F-5T Tigris Thailand |
Perusahaan spesialis modifikasi pesawat tempur, Elbit Systems, baru saja mengumumkan kalau mereka memenangkan kontrak senilai US$93 juta dari sebuah negara Asia Pasifik untuk meningkatkan kemampuannya. Walaupun Elbit tidak membuka informasi pelanggannya, jumlah tersebut sama dengan jumlah yang diajukan oleh militer Thailand ke parlemen untuk mendanai peningkatan kemampuan F-5E Tiger II fase kedua. Pengerjaan untuk fase kedua ini akan dilaksanakan selama tiga tahun ke depan.
Fase kedua dari upgrade F-5E ke standar F-5T Tigris akan mencakup empat airframe. Thailand secara agresif mengupgrade total 14 F-5 menjadi standar F-5T yang memberikannya kemampuan setara atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan F-16 Block 15 OCU dan F-16 ADF Fighting Falcon dan bahkan JAS-39 Gripen yang saat ini merupakan pesawat tempur garis depan AU Thailand. F-5T merupakan peningkatan kemampuan kedua setelah pada 1988 AU Thailand melaksanakan first capability upgrade untuk armada F-5E/F nya.
Program F-5T sendiri meliputi perkuatan struktur untuk menambah usia pakai F-5T selama 15 tahun dengan asumsi jam terbang normal. Perubahan lainnya meliputi pemasangan avionik display kokpit baru berbasis MFD (Multi Functional Display) sebanyak tiga buah, sistem datalink berbasis Link-T yang memungkinkan F-5T untuk masuk dalam jaringan manajemen tempur yang digunakan AU Kerajaan Thailand, serta radar baru Elta ELM-2032.
Radar Elta ELM-2032 sendiri merupakan radar AESA (Active Electronically Scanned Array) yang memiliki fitur SAR (Synthetic Aperture Radar) untuk memetakan kondisi permukaan dalam resolusi tinggi sehingga sasaran di darat bisa terlihat. Radar ini memiliki jangkauan sapuan sampai jarak 150 kilometer sehingga F-5T memiliki kemampuan pertempuran di luar jarak visual alias BVR (Beyond Visual Range).
Untuk persenjataan, modifikasi Elbit memungkinkan F-5T untuk menembakkan rudal Rafael Python-4 yang memiliki kemampuan kunci segala aspek, dan bisa dikunci melalui helm pintar Elbit DASH-IV hanya dengan menengokkan pandangan mata, selama masih dalam cakupan sudut penembakan rudal.
Untuk serang darat, F-5T juga akan mampu menggunakan pod elektro optik dan pengarah sasaran Litening 3 sehingga beragam bom pintar berpengendali laser bisa diarahkan secara telak ke sasaran, sembari terbang dalam lindungan sistem ECM (Electric Counter Measure) Skyshield yang bisa membantu mengacak gelombang radar.
Dengan peningkatan kemampuan yang sangat drastis ini, F-5T Super Tigris seakan menjadi pesawat tempur baru yang kemampuannya tak kalah dengan jet tempur generasi keempat. Ditambah dengan profil dan DNA sebagai penempur ringan yang sangat lincah, F-5T akan menjadi penempur yang menakutkan. Di Asia Tenggara, tercatat Thailand dan Singapura yang masih mengoperasikan F-5 yang ditingkatkan kemampuannya. Jadi, menyesalkah TNI AU terburu-buru memensiunkan F-5 Tiger II? (Aryo Nugroho)
eaalah... kita punya malah diapkir.. rupanya kaya betul negara kita dibanding Thailand
BalasHapus