F-16 Turki |
Suriah yang mulai bisa menata keamanan negerinya setelah berhasil memukul mundur ISIS dan Jabhat al Nusra mulai menegakkan kedaulatan wilayahnya. Deputi Menteri Luar Negeri Faisal Meqdad mengeluarkan ancaman kepada Turki, bahwa jika Turki mengirimkan jet-jet tempurnya di wilayah Afrin, Suriah, maka hal tersebut akan dianggap sebagai tindakan agresi militer dan akan dihadapi oleh Suriah dengan kekerasan pula.
Turki sendiri memang cari gara-gara dengan mengancam untuk menyerang milisi Kurdi yang ada di wilayah Suriah, dan pada 2016 Turki melancarkan operasi militer Perisai Eufrat yang memasuki wilayah Suriah dengan alasan untuk menghantam ISIS.
Namun pada kenyataannya Turki lebih tertarik untuk memukul pasukan pemberontak Kurdi dan menciptakan zona aman bagi pasukannya. Selain itu, kampanye militer Turki berakhir memalukan setelah sejumlah tank-tanknya, termasuk MBT Leopard 2A4 dan M60A3 RISE berhasil dihancurkan oleh Kurdi dan juga ISIS.
Aksi Turki yang mengancam Suriah tersebut sendiri sebenarnya disebabkan oleh rencana Amerika Serikat untuk menciptakan BSF (Border Security Force) yakni pasukan penjaga perbatasan yang akan memanfaatkan pasukan SDF Kurdi yang moderat dan berafiliasi dengan Amerika Serikat. Dikutip dari RT (18/1) BSF akan digelar di sepanjang perbatasan Suriah dengan Irak dan Turki serta Lembah Sungai Eufrat.
Rencana Amerika Serikat ini dianggap sebagai ancaman bagi Turki yang setelah bertahun-tahun memerangi pemberontak Kurdi yang sebenarnya hanya menginginkan wilayah otonom untuk mereka sendiri.
Dari sisi Suriah, rencana ini dipandang sebagai suatu maksud tersembunyi AS untuk memecah belah Suriah, namun Suriah sendiri juga tidak mau kalau Turki melakukan aksi main hakim sendiri dengan menyerang masuk ke wilayah Suriah. Di masa lalu, Suriah sudah pernah mengerahkan baterai rudalnya untuk menembak jatuh jet tempur F-4 Phantom II milik AU Turki pada 2012. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com