![]() |
Stryker Dragoon |
Pada awalnya, Stryker ICV (Infantry Carrier Vehicle) didesain sebagai pasukan infantri mobil dengan dukungan logistik ringan yang bisa digelar secara cepat. Unit penggunanya, SBCT atau Stryker Brigade Combat Team ditugaskan ke Irak dimana AD AS merasa bahwa konsep ini cukup berhasil. Didesain sebagai sebuah panser berat 8x8, Stryker cukup dilengkapi dengan sistem kubah remote M151 Protector dengan senapan mesin berat M2HB atau pelontar granat Mk19 kaliber 40mm.
Namun begitu, pada 2015 ada perkembangan menarik yang terjadi. AS yang menekankan profil yang ringan untuk Stryker justru berbalik 180 derajat. Mereka memesan sistem kubah dengan kanon tembak cepat 30mm untuk unit 2nd Cavalry Regiment 'Dragoons'. Peningkatan kemampuan ini mengubah Stryker yang tadinya berfungsi sebagai angkut pasukan menjadi kendaraan tempur.
Pemilihan upgrade Stryker menjadi Stryker Dragoons bukanlah suatu kebetulan belaka. 2nd Cavalry Regiment saat ini berpangkalan di Vilseck, Jerman, dan merupakan salah satu komitmen pasukan USAREUR atau pasukan AS di Eropa Barat. Merekalah tulang punggung Kavaleri AS yang akan berhadap-hadapan dengan Rusia sebagai musuh bebuyutan.
Cerita serangan Rusia ke Eropa Barat mungkin tidak akan terjadi seperti pada masa Perang Dingin dahulu, tetapi mungkin saja kedua kutub dunia ini bertemu di negara-negara Satelit eks USSR yang saat ini perlahan mulai masuk dalam sasaran Rusia. Adalah mustahil untuk menantang panser dan tank Blok TImur hanya dengan bermodalkan senapan mesin berat 12,7mm. Oleh karena itu, Stryker pun perlu ditingkatkan kekuatannya agar mampu beradu dengan panser Rusia yang rata-rata dilengkapi kanon 30mm.
Maka, satu varian baru Stryker pun diresmikan, dengan nama XM1296 Infantry Carrier Vehicle - Dragoon (ICV-D). AD AS sempat menguji sejumlah kandidat untuk penyedia sistem kubah 30mmnya, sebelum akhirnya memutuskan menggunakan kubah tak berawak Kongsberg MCT-30, yang sebelumnya juga sudah membuat kubah M151 Protector CROWS.
Kubah ini menggunakan kanon Orbital/ ATK 30mm Bushmaster II yang dapat dimodifikasi untuk menembakkan peluru Super 40mm. Daya tembus proyektil 30mm Bushmaster II cukup untuk menghabisi seluruh panser roda ban maupun roda rantai yang dimiliki oleh Rusia, menghancurkan tank sekelas T-72 dari arah samping dan belakang, serta menembus tembok bata standar rumah-rumah.
Perubahan lain yang dilakukan adalah perombakan pada area komandan yang kini dilengkapi lebih banyak LCD dan sistem penembakan untuk kubah MCT-30. Selain itu, Stryker Dragoon juga memperoleh perkuatan pada sistem pengemudian dan transmisi untuk mengadaptasi penambahan bobot kendaraan akibat integrasi kubah. Seluruh Stryker yang dijadikan Dragoon juga sudah dilengkapi dengan sistem double V Hull untuk mengamankan Stryker dari ledakan ranjau.
Saat ini sejumlah awak kendaraan dari 2nd Cavalry Regiment dikirimkan ke Aberdeen Proving Ground dimana mereka berlatih selama enam minggu dengan 4 unit Stryker Dragoon produksi pertama. Setelah mereka selesai, gelombang prajurit berikutnya akan datang, begitu terus selanjutnya sampai seluruh prajurit kavaleri tersebut menguasai pengoperasian kendaraan barunya.
AD AS sendiri menargetkan bahwa harus ada 80 unit Stryker Dragoon yang siap ditugaskan pada akhir tahun anggaran 2018. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pentagon tak segan merogoh koceknya untuk biaya modifikasi sampai lebih dari US$400 juta, suatu jumlah kalau yang dibelikan kendaraan tempur bisa dapat jumlah yang sama dalam kondisi baru. (Aryo Nugroho)