Combat Boat 90 (CB90) |
Tenggelamnya KMC (Kapal Motor Cepat) Komando AD-16-05 milik Kodam Jaya di Perairan Kepulauan Seribu pada Senin (12/3/2018) sontak mengingatkan kita pada kiprah wahana yang kondang disebut Combat Boat ini. Lepas dari musibah yang kini masih dalam penyelidikan, hadirnya KMC jelas menambah dukungan operasional bagi beberapa satuan kewilayahan (Kodam TNI AD) yang memiliki basis area perairan.
Dan bila Indonesia baru mengenal alutsista ini pada 2014, maka sebaliknya negeri jiran Malaysia lebih dahulu mempelopori adopsi combat boat. Persisnya sejak 1999, AL Kerajaan Malaysia (TLDM) telah mengoperasikan Combat Boat 90 (CB90) buatan Swedia.
Dari catatan wikipedia.org, setidaknya kini Malaysia mengoperasikan 17 unit CB90, 12 unit diantaranya adalah varian CB90HEX yang lebih maju. Meski beda ‘akhir’ dengan nasib KMC Komando TNI AD, namun CB90 Malaysia juga pernah mengalami insiden. Seperti pada 5 Oktober 2014, CB90 TLDM dengan nomer CB204 dilaporkan hilang lantaran terkena badai dan gelombang tinggi di sekitar Pulau Labuan. Namun untungnya CB90 dengan 7 awaknya berhasil ditemukan pada 6 Oktober, setelah panggilan darurat CB90 didengar oleh kapal patroli KD Paus.
Dari investigasi, diketahui saat hilang kontak, CB90 mengalami masalah pada mesin dan kemudi. Sementara berkaca pada keterangan sementara yang telah menimpa KMC Komando, diketahui mesin kapal mati dan kemudian kapal dihantam gelombang tinggi.
Punya bodi laksana pensil, KMC Komando dengan panjang 17,6 meter, lebar 4,2 meter dan bobot 23 ton, menjadikan kapal ini rawan ‘digulingkan’ oleh gelombang, terlebih dalam kondisi mesin mati, maka kapal sulit untuk mengembalikan posisinya bila mendapat sapuan gelombang. Sebagai perbandingan, CB90 punya panjang 15,9 meter, lebar 3,8 meter dan bobot standar 20,5 ton.
Meski KMC Komando punya desain sedikit lebih besar daripada CB90, namun KMC Komando produksi PT Tesco Indomaritim juga dilengkapi dengan pintu (ramp door) untuk keluar masuk pasukan dari depan haluan. Konsep ini sangat memudahkan untuk mendaratkan pasukan di area yang sedikit menyempit. Kehandalan lain yang diperlihatkan, kapal dapat melaju hingga menyentuh bibir pantai, layaknya LCU (Landing Craft Utility). Dengan kemampuan-nya yang mendukung misi amfibi, maka di negara asalnya, AL Swedia mengadopsi CB90 untuk kebutuhan Swedish Amphibious Corps.
Bergabung dengan Saab
CB90 atau Stridsbåt 90, diproduksi oleh dua galangan asal Swedia, yakni Sundin Dockstavarvet dan Muskövarvet. CB90 sendii dirilis perdana pada 1991. Sejak diluncurkan, sampai saat ini sudah lebih 300 unit CB90 dalam beragam varian digunakan beberapa negara. Di luar Swedia dan Malaysia, pengguna CB90 adalah Yunani, Meksiko, Norwegia, Inggris dan Amerika Serikat. Dikutip dari weaponews.com (25/12/2017), disebutkan kedua galangan yang memproduksi CB90 telah diakuisisi Saab AB per 29 Desember 2017, dan menjadi unit usaha di dalam Saab Kockums. Dengan nilai US$47,3 juta, saat ini Saab Kockums tengah memproduksi pesanan tambahan 18 unit CB90 dari Kementerian Pertahanan Swedia.
Umumnya, CB90 dilengkapi dengan persenjataan tiga unit Senapan Mesin Berat (SMB) M2HB 12,7 mm, dimana satu diantaranya dioperasikan dengan sistem RCWS (Remote Control Weapon System). Bila dibituhkan, dudukan tinggal diganti dengan pelontar granat otomatis 40 mm. Rudal pun dapat dibawa, seperti RBS 17 Hellfire, dan dapat pula menggotong ranjau dan bom laut (depth charge) 2,8 ton. Dapur pacu CB90 disokong dua mesin diesel Scania DSI14 V8 x 625 bhp, dan dua waterjet Kamewa FF. Kecepatan maksimum CB90 mencapai 40 knots (74 km per jam), sementara jarak jelajahnya hingga 440 km pada keceopatan 20 knots. (Bayu Pamungkas)
Sumber : http://www.indomiliter.com/