radarmiliter.com - Irak berencana untuk mempercepat akuisisi sistem pertahanan udara S-400 Triumf buatan Rusia (penamaan NATO: SA-21 Growler), menurut surat kabar Irak Al Sabaah.
"Masalah [kemungkinan akuisisi S-400 ] telah dibahas dengan para pejabat yang bertanggung jawab di Komando Umum militer [Irak]. Kesepakatan [potensial] sekarang sedang menunggu persetujuan yang akan dibuat oleh Perdana Menteri," ungkap ketua Komite Parlemen Irak untuk Masalah Pertahanan dan Keamanan Adel Abdul Mahdi kepada 'Al Sabaah' pada 18 April.
Menurut dia, kesepakatan itu dapat didukung dan difinalisasi oleh pemerintah koalisi Irak baru yang akan dibentuk. "Komite akan mendukung keputusan pemerintah Irak [di masa depan] di bidang ini. Kami akan memberi saran [pemerintah] dengan cara yang tepat. Kami tidak dapat mengoperasikan hanya sistem senjata buatan Barat karena negara ini perlu mendiversifikasi akuisisi sumber-sumber persenjataannya, " kata Adel Abdul Mahdi.
Sistem Pertahanan Udara S-400 Triumf |
Pada Januari 2020, Karim Alawi, seorang anggota Komite Masalah Pertahanan dan Keamanan, mengatakan kepada surat kabar Wall Street Journal yang berbasis di Amerika Serikat bahwa negara itu akan mempertimbangkan potensi akuisisi S-400 dari Rusia. Namun, kontrak apa pun belum ditandatangani saat ini.
Jaringan pertahanan udara militer Irak tampaknya relatif lemah. Menurut laporan Neraca Militer 2019 yang diterbitkan oleh Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London, Komando Pertahanan Udara Irak telah menerjunkan 24 Pantsir-S1 (penamaan NATO: SA-22 Greyhound), beberapa sistem pertahanan udara jarak pendek M1097 Avenger, sistem pertahanan udara portabel Igla-S (SA-23 Grinch), senjata anti-pesawat ZU-23-2 23 mm, dan S-60 57 mm anti- senjata pesawat terbang.(paijor)
Sumber : armyrecognition.com