AL India Inginkan jet MiG-29K Rusia untuk Diperkuat - Radar Militer

09 Agustus 2017

AL India Inginkan jet MiG-29K Rusia untuk Diperkuat

 MiG-29K Rusia
 MiG-29K Rusia 

Angkatan Laut India menghadapi masalah perawatan akut dengan 45 pesawat MiG-29K buatan Rusia, yang merupakan satu-satunya pesawat tempur di kapal induk INS Vikramaditya, menurut seorang pejabat senior Angkatan Laut India.
"Kami (Angkatan Laut India) ingin agar pesawat MiG-29K diperkuat untuk melakukan operasi karena mendarat di dek kapal induk hampir seperti hard landing dan pesawat tempur itu perlu perawatan yang sering," kata pejabat Angkatan Laut tersebut.
"Terdapat banyak cacat struktural karena pendaratan di dek," tambah pejabat tersebut.
AL India tidak memasukkan ke dalam kontrak untuk perawatan otomatis pesawat terbang tersebut dengan Rusia saat membeli pesawat tempur MiG-29K pada tahun 2004 dan 2010 seharga $ 2,2 miliar.
"Kini mereka (AL India) sepenuhnya bergantung pada Rusia untuk semua masalah dukungan utama," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan India mengenai Angkatan Laut India. "Kementerian Pertahanan India telah menangani masalah ini dengan Rusia beberapa kali. Meskipun pihak Rusia telah mengirim tim teknis mereka, belum ada solusi yang tuntas. "
Arun Prakash, seorang purnawirawan laksamana Angkatan Laut India dan mantan panglima AL India, lebih kritis terhadap situasi ini: "Sebenarnya bahwa Angkatan Laut India dapat dikatakan mendanai pengembangan pesawat ini (yang sekarang juga diadopsi oleh Angkatan Laut Rusia), dan jika pihak Rusia memiliki etika, mereka harus memastikan bahwa setiap masalah diperbaiki tanpa adanya biaya. "
Menurut pejabat Kementerian Pertahanan India, Hindustan Aeronautics Limited (HAL) hanya dapat sedikit membantu dalam situasi ini: "Tanpa persetujuan dari otoritas pemilik desain, sulit untuk melakukan modifikasi apapun."
HAL saat ini meminta dana dari Angkatan Laut India untuk perawatan dan perombakan 113 mesin termasuk suku cadangnya.
Menurut pejabat Kementerian Pertahanan India, pemerintah India lebih memilih kesepakatan yang melibatkan Angkatan Laut India, Rusia dan HAL untuk melakukan perbaikan struktural pada pesawat tempur MiG-29K.
Seruan untuk memperkuat pesawat tempur tersebut berasal dari sebuah masalah setelah pendaratan di dek. Pesawat tempur MiG-29K dilaporkan memerlukan setting ulang setelah mendarat di dek kapal induk.
"Setiap setelah pendaratan di kapal induk (yang hampir seperti crash landing), komponen pesawat ada yang retak, rusak atau berhenti berfungsi. Pesawat tersebut, lalu dibawa ke bengkel untuk perbaikan/penggantian suku cadang, yang kerap kali harus dikirim dari Rusia," kata Prakash.
Sebuah laporan tahun lalu oleh badan audit independen India, Comptroller and Auditor General of India, mengatakan bahwa MiG-29K diterima secara teknis meskipun ada ketidaksesuaian dan anomali.
"Sejak masuk kedinasan pada bulan Februari 2010, 40 mesin (62 persen) pesawat tempur MiG-29K bermesin ganda telah ditarik dari operasional karena cacat terkait desain," menurut laporan tersebut.
Awal tahun lalu, Angkatan Laut India memasuki pasar global untuk mendapatkan 57 pesawat tempur multirole untuk digunakan pada kapal induk India berikutnya, yang pada hakikatnya berarti mereka telah menolak pesawat tempur MiG-29K.
Meskipun beberapa perusahaan telah menunjukkan ketertarikan pada request for information India, Boeing Amerika Serikat dengan F/A-18E/F Super Hornet; Dassault Prancis dengan Rafale M, Saab Swedia dengan Gripen Maritime dan MiG-29K Rusia, tender formal untuk memulai proses akuisisi pesawat tempur baru belum dikeluarkan.
Pejabat dari Angkatan Laut dan Kementerian Pertahanan India tidak berkomentar mengenai nasib program pembelian tersebut.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb