AK Alfa |
Tidak biasanya senapan semi otomatis yang dibuat untuk sipil mendapatkan cakupan pemberitaan meluas. Namun tidak demikian dengan AK Alfa.
Sebagai sebuah senjata dengan format Kalashnikov, tanah kelahirannya jelas Rusia. Namun kemudian perusahaan Israel mengambilnya, memodifikasi dengan rasa Barat, lalu menjualnya di tanah Uwak Sam yang cenderung berseteru dengan Rusia. Ada apa gerangan?
Ternyata, proyek yang disebut AK Alfa adalah ‘ulah’ dari sebuah perusahaan bernama CAA, Command Arms & Accessories.
CAA yang didirikan oleh para veteran pasukan komando dan zeni Israel tersebut awalnya bergerak di bidang pembuatan dudukan (mounting) beragam aksesoris seperti optik, senter, pembidik laser, ke senapan yang memiliki antarmuka rel Picattinny. Mereka keudian ingin mencoba sesuatu yang baru.
CAA melihat bahwa embargo yang dikenakan AS atas Rusia pada 2014 sebagai peluang emas. Karena Rusia sulit menjual senjatanya, maka CAA mengambil alih untuk memanfaatkan potensi pasar ini. Mereka 300 juta sampai 600 juta pucuk senjata setiap tahunnya.
Mereka pun mengajukan ijin menjadi pabrik senjata ke pemerintah Israel dan disetujui pada 2015. Pendekatan dilakukan dengan gencar ke Saiga, sehingga akhirnya mereka memperoleh ijin untuk membuat AK Alfa dengan basis dari senapan karabin semi otomatis buatan Saiga.
Perubahan yang dilakukan CAA atas AK Alfa cukup ekstensif. Receiver atau kas ala Kalashnikov dibuang seluruhnya, digantikan dengan model receiver atas-bawah yang dihubungkan dengan cross pin.
Sisi bawah receiver dibuat seluruhnya dari bahan polimer, termasuk grip yang dicetak menyatu dengan receiver. Bagian backplate dari grip bisa diganti-ganti dengan model tipis atau tebal sesuai dengan preferensi pengguna.
Di atas grip bisa dijumpai tuas selektor pemilihan mode penembakan dengan model tuas putar ala M16 yang lebih ergonomik di sisi kanan dan kiri. Untuk sipil, setingannya jelas hanya S-1 atau semi auto.
CAA juga berani menjamin kalau ada negara yang tertarik mereka juga bisa menyediakan varian dengan tembakan otomatis. Sementara untuk magasen, AK Alfa menggunakan magasen standar AK-47 untuk varian dengan peluru 7,62x39mm.
Mereka juga menyediakan magasen untuk senapan serbu Galil untuk varian dengan peluru 5,56x45mm. AK Alfa tidak kompatibel dengan magasen M16 standar NATO.
Sementara pada receiver atas dicetak dengan rel Picattinny memanjang sampai ke bagian depan supaya fleksibilitas pemasangan optik bisa maksimal. Handguard bisa dipilih dengan bentuk beragam, mulai dari semi rel atau dengan opsi KeyMod dipasang dengan diikat ke sisi bawah upper receiver.
Dalam paket penjualan, disediakan back up iron sight yang dapat dilipat. Sementara itu, di bagian belakang ada popor lipat yang memiliki bantalan pipi (cheekpad). Popor ini bisa disetel ketinggiannya, berikut popor yang bisa ditarik untuk menyesuaikan panjangnya. Dalam kondisi terlipat, popor melipat ke arah kiri.
Nah, selain mengganti ‘baju’ luar AK Alfa, CAA nyaris tidak melakukan ubahan apa-apa pada laras, batang piston, sistem tabung gas, trigger group dan yang lainnya.
CAA hanya memodifikasi sedikit di bagian bolt receiver dimana tuas pengokang yang biasanya dilas mati ke bolt receiver kini dibuat bisa dilepas-pasang ke sisi kanan maupun kiri.
Tujuannya bukan membuat AK Alfa dapat dioperasikan oleh penembak normal maupun kidal. Jadi di sebelah kiri receiver juga bisa dilihat adanya slot guide untuk bolt carrier.
CAA pun sudah bersiap-siap dan serius untuk memasuki pasar senjata AS yang terkenal dengan persaingan yang ketat. CAA akan mempersiapkan pendirian pabrik di Florida melalui anak perusahaannya, CAA USA.
AK Alfa yang diproduksi oleh CAA USA nantinya justru akan dijual melalui Kalashnikov USA, anak perusahaan Kalashnikov Rusia. Di AS, CAA USA diwakili oleh Letkol (Purn) Mike Hartman, mantan instruktur sekolah penembak runduk Israel. Aryo Nugroho
Spesifikasi AK Alfa
- Basis : Saiga AKL/AKS
- Kaliber : 7,62x39mm ComBloc/ 5,56x45mm
- Panjang laras : 12,3” (micro carbine)/ 16,338” (carbine)
- Panjang : 94cm
- Bobot kosong : 3,5kg
Sumber : http://angkasa.grid.id/