Pindad SPR-3 |
Senapan runduk alias senjata sniper untuk penembak jitu yang digunakan oleh TNI banyak ragamnya, terkhusus di segmen kaliber 7,62 x 51 mm NATO, ada sederet nama kondang yang telah dioperasikan beberapa satuan elite di Tanah Air, sebut saja mulai dari Winchester M-70, H&K G3/SG-1, Galil Galatz, Accuracy International Arctic Warfare, SIG 550 Sniper, Rangemaster G2, dan SIG716 Gen2.
Sementara dari dalam negeri, PT Pindad setidaknya telah merilis dua senapan runduk 7,62 mm, yaitu SPR-1, SPR-3 dan SS-3. Yang terakhir disebut, yakni SS-3 kodratnya adalah “Senapan Serbu,” namun SS-3 mengusung kaliber 7,62 x 51 mm dan didesain sebagai Designated Marksman Rifle di setiap pasukan, yaitu senjata untuk penembak jitu dengan range tembakan yang lebih dari senapan serbu biasa (kaliber 5,56 mm), namun tidak sejauh range senapan penembak runduk.
Sebagian besar varian senjata runduk 7,62 mm berasal dari produk impor, sementara jika ditelaah kebutuhan senjata di level ini lumayan besar, maklum satuan infanteri reguler pun idealnya juga dibekali senapan jenis ini. Melihat potensi pasar yang besar di lingkungan TNI, seiring dengan dirilisnya senapan sniper anti material SPR-2 kaliber 12,7 mm, Pindad juga meluncurkan sosok SPR-3.
Dengan mekanisme kerja bolt action, SPR-3 tampil garang layaknya senjata sniper lansiran merek-merek ternama, diantaranya SPR-3 telah dilengkapi picatinny rail, sehingga memudahkan pemasangan teropong bidik. Punya bobot 6,94 kg, senapan dengan panjang laras 660 mm ini dapat menghantam sasaran efektif di jarak 700 meter, namun jika sang sniper memanfaatkan teropong bidik teleskopik 10×5, maka jarak tembak bisa digenjot sampai 900 meter. Pada jarak tembak 700 meter, proyektil MU2-TJS sanggup merobek plat baja setebal 3 centimeter.
Secara teknis, laras SPR-3 menggunakan rifling, yakni alur spiral berulir pada bagian dalam laras. Rifling berfungsi sebagai penyeimbang proyektil dengan cara memutarnya untuk meningkatkan akurasi dan kestabilan aeorodinamis proyektil. Rifling biasanya diukur berdasarkan jarak antara alur ulir (twist) spiral dalam laras senjata api. Alur ini mengindikasikan bahwa peluru harus melalui serangkaian alur berulir untuk dapat keluar dari laras, SPR-3 menggunakan 1 putaran dalam 12 inchi, berarti peluru/proyektil harus melalui satu putaran dalam jarak 12 inchi.
Upaya mengurangi hentakan (recoil) dalam proses penembakkan juga telah dilakukan Pindad, yakni dengan adopsi malt baffle muzzle brake pada ujung laras. Kelebihan lain, SPR-3 dapat memuntahkan peluru subsonic. Peluru subsonic adalah peluru dengan kemampuan perdeman suara, suara yang dihasilkan dari tembakan menggunakan peluru ini akan terdengar “lebih pelan” dari peluru varian lain dalam kaliber yang sama.
Dengan penggunaan teropong bidik, jarak tembak dapat mencapai 900 meter, sementara kecepatan luncur proyektil mencapai 800 - 810 per detik. Sementara bila menggunakan jenis peluru MU2-TJS, kecepatan luncur proyektil ada di kisaran 760 meter per detik, amunisi untuk sniper cenderung punya kecepatan luncur lebih rendah. Secara keseluruhan SPR-3 punya panjang 1.250 mm dan dilengkapi magasin dengan kapasitas 10 peluru. (Bayu Pamungkas)
Sumber : http://www.indomiliter.com/