Boeing 737-200 surveillance TNI AU |
Dinas Penerangan (Dispen) TNI Angkatan Udara melakukan kunjungan ke Makassar, Sulawesi Selatan. Kunjungan tersebut untuk melihat kesiapan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU di Pangkalan Udara Hasanuddin, Makassar.
Kunjungan di Lanud Hasanuddin, Makassar, Rabu (29/3/2017) itu langsung dipimpin oleh Kepala Dispen TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya. Rombongan Dispen AU melihat kesiapan tiga satuan, yakni Skadron 11 dan Skadron 5 dan Detasemen Pertahanan Udara 472 Sultan Hasanuddin.
Kunjungan pertama dilakukan di Skadron 11. Rombongan dipandu oleh Mayor (Penerbang) Setyo Budi. Skadron 11 saat ini memiliki total 16 pesawat Sukhoi yang terdiri atas Sukhoi 27 SK dan Sukhoi 30 SK.
"Di Skadron 11, kita saat ini punya 16 pesawat Sukhoi," jelas Setyo.
Namun beberapa pesawat Sukhoi tersebut sedang tidak berada di Lanud Hasanuddin. Hanya ada empat pesawat yang berada di Skadron 11 Sultan Hasanuddin.
"Ada 2 yang standby jenis Sukhoi 27SKM, 2 pesawat sedang ada di Skadron teknik, 4 pesawat lagi perawatan tingkat besar atau di-upgrade di Belarusia dan 8 pesawat kita move ke Madiun untuk persiapan HUT TNI AU tanggal 9 April," ujarnya.
Setyo menambahkan kegiatan dari Skadron 11 selama ini adalah melakukan pengamanan di pulau terluar Indonesia. "Kita sering operasi di Kupang, Jayapura, dan Tarakan," imbuhnya.
Setelah dari Skadron 11, rombongan menuju ke Skadron 5 Intai Strategis. Kunjungan di Skadron 5 dipandu oleh Komandan Skadron 5 Letkol (Penerbang) Akal Juang. Skadron 5 Intai Strategis memiliki 4 Pesawat Boeing 737-200 Intai dan 1 CN-235.
"Di Skadron 5 ini kami memiliki tugas untuk pengintaian, baik dari udara, laut, maupun darat," kata Akal Juang.
Menurutnya, setiap pesawat yang ada Skadron 5 dilengkapi radar dan kamera yang mampu mengambil data dari ketinggian 3.500 feet. Saat ini pesawat-pesawat tersebut sedang diperbarui sistemnya.
"Sekarang lagi dilakukan pembaruan kamera. Kamera kita ganti dengan yang baru dari Kanada. Dan mission system kita lagi upgrade. Dengan spesifikasi yang baru, nanti diharapkan bisa maksimal dalam tugas pengintaian dan pengamatan maritim," tambahnya.
Juang menambahkan pesawat intai strategis saat ini hanya ada di Lanud Hasanuddin. "Saat ini hanya ada di Makassar untuk pesawat intai," imbuhnya.
Kunjungan berakhir di Detasemen Pertahanan Udara Paskhas 472 Sultan Hasanuddin. Denhanud 472 dilengkapi 2 set persenjataan pertahanan titik.
Komandan Denhanud 472 Mayor (Pasukan) Verial T menjelaskan 1 set terdiri atas 2 meriam jarak jangkau efektif 5 kilometer buatan Swiss, command pos untuk operator radar, dan 2 truk pengangkut dan sejumlah rudal Chiron buatan Korea Selatan dan QW-3 buatan China.
"Sebenarnya persenjataan ini permanen, tapi situasional kita akan geser sesuai pemintaan dari atasan," kata Verial T.
Sumber : https://news.detik.com/