Presiden Ukraina Petro Poroshenko |
Meski Presiden Ukraina Petro Poroshenko sesumbar menyebut latihan peluncuran misil tentaranya yang dilakukan tak jauh dari Krimea sebagai ‘perjalanan luar biasa bagi bangsa Ukraina’, ada penjelasan yang sangat sederhana mengapa Kiev akhirnya memutuskan untuk memindahkan lokasi latihan dan membatalkan rencana ‘perjalanan bangsa’ tersebut pada hari kedua.
Moskow telah mengecam rencana Kiev menggelar latihan peluncuran misil pada 1 – 2 Desember lalu karena kegiatan yang tak dikoordinasikan (dengan Rusia) itu akan melebar hingga wilayah ruang udara Rusia dan karena itu dapat membahayakan penerbangan sipil, sehingga — tentu saja — melanggar hukum internasional, tulis Sputnik.
Kementerian Pertahanan Rusia bahkan menghubungi atase militer Ukraina untuk menyerahkan surat keberatan. Kiev kemudian memindahkan latihan dari wilayah perairan Rusia ke wilayah perairan netral, tapi tampaknya bersikeras hendak meregangkan otot-otot mereka di dekat Semenanjung Krimea.
Ukraina menggelar 16 peluncuran misil pada 1 Desember lalu dan kabarnya hendak melanjutkan latihan penuh pada hari berikutnya. Namun tiba-tiba, Kepala Staf Jenderal Ukraina mengumumkan bahwa latihan peluncuran misil telah berakhir, seraya memuji pasukan bersenjata yang telah ‘meningkatkan kemampuan tempurnya’.
Poroshenko mencoba menjelaskan perubahan latihan tersebut dengan lunak. “Anda bahkan tak bisa membayangkan perjalanan seperti apa yang telah ditelan oleh bangsa Ukraina dan berapa banyak telepon yang telah saya dan Menteri Pertahanan Stepan Poltorak terima.”
Namun, penegak hukum Krimea Dmitry Belik menyebutkan bahwa ada hal yang jelas tak bisa disembunyikan di balik penurunan intensitas latihan tersebut. “Kiev takut akan langkah yang mungkin diambil Rusia dalam menanggapi latihan di dekat Krimea. Garis pertahanan udara yang jelas, kapal-kapal Armada Laut Hitam di pesisir barat Krimea, dan sistem misil Bastion terbaru membuat pemimpin Ukraina terpaksa memindahkan latihan mereka,” kata Belik pada RIA Novosti.
Belik menyebutkan bahwa Rusia telah mengirimkan pesan yang sangat jelas: game over, ‘permainan sudah berakhir’.
"Kru Angkatan Udara Rusia sudah siap menembak misil apa pun yang melewati ruang udara semenanjung (Krimea)," katanya menggarisbawahi.
Sebelumnya, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutkan bahwa pada 1 Desember Rusia bisa saja menyerang misil Ukraina jika mereka menciptakan ancaman. Rusia meminta Organisasi Aviasi Sipil Internasional (ICAO) untuk merespons latihan tersebut, tapi lembaga itu tak memberi komentar.
Sumber : http://indonesia.rbth.com/news/2016/12/06/alasan-sederhana-kiev-pindahkan-dan-rombak-latihan-militer-dekat-krimea_653965
Moskow telah mengecam rencana Kiev menggelar latihan peluncuran misil pada 1 – 2 Desember lalu karena kegiatan yang tak dikoordinasikan (dengan Rusia) itu akan melebar hingga wilayah ruang udara Rusia dan karena itu dapat membahayakan penerbangan sipil, sehingga — tentu saja — melanggar hukum internasional, tulis Sputnik.
Kementerian Pertahanan Rusia bahkan menghubungi atase militer Ukraina untuk menyerahkan surat keberatan. Kiev kemudian memindahkan latihan dari wilayah perairan Rusia ke wilayah perairan netral, tapi tampaknya bersikeras hendak meregangkan otot-otot mereka di dekat Semenanjung Krimea.
Ukraina menggelar 16 peluncuran misil pada 1 Desember lalu dan kabarnya hendak melanjutkan latihan penuh pada hari berikutnya. Namun tiba-tiba, Kepala Staf Jenderal Ukraina mengumumkan bahwa latihan peluncuran misil telah berakhir, seraya memuji pasukan bersenjata yang telah ‘meningkatkan kemampuan tempurnya’.
Poroshenko mencoba menjelaskan perubahan latihan tersebut dengan lunak. “Anda bahkan tak bisa membayangkan perjalanan seperti apa yang telah ditelan oleh bangsa Ukraina dan berapa banyak telepon yang telah saya dan Menteri Pertahanan Stepan Poltorak terima.”
Namun, penegak hukum Krimea Dmitry Belik menyebutkan bahwa ada hal yang jelas tak bisa disembunyikan di balik penurunan intensitas latihan tersebut. “Kiev takut akan langkah yang mungkin diambil Rusia dalam menanggapi latihan di dekat Krimea. Garis pertahanan udara yang jelas, kapal-kapal Armada Laut Hitam di pesisir barat Krimea, dan sistem misil Bastion terbaru membuat pemimpin Ukraina terpaksa memindahkan latihan mereka,” kata Belik pada RIA Novosti.
Belik menyebutkan bahwa Rusia telah mengirimkan pesan yang sangat jelas: game over, ‘permainan sudah berakhir’.
"Kru Angkatan Udara Rusia sudah siap menembak misil apa pun yang melewati ruang udara semenanjung (Krimea)," katanya menggarisbawahi.
Sebelumnya, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutkan bahwa pada 1 Desember Rusia bisa saja menyerang misil Ukraina jika mereka menciptakan ancaman. Rusia meminta Organisasi Aviasi Sipil Internasional (ICAO) untuk merespons latihan tersebut, tapi lembaga itu tak memberi komentar.
Sumber : http://indonesia.rbth.com/news/2016/12/06/alasan-sederhana-kiev-pindahkan-dan-rombak-latihan-militer-dekat-krimea_653965