Rusia Lakukan Latihan Militer Zapad 2017, Sekedar Memanaskan Mesin Perang atau Persiapan Invasi? - Radar Militer

28 Desember 2017

Rusia Lakukan Latihan Militer Zapad 2017, Sekedar Memanaskan Mesin Perang atau Persiapan Invasi?

Latihan Militer Zapad 2017
Latihan Militer Zapad 2017 

Rusia mengakhiri tahun 2017 dengan menyelenggarakan latihan militer skala besar Zapad 2017 pada bulan September 2017. Latihan tersebut disambut dengan rasa was-was oleh negara-negara NATO, seperti dikutip dari beberapa media internasional (23/12). Laporan dalam media barat seperti Bild Jerman (24/12) mengatakan bahwa latihan yang sudah selesai itu merupakan skenario Rusia untuk menyerang Eropa Barat.
Bukan apa-apa, dalam sejarahnya latihan militer Rusia bersandi Zapad (Barat), Vostok (Timur), Tsentr (Tengah) yang diselenggarakan sejak 2008 digunakan sebagai persiapan atau gladi resik dalam rangka invasi, seperti yang pernah dilakukan Rusia terhadap Georgia dan kemudian Ukraina.
Kalau pembaca TSM masih ingat, Rusia menyelenggarakan latihan Kavkaz 2008 di Kaukasus Utara yang berbatasan dengan Georgia. Rusia waktu itu secara resmi mengumumkan hanya mengerahkan 8 ribu pasukan, tapi kenyataannya ada 40 ribu pasukan yang kemudian menggebrak dan menyerbu Georgia setelah latihan resmi berakhir. Hanya karena tekanan internasional saja Rusia tidak memasuki Tbilisi, ibukota Georgia.
Nah, dalam latihan militer Zapad 2017 yang diselenggarakan di Distrik Militer Barat, Kementerian Pertahanan Rusia secara resmi menyebut ada 12.700 prajurit yang digelar, walau pengamat independen mengatakan Rusia sebenarnya menggelar antara 60.000 sampai 70.000 prajurit dengan ratusan kendaraan tempur, tank, dan helikopter bersenjata.
Sejumlah analis mengatakan bahwa latihan Zapad 2017 ini menjadi gladi bersih bagi persiapan operasi militernya di Laut Baltik dan Perairan Kutub sebagai persiapan skenario pendudukan atas Latvia, Lithuania, dan Estonia yang merupakan negara anggota NATO. Rusia akan memilih strategi memotong akses Polandia ke Lithuania sehingga tiga negara tersebut akan terkunci dan NATO akan kesulitan menggelar kekuatan untuk membela tiga negara eks Pakta Warsawa tersebut.
Ketiga negara tersebut kemudian akan menjadi pangkalan aju untuk menyerang Eropa Barat dengan serangan simultan ke Jerman, Finlandia, Swedia, Norwegia, kemudian menyusul Belanda dan Perancis, dan akhirnya Rusia akan menstabilisasi kekuatannya di sekitar Baltik.
Dengan tingkat kekuatan militer Eropa Barat yang kepayahan karena anggaran terus dipotong, NATO diperkirakan akan kesulitan menyiapkan pertahanan. Presiden AS Donald Trump sendiri sudah mengkritik dan mendorong agar negara Eropa Barat menyiapkan anggaran sebesar 2 persen dari APBN tahunannya, sesuai komitmen dengan NATO.
Namun skenario sensasional tersebut sebenarnya terbantahkan ketika Zapad 2017 dilaksanakan. Pasukan yang digelar jumlahnya biasa saja, dan tidak beda dengan latihan militer yang diselenggarakan oleh negara lain, dengan jumlah pasukan sekitar 40.000 prajurit yang terbagi di beberapa tempat, memang masih di atas jumlah resmi yang diumumkan.
Rusia menskenariokan bahwa Zapad 2017 sebagai latihan militer Rusia untuk menghadapi kemungkinan terburuk bila harus berhadapan dengan NATO di Belarusia yang merupakan sekutu Rusia. Latihan tersebut bertujuan agar Rusia mampu menahan serangan di awal, lalu kemudian memukul balik NATO. Jadi, mana yang benar? (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb