Bus Pembawa Pengungsi Suriah Dibakar Pemberontak - Radar Militer

20 Desember 2016

Bus Pembawa Pengungsi Suriah Dibakar Pemberontak

Bus Pembawa Pengungsi Suriah Dibakar
Bus Pembawa Pengungsi Suriah Dibakar 

Beberapa bus yang dikirim untuk membawa orang yang sakit dan cedera dari dua kampung yang dikuasai tentara pemerintah di Provinsi Idlib, Suriah, dibakar kelompok pemberontak.
Serangan itu ditujukan untuk menghentikan upaya mengevakuasi warga sipil dari kawasan-kawasan yang terkepung.
Pasukan yang mendukung pemerintah Suriah mengatakan penduduk di Foah dan Kefraya seharusnya dibiarkan untuk pergi agar evakuasi dari Aleppo timur bisa dimulai.
Media resmi mengatakan bahwa konvoi sudah mulai meninggalkan Aleppo, Minggu (18/12), namun laporan-laporan lain menyebutkan mereka kembali lagi ke tempat asalnya.
Rencana awal adalah mengevakuasi warga dari kantong-kantong yang dikuasai pemberontak di Aleppo, yang direbut kembali oleh pasukan pemerintah, Jumat (16/12) pekan lalu.
Perang yang sengit di Aleppo dan sekitarnya menyebabkan banyak penduduk yang terlantar di beberapa tempat di sepanjang jalan tanpa cadangan makanan dan maupun tempat tinggal sementara.
Walau sempat tertunda, namun sejumlah bus berhasil memasuki Foah dan Kefraya, seperti dilaporkan lembaga pegiat Suriah yang bermarkas di Inggris - Pengawas Suriah untuk Hak Asasi, SOHR.
Belum ada komentar jihadis
Namun keenam bus tersebut diserang dan dibakar, yang menurut media pemerintah dilakukan oleh 'para teroris bersenjata', merujuk pada kelompok pemberontak yang melawan Presiden Bashar al-Assad.
Kantor berita AFP melaporkan sekelompok pria bersenjata memaksa para supirnya keluar sebelum membakar bus-bus tersebut.
Kelompok pemberontak yang moderat, Tentara Pembebasan Suriah, mengecam pembakaran sebagai 'tindakan ceroboh' yang membayakan hidup 50.000 orang di Aleppo timur.
Belum jelas kelompok yang membakar bus-bus yang akan mengevakuasi warga sipil ini.
Namun belum ada komentar dari kelompok jihadis Islam.
Sekitar 1.2000 orang rencananya akan dibawa ke luar dari kantong-kantong yang sebelumnya diduduki kelompok pemberontak untuk ditukar dengan jumlah yang sama dari kampung Foah dan Kefraya, yang dikuasai pasukan pemerintah.
Mereka yang akan dievakuasi antara lain adalah warga yang sakit dan cedera, termasuk anak-anak.
"Kami sangat mengkhawatirkan nasib mereka. Jika anak-anak tersebut tidak dievakuasi maka mereka bisa mati," tulis badan anak PBB, UNICEF, dalam pernyataannya.
Laporan-laporan menyebutkan kesepakatan baru tentang evakuasi dicapai Minggu pagi namun penundaan jelas menyebabkan ribuan penduduk sipil tetap terlantar.
Sumber berita lainnya menyebutkan, sedikitnya lima bus yang sedang dalam perjalanan untuk mengevakuasi warga sipil korban perang di Aleppo timur justru dibakar kelompok militan. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyatakan kelompok militan penyerang lima bus itu adalah Jabhat Fateh al-Sham afiliasi al-Nusra yang menentang rakyat sipil keluar dari Aleppo.
Bus-bus itu sejatinya sangat dibutuhkan untuk membawa keluar orang-orang sakit dan terluka dari desa Al-Foua dan Kefraya di Suriah. Observatorium dan stasiun televisi negara Suriah melaporkan pembakaran bus terjadi pada hari Minggu.
Ulah kelompok militan ini berbahaya, sebab bisa menjegal kesepakatan yang dibuat Suriah, Rusia dan Turki untuk meredam gejolak di Aleppo dengan tujuan mengevakuasi ribuan pasukan oposisi dan warga sipil yang terjebak di Aleppo timur.
Kelompok Hizbullah Libanon yang membantu pasukan rezim pemerintah Suriah, mengatakan bus dibakar kelompok Jabhat Fateh al-Sham.
PBB melalui pejabatnya di Suriah mengatakan kepada Reuters, Senin (19/12/2016), evakuasi warga sipil dari Aleppo timur dilanjutkan setelah mengalami keterlambatan tiga hari.
”Evakuasi menggunakan bus dan ambulans untuk meninggalkan Aleppo timur sekarang,” kata pihak PBB, melalui pesan email. Menurut PBB, evakuasi gelombang pertama dimulai semalam sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
Sementara itu, video yang di-posting di media sosial menunjukkan pria berjanggut dengan senjata bersorak dan meneriakkan takbir setelah membakar bus-bus berwarna hijau sebelum mencapai dua desa untuk proses evakuasi.
Media pemerintah Suriah menyatakan pelaku serangan terhadap bus-bus untuk evakuasi warga sipil adalah “teroris bersenjata”.
Robert Mardini, direktur regional untuk Komite Internasional Palang Merah (ICRC) yang berada di garis depan dari evakuasi menuliskan pesan di Twitter bahwa bus dan satu ambulans dari Bulan Sabit Merah Suriah “hanya menyisakan gelap dan dingin di Aleppo timur”. “Berharap evakuasi akan berjalan lancer,” tulis dia.
Presiden Rusia Vladimir Putin (sekutu utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad) dan Presiden Turki Tayyip Erdogan (pendukung utama pemberontak atau oposisi Suriah) melalui telepon sepakat bahwa gangguan untuk evakuasi ribuan warga sipil dari Aleppo timur harus cepat diatasi. Komunikasi telepon kedua pemimpin itu disampaikan kantor presiden Erdogan.
Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb