Tentara Nasional Indonesia |
Pengamat politik internasional LIPI, Dewi Fortuna Anwar mengatakan, Indonesia berpotensi menjadi negara besar (major power), dilihat dari jumlah penduduknya yang menempati urutan nomor empat di dunia dan luas wilayah. Tapi, kemampuan ekonomi dan militer Indonesia yang terbatas menjadi kendala dalam mencapainya.
"Kalau seandainya definisi middle power adalah suatu negara yang selalu aktif berperan, dia bukan termasuk dalam golongan adidaya dan adikuasa. Namun, selalu berperan aktif dalam mengupayakan solusi damai dalam berbagai permasalahan internasional. Sejak merdeka, Indonesia sudah mengambil peran ini," ujarnya, di Jakarta, Senin 13 Februari 2017.
Menurutnya, ketika pertama kali menggelar Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat pada 1955, Indonesia berhasil membawa negara-negara yang baru merdeka untuk memperjuangkan aspirasinya di tengah dunia yang masih didominasi oleh negara-negara kolonial dan imperialis.
Kemudian, di tengah perang dingin yang dikuasi oleh negara adi daya dan adi kuasa, Amerika Serikat dan Uni Soviet, Indonesia menjadi negara aktif mendorong terbentuknya Gerakan Nonblok (GNB) yang memberi ruang bagi negara-negara kecil dan menengah seperti ASEAN.
Pengaruhi negara lain
"Jadi, kekuatan ASEAN itu ada pada kemampuan untuk mengeluarkan norma-norma, seperti misalnya The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia yang mendorong negara-negara ASEAN untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan dan mengutamakan diplomasi," paparnya.
ASEAN, kata Dewi, juga mendorong negara-negara besar untuk mau hadir di forum-forum yang diadakan oleh ASEAN, sehingga negara-negara yang terlibat konflik tetap dapat saling berbicara mengenai masalah dan pandangan mereka.
"Misalnya, ketika Jepang dan China bersitegang karena masalah perebutan wilayah. Keduanya hadir dalam forum yang dibuat oleh ASEAN, jadi mereka punya kesempatan untuk saling berdialog. Nah, ASEAN memfasilitasi," ujarnya.
"Kalau major power identik dengan dia memiliki kemampuan untuk membuat negara lain melakukan sesuatu yang diinginkan. Baik Indonesia maupun ASEAN belum memiliki itu (major power)," papar dia.
Beberapa negara di Kawasan Asia Pasifik dalam beberapa kesempatan telah mengambil peran sebagai middle power untuk mengatasi ketegangan yang muncul guna menuju rule-based order. Negara-negara itu adalah Kanada, Australia, Korea Selatan, Jepang, Indonesia, dan ASEAN. (asp)
Sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/882535-lipi-indonesia-bisa-jadi-major-power-tapi
"Kalau seandainya definisi middle power adalah suatu negara yang selalu aktif berperan, dia bukan termasuk dalam golongan adidaya dan adikuasa. Namun, selalu berperan aktif dalam mengupayakan solusi damai dalam berbagai permasalahan internasional. Sejak merdeka, Indonesia sudah mengambil peran ini," ujarnya, di Jakarta, Senin 13 Februari 2017.
Menurutnya, ketika pertama kali menggelar Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat pada 1955, Indonesia berhasil membawa negara-negara yang baru merdeka untuk memperjuangkan aspirasinya di tengah dunia yang masih didominasi oleh negara-negara kolonial dan imperialis.
Kemudian, di tengah perang dingin yang dikuasi oleh negara adi daya dan adi kuasa, Amerika Serikat dan Uni Soviet, Indonesia menjadi negara aktif mendorong terbentuknya Gerakan Nonblok (GNB) yang memberi ruang bagi negara-negara kecil dan menengah seperti ASEAN.
Pengaruhi negara lain
"Jadi, kekuatan ASEAN itu ada pada kemampuan untuk mengeluarkan norma-norma, seperti misalnya The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia yang mendorong negara-negara ASEAN untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan dan mengutamakan diplomasi," paparnya.
ASEAN, kata Dewi, juga mendorong negara-negara besar untuk mau hadir di forum-forum yang diadakan oleh ASEAN, sehingga negara-negara yang terlibat konflik tetap dapat saling berbicara mengenai masalah dan pandangan mereka.
"Misalnya, ketika Jepang dan China bersitegang karena masalah perebutan wilayah. Keduanya hadir dalam forum yang dibuat oleh ASEAN, jadi mereka punya kesempatan untuk saling berdialog. Nah, ASEAN memfasilitasi," ujarnya.
"Kalau major power identik dengan dia memiliki kemampuan untuk membuat negara lain melakukan sesuatu yang diinginkan. Baik Indonesia maupun ASEAN belum memiliki itu (major power)," papar dia.
Beberapa negara di Kawasan Asia Pasifik dalam beberapa kesempatan telah mengambil peran sebagai middle power untuk mengatasi ketegangan yang muncul guna menuju rule-based order. Negara-negara itu adalah Kanada, Australia, Korea Selatan, Jepang, Indonesia, dan ASEAN. (asp)
Sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/882535-lipi-indonesia-bisa-jadi-major-power-tapi