Militer Rusia Uji Coba Lebih dari 200 Teknologi Senjata Baru |
Kota-kota di Suriah telah menjadi tempat uji coba bagi teknologi senjata terbaru militer Rusia selama bertahun-tahun.
Mantan komandan Rusia, yang kini menjadi anggota parlemen, Vladimir Shamanov mengatakan, lebih dari 200 senjata baru yang dikembangkan oleh ilmuwan Moskwa telah diuji coba dalam peperangan di Suriah.
Shamanov bahkan menyebut sudah lebih dari setengah juta nyawa melayang akibat persenjataan yang diuji coba militer Rusia selama perang tujuh tahun di negara itu.
"Saat kami membantu saudara-saudara kami di Suriah, kami juga menguji coba hingga lebih dari 200 jenis persenjataan baru," kata Shamanov di hadapan parlemen, Kamis (22/2/2018).
Serangan Drone Shamanov mengisyaratkan senjata-senjata baru tersebut telah "berhasil" dan membuat rezim Suriah memesan stok persenjataan, yang kemungkinan besar akan digunakan untuk kepada rakyat mereka sendiri.
Dilansir dari The New Arab, kekuatan penjualan senjata Rusia telah terlihat dalam penyerangan lima hari di timur Ghouta pada pekan ini. Hal yang menurut Shamanov patut "dibanggakan" Moskwa.
"Bukan suatu kebetulan jika saat ini mereka datang kepada kita dari berbagai sisi untuk membeli senjata dari kita, tak terkecuali negara-negara yang bukan sekutu kita," ujarnya.
"Hari ini, industri militer kita menjadikan tentara kita terlihat sebagai sesuatu yang pantas dibanggakan," tambahnya.
Rusia telah menjadi penyedia terbesar bagi gudang persenjataan rezim Suriah yang telah digunakan selama masa perang.
Perang di negara itu terjadi sejak 2011, dipicu aksi brutal pasukan rezim untuk menekan aksi demonstrasi damai. Menyebabkan munculnya pembelotan massal dari tentara Suriah.
Rusia mulai terlibat dalam perang pada 2015, ketika pasukan yang setia pada presiden Bashar al-Assad menderita kekalahan saat menghadapi pemberontak.
Sejak "bergabungnya" Rusia dalam peperangan, rezim telah berhasil menekan pasukan pemberontak ke daerah kantong oposisi, namun juga menimbulkan banyak korban jiwa dari rakyat sipil.
Dalam serangan oleh rezim Suriah ke wilayah timur Ghouta dalam lima hari menimbulkan korban tewas dari warga sipil hingga 400 jiwa.
Rusia menolak tuduhan terlibat dalam pembantaian tersebut, meski pesawat tempur mereka kerap terlihat terbang di atas wilayah oposisi yang terkepung selama pemboman. (Agni Vidya Perdana)
Sumber : http://www.kompas.com/