Ilustrasi Kapal Induk Amerika |
Insiden antara kapal militer Iran dengan armada milik Amerika Serikat (AS) lagi-lagi terjadi. Kali ini, kapal pembawa roket Iran mengusir kapal perang AS di Teluk Persia. Sebab, kapal tersebut tertangkap sedang mendekati sebuah kapal nelayan Iran yang rusak parah.
Kapal militer Iran mengeluarkan peringatan keras agar kapal AS itu segera menjauh. Diwartakan Reuters, Minggu (10/9/2017), kapal AS lantas berangsur pergi. Diketahui kemudian, kapal nelayan tersebut masih milik Angkatan Laut (AL) Iran.
Militer Iran menarik kapal nelayan itu ke daratan. Sebelumnya, kapal tersebut mengirimkan sinyal darurat tidak lama setelah berlayar, agar segera ditarik kembali ke daratan. Namun, tidak diketahui kapan persisnya insiden tersebut terjadi di Selat Hormuz.
Ketegangan yang melibatkan armada kapal Iran dengan AS cukup sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Pada awal Agustus, sebuah drone milik Iran hanya berjarak 31 meter (m) dari pesawat tempur milik AL AS ketika sedang bersiap mendarat ke kapal induk di Teluk Persia.
Sebelumnya, pada akhir Juli sebuah kapal AS melepaskan tembakan peringatan kepada kapal Iran. Sebab, kapal Iran tersebut hanya berjarak sekira 137 m, jarak yang dianggap cukup berbahaya. Insiden pada Juli itu merupakan yang pertama kali terjadi di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Politikus Partai Republik itu sempat mengeluarkan pernyataan keras dalam kampanyenya September 2016. Donald Trump berjanji apabila ada kapal Iran yang mempermalukan armada AS di Teluk Persia, maka kapal tersebut berhak untuk menembak sebagai balasannya.
Tensi antara dua negara yang berseteru itu sebenarnya sedikit mereda ketika Washington mencabut sebagian sanksi ekonomi yang dikenakan kepada Teheran pada Januari 2016. Pencabutan dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan nuklir Iran yang tercapai di Wina, Austria, pada Juli 2015.
Akan tetapi, ketegangan kembali muncul karena pemerintahan Donald Trump memilih sikap yang lebih keras terhadap Iran. Negeri Para Mullah dinilai oleh Negeri Paman Sam tidak memenuhi komitmen yang tertuang dalam kesepakatan nuklir tersebut. AS pun sempat berwacana untuk mengenakan sanksi lain karena Iran dianggap tidak mengurangi program rudal serta terlibat dalam konflik Irak dan Suriah.
Sumber : https://news.okezone.com
Kapal militer Iran mengeluarkan peringatan keras agar kapal AS itu segera menjauh. Diwartakan Reuters, Minggu (10/9/2017), kapal AS lantas berangsur pergi. Diketahui kemudian, kapal nelayan tersebut masih milik Angkatan Laut (AL) Iran.
Militer Iran menarik kapal nelayan itu ke daratan. Sebelumnya, kapal tersebut mengirimkan sinyal darurat tidak lama setelah berlayar, agar segera ditarik kembali ke daratan. Namun, tidak diketahui kapan persisnya insiden tersebut terjadi di Selat Hormuz.
Ketegangan yang melibatkan armada kapal Iran dengan AS cukup sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Pada awal Agustus, sebuah drone milik Iran hanya berjarak 31 meter (m) dari pesawat tempur milik AL AS ketika sedang bersiap mendarat ke kapal induk di Teluk Persia.
Sebelumnya, pada akhir Juli sebuah kapal AS melepaskan tembakan peringatan kepada kapal Iran. Sebab, kapal Iran tersebut hanya berjarak sekira 137 m, jarak yang dianggap cukup berbahaya. Insiden pada Juli itu merupakan yang pertama kali terjadi di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Politikus Partai Republik itu sempat mengeluarkan pernyataan keras dalam kampanyenya September 2016. Donald Trump berjanji apabila ada kapal Iran yang mempermalukan armada AS di Teluk Persia, maka kapal tersebut berhak untuk menembak sebagai balasannya.
Tensi antara dua negara yang berseteru itu sebenarnya sedikit mereda ketika Washington mencabut sebagian sanksi ekonomi yang dikenakan kepada Teheran pada Januari 2016. Pencabutan dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan nuklir Iran yang tercapai di Wina, Austria, pada Juli 2015.
Akan tetapi, ketegangan kembali muncul karena pemerintahan Donald Trump memilih sikap yang lebih keras terhadap Iran. Negeri Para Mullah dinilai oleh Negeri Paman Sam tidak memenuhi komitmen yang tertuang dalam kesepakatan nuklir tersebut. AS pun sempat berwacana untuk mengenakan sanksi lain karena Iran dianggap tidak mengurangi program rudal serta terlibat dalam konflik Irak dan Suriah.
Sumber : https://news.okezone.com