Medium Tank Harimau Hitam Pindad FNSS |
Tanggal 5 Oktober 2017 semakin menjelang, yang artinya even Parade TNI berskala besar dan masif akan semakin dekat. Dengan lokasi penyelenggaraan kembali ke Dermaga Indah Kiat, Cilegon, artinya akan tersedia venue parade berskala besar dimana alutsista darat, laut, dan udara dari masing-masing angkatan akan ditampilkan.
Seperti diketahui, TNI tengah giat membangun kekuatannya dalam rangka memenuhi MEF (Minimum Essential Forces) atau Kekuatan Esensial Minimum. Caranya ya dengan cara melakukan pembelian alutsista baru untuk menambah daftar kekuatan TNI. Sejak penyelenggaraan HUT TNI terakhir, telah banyak alutsista baru yang berdatangan ke tanah air sebagai bagian dari pemenuhan kontrak pembelian yang sudah diadakan.
Nah, Parade HUT TNI ke-72 adalah merupakan ajang bagi TNI untuk memamerkan alutsista canggih yang telah dibeli, dalam rangka pertanggungjawaban kepada rakyat terhadap penggunaan uang pajak yang sudah dihabiskan untuk membeli alutsista yang harganya juga tidak murah.
Penulis akan membuat tulisan berseri mengenai daftar alutsista apa saja yang akan ditampilkan oleh masing-masing angkatan sehingga pembaca bisa mendapatkan gambaran seperti apa pembangunan kekuatan TNI yang telah berjalan.
Karena banyaknya alutsista yang dilibatkan, penulis tidak memasukkan alutsista seperti MBT Leopard 2Ri, Astros II, atau Nexter CAESAR yang sudah pernah tampil dalam parade sebelumnya. Berikut adalah daftar alutsista baru yang akan dipamerkan TNI AD pada 5 Oktober nanti.
1. Howitzer Gerak Sendiri M109A4BE
Howitzer gerak sendiri M109A4BE adalah sistem howitzer berbasis platform roda rantai M109A4 buatan Amerika Serikat. TNI AD membeli 20 unit howitzer 155mm ini dari Belgia, yang sudah ditingkatkan kemampuannya dengan sejumlah modifikasi yang membuatnya berbeda dibandingkan M109A4 biasa untuk meningkatkan keamanan awak yang mengoperasikan.
2. Arisgator
Arisgator adalah modifikasi dari M113 untuk membuatnya mampu melaksanakan operasi amfibi yaitu pendaratan pantai dan penguasaan sungai dan rawa. Modifikasi dilakukan oleh perusahaan Italia ARIS yang menambahkan sejumlah kit apung di moncong, buritan, dan sisi sehingga Arisgator memiliki daya apung yang lebih baik dibandingkan dengan M113 biasa.
3. Pandur FSV dan ICV
Panser 8x8 Pandur II dibeli TNI AD dari General Dynamics Land Systems Eropa. Panser ini dibeli untuk mengisi kebutuhan Kavaleri dan Infantri sekaligus. Dengan kemampuan amfibi dan olah gerak prima, Pandur II dianggap cocok untuk digunakan di Indonesia. Varian yang ditampilkan adalah FSV (Fire Support Vehicle) dengan kubah CMI C3105 yang menggunakan Meriam 105mm dan varian ICV (Infantry Combat Vehicle) dengan kubah RCWS UT30MK2.
4. Mistral MPCV dan ATLAS
Mistral MPCV dan ATLAS adalah paket pembelian sistem pertahanan udara jarak dekat dari perusahaan MBDA. Varian yang lebih mahal yakni MPCV memiliki sistem elektro optik yang lebih canggih dan didasarkan pada rantis Renault Sherpa 3A yang diimpor langsung. Sebagai kompensasi transfer teknologinya, PT. Pindad Persero memperoleh kontrak pengadaan sistem Mistral ATLAS yang lebih sederhana sebanyak puluhan unit. Mistral ATLAS didasarkan pada platform rantis 4x4 Komodo Long Chassis.
5. Panser kanon Badak
Panser kanon badak adalah platform panser 6x6 yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat dipasangi kubah CMI CSE-90LP dengan kanon Cockerill Mk3 Low Pressure kaliber 90mm. Panser kanon badak berbagi mesin dan sistem transmisi dengan Anoa, tetapi tentu saja didesain dengan siluet yang lebih rendah. Panser ini sudah menjalani sertifikasi uji tembak dan saat ini masih mengerjakan tahapan sertifikasi selanjutnya. Pemerintah menyatakan sudah berniat untuk memesan 50 unit Badak.
Medium Tank Pindad adalah satu prioritas program pengembangan alutsista mandiri yang diinisiasi oleh KKIP. Dibangun bekerjasama dengan perusahaan FNSS dari Turki, Medium Tank tersebut akan tampil perdana di hadapan publik dalam HUT TNI ke-72. Medium tank Pindad menggunakan sistem kubah C3105 buatan CMI Defence Belgia. Untuk sementara, Medium Tank Pindad diberi nama Harimau Hitam atas usulan dari PT. Pindad. Nama finalnya akan ditentukan oleh Presiden Joko Widodo.
7. Starstreak
Sistem rudal Starstreak dibeli oleh TNI AD karena kemampuan luncur rudalnya yang berkecepatan sangat tinggi. Menggandeng PT. LEN Industri sebagai mitra lokal, Thales membangun dua varian dari Starstreak yakni Rapid Ranger yang berbasis kendaraan taktis Uro Vamtac dari Spanyol dan varian LML (Lightweight Multiple Launcher) berbasis kendaraan Land Rover. Varian LML terdiri dari tiga rudal yang dioperasikan oleh satu orang awak. (Aryo Nugroho)