Drone MQ-9 Reaper AS Jatuh Ditembak Rudal |
Kalau ada yang dibenci dari Amerika Serikat, itu adalah kegemarannya untuk ikut turut campur dalam urusan negara lain, terlepas dari apakah alasan yang mendasari keterlibatan itu didasari atas alasan yang valid atau tidak. Dan salah satu alat yang paling sering digunakan AS untuk masuk ke wilayah lain adalah armada drone atau PTTA (Pesawat Terbang Tanpa Awak).
Salah satu PTTA yang paling populer adalah MQ-9 Reaper, drone buatan General Atomics yang ditugaskan untuk mengumpulkan data intelijen melalui kamera yang mampu menghasilakan foto atau video, dan bahkan mengeksekusi serangan presisi berbekal rudal AGM-114 Hellfire atau bom berpemandu laser GBU-12. Di tangan AS, PTTA berubah menjadi mesin pembunuh yang mematikan, mampu melaksanakan misi di tempat yang jauh dan minim dukungan.
Dalam kampanye militer negara-negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi untuk memerangi milisi Houthi yang didukung Iran, diam-diam Amerika Serikat juga turut serta. Kehadiran mereka adalah bertujuan untuk membantu menyediakan data intelijen dan melaksanakan operasi gabungan untuk mengenyahkan Al Qaeda di Yaman. Salah satu caranya adalah dengan menerbangkan MQ-9 Reaper.
Pada 1 Oktober 2017, satu PTTA mata-mata milik AS yang belum pernah terdengar berhasil dijatuhkan lawan di wilayah Yaman tersebut akhirnya takluk di tangan milisi Houthi. MQ-9 milik Amerika Serikat tersengat oleh rudal panggul anti pesawat atau MANPADS (Man Portable Air Defense). Dari cuplikan video yang beredar, MQ-9 tersebut terhantam telak dan jatuh terbakar di wilayah padat dekat ibukota Yaman, Sanaa.
Belum diketahui sistem MANPADS apa yang digunakan oleh pemberontak Houthi. Namun dari sejarah senjata yang berhasil dicegat pengapalannya, pernah tertangkap sejumlah sistem peluncur rudal QW-1 buatan China, tipe yang sama dengan yang saat ini digunakan oleh Paskhas TNI AU.
Menembak PTTA seperti MQ-9 sebenarnya bukan pekerjaan sulit, karena walaupun bentuk pesawatnya sudah menerapkan unsur desain siluman, namun dengan mesin turboprop penggeraknya masih memancarkan emisi panas dan juga terbangnya yang relatif lambat, juru tembak MANPADS bisa menembak PTTA selama mereka bisa mengidentifikasinya secara visual di langit.
Militer AS pun sudah mengakui kalau mereka kehilangan satu unit MQ-9 melalui juru bicara Komando Tengah (Central Command) yang bertanggungjawab atas operasi militer AS di Timur Tengah. Juru bicara Mayor Earl Brown berkata, “Kami mengetahui bahwa pesawat tanpa awak MQ-9 memang tertembak jatuh di Yaman Barat.” AS menolak untuk mengungkap misi atau rute mana yang dipakai oleh MQ-9 nahas itu dengan alasan keamanan.
Dalam operasinya di Yaman, AS sendiri sebenarnya sudah berusaha sebisa mungkin untuk tidak melibatkan diri dalam kampanye koalisi Arab Saudi. Fokus AS di Yaman adalah mencari sel-sel Al Qaeda yang tersisa dan menghancurkannya sebelum tumbuh kembali, bukan memerangi milisi Houthi. Ada kemungkinan kalau milisi Houthi menduga MQ-9 sebagai Wing Loong, PTTA bersenjata buatan Tiongkok milik Arab Saudi. (Aryo Nugroho)