MQ-4C Triton |
Salah satu program prioritas AL AS di luar kapal perang dan pesawat tempur adalah menyiapkan kemampuan pengintaian canggih dengan menggunakan pesawat terbang tanpa awak (PTTA) atau yang dikenal awam sebagai drone. Proyek prestisius tersebut ditumpukan pada kemampuan MQ-4C Triton BAMS (Broad Area Maritime Surveillance).
Penggunaan MQ-4C Triton akan memampukan AL AS memiliki mata pengintai yang dapat terbang jauh melebihi jangkauan pesawat berawak, menawarkan kemampuan terbang otonom sesuai program, dan meminimalkan resiko atas awak agar tidak tertembak jatuh di atas wilayah lawan, serta desain yang sulit dilacak radar lawan. MQ-4C Triton dikerjakan oleh pabrikan Northrop Grumman.
Sensor yang dibawa adalah radar AESA yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi sasaran permukaan dan udara, bola sensor optik EO/IR, AIS (Automatic Identification System) untuk memeriksa identitas kapal permukaan, antena ESM (Electronic Support Measures) untuk mendeteksi emisi radar, maupun sistem Link-16 untuk menerima dan mengirim informasi dari platform kawan.
Satu skadron yang akan mengoperasikannya sudah dibentuk pada tahun 2016 yaitu Unmanned Patrol Squadron (VUP) 19 atau Skadron Patroli Nirawak ke-19. Mereka berkekuatan 130 orang dan berpangkalan di Pangkalan Udara Jacksonville, Florida dan menginduk kepada Wing Patroli dan Intai ke-11 bersama dengan pesawat intai maritim P-8 Poseidon. MQ-4 dan P-8 akan didesain untuk berpatroli bersama, untuk keperluan intai strategis maupun patroli anti kapal selam.
Pada 9 November lalu, AL AS menerima MQ-4C pertamanya yang mendarat di Pangkalan AL AS Point Mugu di Ventura County. MQ-4C sendiri berukuran besar, sepadan dengan pesawat penumpang Boeing 757. MQ-4C dapat menangkap objek di darat dengan jelas dari ketinggian 55.000 kaki dan mengirimkannya ke perwira analis secara langsung, dan mampu terbang selama 24 jam non stop tanpa perlu mendarat untuk mengisi bahan bakar.
Proyek ini nantinya akan terwujud dalam total tiga unit MQ-4C dengan nilai total 1,16 Milyar Dolar AS yang kontraknya ditandatangani pada April 2008 dan pengerjaan dimulai pada 2011. MQ-4C terbang perdana pada Mei 2013 dan menyelesaikan seluruh pengujian pada Februari 2016. AL AS pada akhirnya akan membeli 68 unit MQ-4C Triton dan akan disebar ke seluruh armadanya di seluruh dunia. MQ-4C yang pertama operasional diperkirakan akan ditugaskan untuk armada ketujuh di Semenanjung Korea. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com