Letnan Dua (Nav) Eveline Putri Indah Sari merupakan perempuan pertama yang menjadi navigator TNI AU. Ia lulus bersama 13 navigator dan 19 penerbang di Sekolah Penerbang TNI Angkatan Udara.
"Hal ini menunjukkan, bahwa peran wanita di TNI Angkatan Udara mendapat kedudukan yang sama dalam pelaksanaan tugas seperti halnya para prajurit pria,” kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna saat Upacara Praspa dan Wingday Sekbang A-96 serta Wingday Seknav A-13, Senin, 4 November 2019.
Letnan Dua (Nav) Eveline Putri Indah Sari |
Ditemui wartawan seusai upacara Wing Day, Eveline Putri Indah Sari yang berusia 23 tahun ini mengaku tidak percaya menjadi navigator wanita pertama di TNI AU.
"Pertama, saya tidak menyangka menjadi seorang navigator karena sebelumnya belum ada navigator dari seorang perempuan," kata dia.
Ia mengaku memang awalnya berminat menjadi penerbang. Karena ia merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara 2018. “Tapi rezekinya saya menjadi navigator," kata dia.
Meski awalnya ragu, perempuan asal Magelang kelahiran 29 Desember 1996 ini berjanji akan melakukan yang terbaik agar tidak mengecewakan TNI Angkatan Udara dan membuktikan kemampuannya.
Ia juga mengatakan sudah mendapatkan penugasan di Skadron Udara 31 Halim Perdanakusuma dengan pesawat C130.
Orang tua Eveline, Kolonel Ferdinandus, mengatakan tidak mengarahkan anaknya itu untuk menjadi navigator. Menjadi navigator TNI Angkatan Udara, kata dia, merupakan pilihan anaknya itu. "Dulu saya ingin cita-citanya menjadi dokter karena pintar," kata dia.
Sekolah Penerbang TNI Angkatan Udara meluluskan sebanyak 19 penerbang muda Sekbang A-96 PSDP TNI 32 dan 13 navigator lulusan Sekolah Navigator Angkatan 13.
Selama kurun waktu 10 bulan, para siswa mengikuti pendidikan di Sekolah Navigator TNI AU. Setiap siswa mendapatkan berbagai pelajaran yang berkaitan dengan dunia penerbangan. Seperti lambangja, airmanship, map and chart, dead reckoning navigation, plotting, low level navigation, aviation law, air delivery personel and cargo dan lain-lain.
Selain itu, masing-masing siswa pun mendapatkan pelajaran praktik bernavigasi sebanyak 145 jam terbang dengan menggunakan pesawat Cessna sebanyak 15 jam terbang pada fase awal, dan 130 jam terbang di pesawat angkut ringan Casa C212-200 Aviocar dan CN-295 di fase lanjutan bina terbang.(Muh. Syaifullah (Kontributor))
Sumber : https://www.tempo.co/