F-16A/B Block 15 OCU TNI AU |
Indonesia bersama Singapura dan Thailand adalah ‘sejawat’ pada masa-masa awal penggunaan jet tempur F-16A/B Fighting Falcon. Meski kuantitas yang dimiliki berbeda setiap negara, kepemilikan F-16 pada awal dekade 90-an turut memberi suasana perimbangan kekuatan militer yang kondusif di kawasan Asia Tenggara. Meski sama-sama sebagai pengguna F-16A/B, faktanya Indonesia kini menjadi yang tertinggal dalam program peningkatan F-16A/B.
Dari 10 unit F-16A/B yang tersisa di Skadron Udara 3 (bahkan saat ini tinggal aktif 9 unit, setelah F-16B TS-1603 pada 14 Maret 2017 mengalami kerusakan akibat overrun di Lanud Roesmi Nurjadin), masih tampil ‘polos’ seperti saat didatangkan pada tahun 1989/1990. Padahal jika dibandingkan dengan F-16 sejawat milik Thailand misalnya, F-16A/B Negeri Gajah Putih kini sudah mampu menggotong dan melepaskan rudal canggih macam AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile) dan AIM-9X Sidewinder. Kemampuan radar-nya pun sudah ditingkatkan, bahkan setara dengan radar F-16C/D Block 52ID TNI AU yang mengusung AN/APG-68 lansiran Northrop Grumman.
Meski tertinggal, namun toh tidak ada kata telat, buktinya pada tahun lalu, tepatnya 16 Maret 2016 sudah ada "permintaan" untuk melakukan program peningkatan kemampuan dan memperpanjang usia pakai pada F-16A/B TNI AU. Dengan nilai sekitar US$50 juta, sasaran program adalah MLU (Mid-Life Uprade). Program yang juga telah pernah dilakukan Belgia, Denmark, Norwegia, Thailand, Singapura, Pakistan, dan Belanda sebagai pengguna F-16A/B Block 15.
Sejatinya program MLU dirancang untuk meningkatkan daya getar F-16A/B Block 15 OCU menjadi setara kemampuan tempur F-16C/D Block 50/52. Pilihan paket MLU pun beragam dan bisa dikustomisasi sesuai kocek negara pengguna, unit pelaksana MLU pun tak harus Lockheed Martin, bisa juga dengan mitra pemegang lisensi produksi F-16, seperti Belanda dan Turki. Seperti MLU pada F-16A/B Pakistan dilakukan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI).
Nah, seperti apakah racikan program MLU untuk F-16A/B TNI AU nantinya? Jawabannya masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari otoritas yang berwenang, namun besar harapan setidaknya MLU atas F-16A/B TNI AU bisa menyamai atau bahkan lebih hebat dari yang telah dilaksanakan Thailand pada tahun 2014 silam. Dikutip dari F-16.net, pada prinsipinya poin-poin utama dalam MLU mencakup peningkatan pada sisi avionik seperti Mission Modular Computer, Fire Control Radar, dan Advanced IFF (identification friend or foe).
Kemudian peningkatan pada layar kokpit dan indikator mencakup Wide Angle Conventional Head Up Display, Multi Function Display, Enhanced Upgraded Programmable Display Generator, Audio/Video Recorder, Helmet Mounted Display, dan Side Stick Controller and Throttle Grip. Jika ada kocek lebih, ada fitur tambahan yang mencakup instalasi Improved Data Modem (IDM), Electronic Warfare Management System (EWMS), Miniaturized Airborne GPS Receiver, Digital Terrain System (DTS), reconnaissance pods, dan Microwave Landing System.
Khusus untuk F-16A/B Thailand, programnya disebut eMLU (enhance Mid-Life Upgrade), pasalnya program upgrade mencakup tiga fase. Dalam program MLU, Lockheed Martin melibatkan Thai Aviation Industry Company Ltd sebagai unit pelaksana upgrade. F-16 Thailand yang telah rampung disulap dalam eMLU kini diberi label F-16AM/BM. (Gilang Perdana)
Sumber : http://www.indomiliter.com/