jaman Presiden Soeharto itu telah mengekspor ke 30 negara. Mayoritas, negara-negara seperti Jerman, Swedia, Belanda dan Malaysia sangat tergantung pada seragam senjata buatan Sritex. Bagaimana tidak, perusahaan lokal ini mampu membuat seragam militer antiradiasi nuklir, antiinfra merah, antiserangga, dan antiapi. Atas dasar itulah, Iwan melihat industri ini bisa dan akan terus berkembang.
“Kita harus melihat 10-15 tahun ke depan,” kata Iwan Kurniawan Lukminto saat menerima rombongan wartawan dalam agenda press tour yang diadakan Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemhan), di Kantor Sritex, Sukoharjo, Jateng, Kamis (13/10).
Adapun selain seragam militer, perusahaan itu juga memproduksi kebutuhan pakaian dengan mode terkini. Dijelaskan Iwan, ada 100 lebih negara yang telah menikmati hasil karya Sritex. Dengan pabrik di atas lahan seluas 130 hektare di Sukoharjo, Jateng, perusahaan swasta ini terus berinovasi menyajikan trend fashion terkini.
Kondisi tersebut bisa diartikan bahwa produksi Indonesia mendapat tempat tersendiri di hati pengguna fashion dunia. Jika dibandingkan dengan produsen tekstil dan garmen di China, belum tentu kualitas yang sama dengan Sritex. Terlebih, ada fakta mengejutkan bahwa porsi pasar milik China di pasar tekstil dunia menurun beberapa tahun terakhir, sebesar 2-3% dari total porsi 38%. Nah, hal ini dilihat Iwan sebagai peluang bagi Indonesia merebut pasar tekstil dan garmen milik China.
“Jika dari 38% global market Tiongkok turun 2% dan masuk ke Indonesia tentu lumayan,” katanya.
Fakta lainnya yakni ternyata China sendiri mengimpor produk kain dan barang jadi dari Sritex, yang bisa diartikan bahwa negeri tirai bambu itu adalah konsumen barang produksi Indonesia. Meski demikian, ada beberapa hal yang membuat Indonesia harus belajar dari China, contohnya soal kesejahteraan karyawan. Di negeri itu, Iwan menjelaskan bahwa upah buruh berkisar US$ 500 – US$ 600 atau mencapai Rp 7 juta. Sedangkan di Sritex, perusahaan yang sudah mengekspor produk ke lebih dari 100 negara itu upah bagi buruhnya hanya Rp 1, 4 – 1,6 juta. (adn)
Sumber : http://indopos.co.id/ekspor-ke-30-negara-sritex-mimpikan-rebut-pasar-tekstil-china/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb