Tiongkok merayakan 70 tahun pemerintahan Partai Komunis Tiongkok dengan parade militer pada hari Selasa kemarin (01/10) yang menampilkan pencapaian teknologi persenjataan negara tersebut, termasuk beberapa UAV.
Persenjataannya mencakup pesawat intai dan serang tanpa awak dari berbagai jarak dan berbagai ketinggian.
![]() |
Drone UAV Tiongkok |
Diantaranya adalah sebuah drone intai berkecepatan tinggi dan ketinggian tinggi, WZ-8, satu-satunya UAV dengan cat berwarna hitam seluruhnya dalam parade, tampil dihadapan publik untuk pertama kalinya.
UAV WZ-8 kemungkinan mampu terbang dengan kecepatan supersonik tinggi dan memiliki kemampuan stealth, kata analis militer. Mereka menambahkan bahwa drone baru tersebut memiliki bentuk seperti belati. WZ-8 nampaknya digerakkan oleh motor roket berbahan bakar cair, tidak terlihat adanya air intake pada tubuhnya.
Penggunaan motor roket tersebut dapat mempengaruhi fleksibilitas dan jangkauannya, karenanya UAV WZ-8 dimaksudkan untuk diluncurkan di udara melalui pesawat pembom atau pesawat angkut (nampak suspension lug pada punggung UAV, untuk menggantungkan UAV pada pesawat pengangkutnya).
Drone dapat memberikan data pengintaian yang lebih handal daripada satelit. Keuntungan terbesar dari drone adalah bahwa ia dapat secara efektif mengumpulkan intelijen secara real time dengan cara yang terkendali dibandingkan dengan platform lain seperti satelit, kata Wu Jian, editor Defense Weekly di bawah Xinmin Evening News yang berbasis di Shanghai, seperti dikutip oleh Global Times.
Wu menjelaskan bahwa satelit dapat melakukan pengintaian hanya ketika satelit berada di atas target, membuatnya rentan terhadap deteksi oleh pasukan musuh.
"Di sisi lain, drone intai berkecepatan tinggi dan ketinggian tinggi tidak akan memiliki masalah ini. Drone ini dapat secara efektif melakukan misi pengintaian dan berkomunikasi dengan pasukan Tiongkok mengenai kapan harus melancarkan serangan,” Wu menegaskan.
UAV baru lain yang dipamerkan di Beijing adalah drone serang jarak jauh GJ-11, yang memiliki desain flying wing mirip dengan pembom strategis AS B-2 yang dirancang untuk menyerang sasaran jauh di dalam wilayah musuh tanpa terdeteksi dan melepaskan senjata yang tersimpan dalam weapon bay-nya untuk menghancurkan sasaran-sasaran penting musuh. Pengamat militer berspekulasi bahwa GJ-11 mungkin adalah versi terakhir dari drone stealth Sharp Sword (Lijian) yang pertama melakukan uji terbang pada tahun 2013, dikarenakan kemiripan bentuk kedua drone tersebut.
GJ-11 yang dipamerkan kemarin memiliki exhaust yang lebih tersembunyi dan aspek belakang yang secara lebih streamline. Bagian intake mungkin juga telah direvisi. Sulit untuk mengetahui dari gambar dan video yang tersedia dari parade tersebut, apakah sistem intake atau exhaust-nya telah menampilkan sejenis ducting yang dapat lebih menyembunyikan mesin, terutama permukaan bilah kipasnya, sehingga lebih meningkatkan kualitas stealth drone tersebut.
Eksekutif Deputi Direktur Parade Militer Kantor Komando Gabungan Tiongkok, Mayor Jenderal Tan Min mengatakan bahwa, semua senjata yang dipamerkan tersebut sudah memasuki kedinasan aktif.(Angga Saja-TSM)
Sumber : airrecognition.com