Seoul dan Washington |
Seoul dan Washington sedang mempertimbangkan penempatan aset strategis militer Amerika Serikat di Korea Selatan secara permanen atau bergantian sebagai salah satu cara untuk memperkuat janji "sistem pencegahan yang diperluas" AS terhadap sekutunya di Asia. Kedua negara mengadakan Pertemuan Konsultasi Keamanan-SCM ke-48 di Washington DC tgl. 20 Oktober lalu. Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min-koo dan rekannya dari AS Aston Carter menyepakati hal tersebut, namun belum mencapai persetujuan mengenai langkah yang lebih rinci.
Pencegahan yang diperluas berarti AS melindungi secara penuh atau memberi kemampuan untuk mencegah nuklir kepada negara aliansi. Perhatian utama dalam SCM kali ini adalah seberapa besar kemampuan pencegahan yang diperluas, dan apa langkah tambahan terkait penerapannya. Korea Selatan meminta harus ada langkah yang dapat menguatkan penerapan pencegahan yang diperluas. Di dalam negeri Korea Selatan, muncul pandangan tentang kepemilikan senjata nuklir dan penempatan kembali senjata nuklir strategis untuk membalas ancaman misil dan nuklir Korea Utara. Namun, AS bersikap bahwa ancaman nuklir Korea Utara dapat ditanggulangi dengan aliansi antara Korea Selatan dan AS, serta penyediaan sistem pertahanan pencegahan yang diperluas.
Namun, provokasi Korea Utara tidak dapat dicegah dengan hanya pernyataan tekad kuat itu, dan rasa khawatir tentang keamanan juga tidak dapat diredakan. Karenanya, kedua pihak memiliki pandangan yang sama mengenai perlunya untuk mengambil langkah tambahan, walaupun langkah itu belum rinci.
Salah satu langkah utama diantara ‘langkah tambahan’ yang diusulkan adalah penempatan secara permanen atau bergantian aset strategis militer AS. Hal itu berarti bahwa senjata strategis AS, yang terdiri dari paling tidak satu unit kapal atau pesawat selalu berkegiatan di udara atau perairan sekitar Semenanjung Korea. Senjata strategis yang disebutkan adalah jet pembon strategis jarak jauh seperti B1, B2, B52, pesawat siluman F22, kapal selam atau kapal induk bertenaga nuklir. Jika penempatan secara permanen atau bergantian berlangsung, maka Korea Selatan dapat segera memberi balasan besar apabila Korea Utara melakukan provokasi. Penempatan aset strategis Itu akan menjadi tekanan besar terhadap Korea Utara, sehingga cukup efektif untuk mencegah provokasi Korea Utara. Masalah yang lebih rinci akan dibahas di dalam badan konsultasi strategi pencegahan yang diperluas.
Sumber : http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_newsthema_detail.htm?No=10061655
Pencegahan yang diperluas berarti AS melindungi secara penuh atau memberi kemampuan untuk mencegah nuklir kepada negara aliansi. Perhatian utama dalam SCM kali ini adalah seberapa besar kemampuan pencegahan yang diperluas, dan apa langkah tambahan terkait penerapannya. Korea Selatan meminta harus ada langkah yang dapat menguatkan penerapan pencegahan yang diperluas. Di dalam negeri Korea Selatan, muncul pandangan tentang kepemilikan senjata nuklir dan penempatan kembali senjata nuklir strategis untuk membalas ancaman misil dan nuklir Korea Utara. Namun, AS bersikap bahwa ancaman nuklir Korea Utara dapat ditanggulangi dengan aliansi antara Korea Selatan dan AS, serta penyediaan sistem pertahanan pencegahan yang diperluas.
Namun, provokasi Korea Utara tidak dapat dicegah dengan hanya pernyataan tekad kuat itu, dan rasa khawatir tentang keamanan juga tidak dapat diredakan. Karenanya, kedua pihak memiliki pandangan yang sama mengenai perlunya untuk mengambil langkah tambahan, walaupun langkah itu belum rinci.
Salah satu langkah utama diantara ‘langkah tambahan’ yang diusulkan adalah penempatan secara permanen atau bergantian aset strategis militer AS. Hal itu berarti bahwa senjata strategis AS, yang terdiri dari paling tidak satu unit kapal atau pesawat selalu berkegiatan di udara atau perairan sekitar Semenanjung Korea. Senjata strategis yang disebutkan adalah jet pembon strategis jarak jauh seperti B1, B2, B52, pesawat siluman F22, kapal selam atau kapal induk bertenaga nuklir. Jika penempatan secara permanen atau bergantian berlangsung, maka Korea Selatan dapat segera memberi balasan besar apabila Korea Utara melakukan provokasi. Penempatan aset strategis Itu akan menjadi tekanan besar terhadap Korea Utara, sehingga cukup efektif untuk mencegah provokasi Korea Utara. Masalah yang lebih rinci akan dibahas di dalam badan konsultasi strategi pencegahan yang diperluas.
Sumber : http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_newsthema_detail.htm?No=10061655