Krisis Kapal Selam ARA San Juan Semakin Rumit - Radar Militer

26 November 2017

Krisis Kapal Selam ARA San Juan Semakin Rumit

Rute Kapal Selam ARA San Juan
Rute Kapal Selam ARA San Juan 

Kasus menghilangnya kapal selam AL Argentina ARA San Juan semakin rumit. Jika kemarin dikabarkan bahwa terjadi ledakan di dekat lokasi terakhir kapal selam yang menghapus harapan para kerabat awak yang menunggu di daratan, masih tetap ada satu pertanyaan, apa yang terjadi, dan dimana sisa-sisa kapal selam tersebut jika memang meledak di dalam air?
Cara AL Argentina menangani krisis ini juga dikritik banyak pihak karena dianggap menyembunyikan informasi. Sanak saudara awak kapal selam yang menunggu di Mar del Plata merasa dibohongi. Presiden Argentina Mauricio Macri akhirnya turun tangan untuk menenangkan rakyatnya.
Beliau meminta agar tidak perlu mencari-cari kesalahan sebelum seluruh fakta yang ada diketahui. Iapun datang ke markas besar AL Argentina dan mengumumkan penyelidikan resmi, tetapi menekankan bahwa ARA San Juan yang umurnya sudah 34 tahun ada dalam kondisi yang prima.
Saat ini tercatat sudah 12 negara yang ikut dalam misi pencarian ARA San Juan, termasuk AL AS yang sudah menurunkan 2 unit ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk mencari di kedalaman air. Rusia menjadi negara terakhir yang bergabung dan menawarkan bantuannya untuk mencari kapal selam nahas tersebut.
ARA San Juan sendiri dilaporkan menghilang pada 15 November 2017, saat berangkat untuk misi latihan dari Pangkalan AL Chile di Ushuaia, Tierra del Fuego yang merupakan titik paling selatan di Bumi yang dihuni oleh personel militer. Kapal selam tersebut melintas di dekat Kepulauan Falklands yang sempat diperebutkan Argentina dan Inggris, dan akhirnya menghilang setelah komunikasi terakhir pada pukul 07.30. Kapal selam tersebut tidak pernah tiba di tujuannya, Pangkalan AL Argentina di Mar del Plata.
Dalam kontak pertama, kapal selam melaporkan terjadinya korsleting listrik dan kegagalan sistem listrik. Menurut seorang perwira AL Argentina, Gabriel Galeazzi, ARA San Juan muncul ke permukaan dan membuka lini komunikasi. Laporannya adalah terjadi korsleting di sistem baterai kapal selam. ARA San Juan kemudian diperintahkan untuk kembali ke pangkalan Mar del Plata dengan segera.
Komandan ARA San Juan, Cdr. Pedro Martin Fernandez yang sudah memimpin ARA San Juan sejak 2015 sekali lagi melaporkan bahwa masalah korsleting di sistem baterai masih terjadi, tetapi langkah perbaikan darurat telah dilakukan dan kapal selam akan mulai menyelam dan melanjutkan perjalanannya ke Mar del Plata.
Setelah kontak terakhir pukul 07.30 atau 10.30 GMT tersebut, sang komandan yang memiliki istri dan tiga orang anak yang tinggal di Mar del Plata tersebut hilang bersama kapal selam dan 43 awak lainnya, termasuk seorang perwira wanita Eliana Maria Krawczyk yang merupakan perwira kapal selam wanita pertama AL Argentina.
Jika memang baterai yang bermasalah tersebut terbakar atau meledak, akibatnya bisa katastrofik. Sebuah kapal selam diesel elektrik membawa baterai kering densitas tinggi dengan kapasitas yang sangat besar. Kebakaran pada baterai dapat memicu api yang menyedot banyak atau bahkan semua oksigen di dalam kapal dan menghancurkan atau melemahkan struktur, apalagi jika kapal dalam kondisi sedang menyelam di bawah permukaan.
Pukul 01.30 GMT, sensor milik AS melaporkan terjadinya ledakan. AL Argentina terlambat mengetahui hilangnya kapal selam karena dalam kondisi normal, kapal selam hanya perlu melapor dua kali dalam sehari. Ketika batas kontak kedua terlewati, barulah kepanikan terjadi. Dan sampai hari ini, ARA San Juan masih tetap dicari, seiring doa dan harapan para istri dan sanak saudara yang kian menipis setiap detiknya. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb