AU AS Sudah Siapkan Program Pesawat Tempur Siluman Pengganti F-22 Raptor - Radar Militer

27 Agustus 2017

AU AS Sudah Siapkan Program Pesawat Tempur Siluman Pengganti F-22 Raptor

Ilustrasi 

Untuk menjaga keunggulannya, AU AS menginginkan sebuah pesawat tempur generasi keenam untuk menggantikan F-22 Raptor. Langkah ini dilakukan menyusul langkah dari negara-negara pesaingnya yang sudah memiliki pesawat tempur generasi kelima seperti China dengan J-20 atau Rusia dengan Sukhoi Su-57 alias T-50 PAK FA, plus negara-negara lain yang juga punya pengembangan pesawat tempur serupa.
AU AS sementara menamai proyek ini sebagai PCA atau Penetrating Counter Air alias pesawat tempur yang mampu menembus jauh ke garis belakang musuh. Tujuannya apalagi kalau bukan mempertahankan superioritas AS di langit dirgantara sembari mengawal pesawat-pesawat pembom masa depan seperti B-21 Raider yang saat ini juga sudah dikembangkan oleh Northrop Grumman.
AU AS meyakini, bahwa sehebat-hebatnya F-22 Raptor, pengembangan sistem rudal anti pesawat dan pertahanan strategis macam S-400 dan S-500 pada waktunya akan bisa menaklukkan teknologi anti radar yang ada di F-22. Kalau AU AS tidak hati-hati, kasus tertembak jatuhnya F-117 Night Hawk di Balkan pada dekade 1990an bisa terulang lagi dengan F-22 dalam konflik di masa mendatang.
Nah, kalau tema saat F-22 lahir adalah kemampuan pesawat tempur untuk melakukan super cruise atau terbang dengan kecepatan sangat tinggi tanpa perlu menyalakan afterburner, maka untuk proyek PCA, sesuai namanya, fokus akan ditumpukan pada kemampuan pesawat ini untuk terbang dalam jarak jauh untuk mengawal pesawat-pesawat pembom siluman dalam melaksanakan tugasnya. Saat ini pesawat pembom macam B-2 terbang tanpa pengawalan dalam menjalankan misinya, yang di masa depan menjadi beresiko karena lawan juga menggelar sistem senjata siluman pula.
Dengan fokus yang berubah ini, artinya perlu pula dikembangkan teknologi baru terkait mesin yang bisa menawarkan konsumsi bahan bakar yang sangat ekonomis, sembari menawarkan energi yang dibutuhkan untuk melakukan pertempuran pada jarak dekat maupun menengah. Saat ini, tidak ada teknologi mesin pesawat yang bisa menawarkan kedua hal itu secara bersamaan.
Terakhir, PCA pun juga harus menawarkan fitur siluman dengan material baru yang dikembangkan sehingga mempermudah proses perawatan, dan lapisan material RAM (Radar Absorbing Material) yang lebih baik dalam menahan panas sehingga tidak perlu pengecatan ulang secara terus menerus. Salah satu desain yang kelihatannya akan dipakai adalah sayap terbang (flying wing) seperti terlihat dari konsep artis yang dikeluarkan oleh Boeing.
Desain tanpa sirip vertikal akan meningkatkan sifat siluman karena akan semakin memperkecil RCS (Radar Cross Section) dari PCA itu sendiri. Sejauh ini, PCA memang masih konsep di atas kertas, tetapi anggaran yang disediakan AU AS untuk proyek ini saja sebesar US$ 294,7 juta. Bukan jumlah yang main-main sehingga banyak pabrikan besar pun tertarik untuk membuat desain PCA ini.
Yang jelas, AU AS pun harus berhati-hati pula. Kasus pengembangan F-35 yang terus-menerus dihantui keterlambatan pengembangan, masalah perangkat lunak, dan harga yang terus melambung tidak boleh terulang lagi dalam pengembangan PCA. Semoga saja pengembangannya lancar, karena AU AS tidak pernah membuat desain pesawat baru dalam waktu 20 tahun terakhir. (Aryo Nugroho)
Sumber : TSM

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb