SIG SG550-1 Sniper, Senapan Runduk Marinir TNI AL dan Gegana Polri - Radar Militer

27 November 2017

SIG SG550-1 Sniper, Senapan Runduk Marinir TNI AL dan Gegana Polri

SIG SG550-1 Sniper
SIG SG550-1 Sniper 

Ketika pabrikan lain baru sampai ke meja gambar atau paling jauh purwarupa senapan designated marksman, SIG sudah maju selangkah dengan merilis varian SIG 550-1 pada tahun 1989. SIG membuat 550-1 dengan korps penegak hukum sebagai fokusnya, oleh karena itu penggunaan peluru 5,56x45mm NATO tetap dijadikan sandaran utama.
Terasa kontroversial memang, mengingat daya penetrasi peluru 5,56 mm yang terbatas melawan obyek keras dan rompi anti peluru. Namun di balik keputusan tersebut, SIG rupanya lebih mengejar kemampuan mengambil tembakan lanjutan. Dengan efek tolak balik peluru 5,56 mm yang kecil, diharapkan agar penembak tidak kehilangan fokus bidikannya pasca penembakan, dan mampu mengambil tembakan kedua dengan cepat apabila diperlukan.
Selain itu, peluru 5,56 mm juga tidak memiliki potensi overpenetrasi seperti halnya ketika menggunakan peluru 7,62 mm/.308 sehingga ideal untuk digunakan dalam situasi yang membutuhkan kehadiran penembak jitu di perkotaan.
Untuk mencapai tujuan diatas, SIG melakukan perombakan total atas SIG 550. Hasilnya, 550-1 menjadi senapan yang sangat user friendly karena banyak bagiannya yang bisa disesuaikan. Total jenderal, ada 11 titik yang bisa diatur, diantaranya bantalan popor, bantalan pipi, pistol grip, hand rest, mounting teleskop, sampai kaki-kaki (bipod) buatan Parker-Hale yang sudah dipasang sebagai standar.
Tidak hanya naik turun, beberapa asesori seperti pistol grip didesain untuk memanjakan penggunanya, karena bisa pula disetel kemiringan grip dan ketinggian hand restnya untuk menyesuaikan dengan ukuran telapak tangan. Yang paling oke, walaupun SG550-1 dirombak habis popornya, tetapi ternyata masih bisa dilipat untuk meningkatkan mobilitas. Mekanisme operasi SIG 550-1 juga masih sama dengan 550 standar, hanya saja moda penembakan diubah ke semi-auto yang disokong dengan two-stage trigger pull yang mantap untuk tarikan pelatuk penembak runduk yang pasti.
Sementara itu, jaminan akurasi datang dari laras yang sepenuhnya baru. Tercipta dari metode cold-hammer forging seperti kakaknya, laras sepanjang 25,6 inci ini “digemukkan” sehingga memiliki profil heavy barrel setebal 0,750 inci. Laras tebal ini menjanjikan sebaran getaran yang lebih merata, dan yang pasti, lebih tahan panas sehingga grouping dari tembakan ke tembakan dijamin tetap konsisten.
Kalau sudah begitu, SIG 550-1 jelas aman bila disuplai dari magasen berkapasitas tinggi. Bawaan standarnya memang magasen 20 peluru, namun bila dipasok dari magasen 30 peluru, 550-1 juga tidak menolak. Bila ingin menembak dari posisi bertiarap tanpa terganggu, disediakan magasen 5 peluru. Yang jelas, magasennya harus menggunakan magasen standar SIG 550 yang berbeda dibandingkan dengan magasen standar NATO.
Berpindah ke laras, SIG kelihatan sekali menaruh perhatian lebih bagi mata sang senjata. Untuk 550-1, disediakan mounting yang sudah taat pada standar NATO STANAG 2324/ Euro Rail. Bawaan standar 550-1 adalah teleskop Kahles ZF-10 yang hinggap di banyak senapan runduk terkenal Eropa seperti Blaser R93, Steyr SSG, dan Sako TRG. Bila ingin alternatif lain, sudah menunggu pabrikan Zeiss, Hensoldt, atau Kern. Zeiss punya seri Diavari-Z 2,5x10 yang bisa diiluminasi dengan tenaga baterai, sementara Hensoldt menawarkan teleskop 10x dengan fitur beta-light bertenagakan tritium.
Sayang, SIG-550-1 tidak menyertakan pisir-pejera konvensional dalam paket standarnya, sehingga mau tidak mau senapan memang harus dioperasikan dengan teleskop. Sebagai gantinya, lokasi eks pejera ditempati anti-mirage band berupa lembaran lembaran polimer hitam yang terbujur memanjang di seluruh foregrip.
Fitur yang tiada duanya di dunia ini berfungsi menahan dan menekan munculnya fatamorgana yang timbul akibat pengaruh panas penembakan dari gas block yang ada di bawahnya. Dengan kemampuan tembakan cepat, fatamorgana yang dihasilkan oleh gas panas hasil penembakan bisa menjadi ancaman tersendiri bagi bidikan teleskop bila tidak ditangani, dan inovasi pada SG 550-1 sniper sukses menjadi obat ampuhnya.
Segenap inovasi di atas tidak ada gunanya bila tidak berbicara tentang akurasi yang jadi inti tiap senapan runduk. Biarpun SIG menganjurkan GP90 sebagai munisi standar, 550-1 tidak menolak munisi standar militer NATO yang tersedia luas. Diuji dengan peluru standar militer 55gr M193 (setara MU-4TJ) dan 62gr M855 (setara MU-5TJ), 550-1 tampil tidak terlalu mengecewakan. Akurasi dengan M193 mencapai 1,45 MOA, sementara M855 bermain di kisaran 1,22 MOA.
Kelihatannya twist laras 550-1 yang 10:1 lebih mendukung peluru yang lebih berat dan memiliki karakteristik cepat. Hasil akurasi tersebut masih akan meningkat lagi bila peluru yang digunakan adalah peluru standar kompetisi (match). SIG berani menjamin, dengan peluru match, 550-1 bisa menampilkan performa sub-MOA yang diidam-idamkan banyak penembak jitu di seluruh dunia. Di Indonesia adalah Korps Marinir TNI AL dan Gegana Brimob yang mengoperasikan SIG 550-1 Sniper sejak pertengahan 1990an. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb