radarmiliter.com - Sebanyak 35 tentara Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam Komando Eropa-Amerika Serikat (EUCOM) positif terinfeksi baru, COVID-19. Hal itu membuat 2.600 personel militer dan sipil di EUCOM diisolasi.
"2.600 (personel) berada dalam isolasi diri sebagai tindakan pencegahan karena perjalanan atau alasan lain. Orang-orang ini belum tentu sakit, tetapi mungkin telah terpapar dan sedang melakukan uji tuntas mengikuti langkah-langkah pencegahan kesehatan; angka itu termasuk mereka yang mungkin telah dites, tetapi tidak positif, dan mereka yang memang dites positif adalah 35 (personel)," kata Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Tentara Amerika Serikat |
Komandan tertinggi NATO, Jenderal Todd Wolters, juga mengonfirmasi pernyataan Pentagon. "EUCOM dan NATO sedang mempersiapkan skenario terburuk sehubungan dengan potensi penyebaran virus corona baru," ujar Wolters.
Dia tidak merinci skenario terburuk apa yang akan dijalankan, namun dia menyuarakan permintaan dukungan. "Selama berbulan-bulan, kami telah mengambil langkah-langkah pencegahan," kata Wolters, yang juga merangkap sebagai komandan EUCOM, seperti dikutip Military.com, Sabtu (21/3/2020).
Menurut Wolters, 35 kasus infeksi telah terdeteksi di antara 72.000 tentara AS di Eropa. Sedangkan 2.600 personel lainnya dia gambarkan masuk dalam kategori "memprihatinkan".
"Sejauh ini, pasukan masih dalam kondisi baik," kata Wolters, yang menambahkan bahwa kesiapan belum terpengaruh. "Semua dari mereka" mereka yang telah dites positif dan mereka yang berada di karantina "tetap dalam kondisi baik," paparnya.
Wolters juga mengatakan bahwa dia belum melihat indikasi sejauh ini bahwa Rusia atau pun separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur berusaha untuk mengambil keuntungan dari penyebaran virus corona di Eropa untuk memajukan posisi mereka.
"Saya belum (melihat), tapi saya akan memberitahu Anda bahwa saya mencarinya dengan sangat cermat," katanya. "Tapi pada titik ini, dari tempat saya, saya belum melihat itu."
Dari Portugal di barat, hingga Rumania di timur" dan khususnya di Italia dan Spanyol" virus tersebut telah menghancurkan ekonomi, sistem perawatan kesehatan, dan tatanan sosial dari 29 anggota aliansi NATO. Tetapi Wolters menekankan bahwa penyebaran virus sejauh ini tidak memengaruhi kemampuan pasukan NATO untuk menanggapi ancaman, baik sekarang atau pun di masa depan. (Muhaimin)
Sumber : https://www.sindonews.com/