radarmiliter.com - India akan berhenti mengimpor 101 peralatan militer dalam upaya meningkatkan produksi industri pertahanan dalam negeri, kata menteri pertahanan Rajnath Singh pada hari Minggu.
Singh mengatakan langkah tersebut mengikuti seruan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk kemandirian industri pertahanan.
Saat ini India adalah salah satu importir senjata terbesar di dunia.
Dikutip dari Reuters, 9 Agustus 2020, India telah mempercepat pembelian peralatan militer setelah bentrokan perbatasan pada Juni antara pasukan India dan China. Pemerintah India menyetujui pembelian 33 jet tempur Rusia dan memperbarui teknologi 59 pesawat lama lainnya pada Juli.
Jet Tempur India |
"Embargo impor rencananya akan diterapkan secara progresif antara tahun 2020 hingga 2024," tulis Singh lewat kicauan Twitter.
"Tujuan kami adalah untuk memberi tahu industri pertahanan India tentang persyaratan yang diantisipasi dari Angkatan Bersenjata sehingga mereka lebih siap untuk mewujudkan tujuan nasionalisasi," kata Singh.
India memiliki tradisi membeli peralatan militer dari Rusia, tetapi akhir-akhir ini semakin banyak membeli peralatan tempur dari Amerika Serikat dan Israel. Modi telah berulang kali menyerukan untuk menghentikan ketergantungan militer karena impor yang mahal.
Antara April 2015 dan Agustus 2020, departemen pertahanan India telah mengontrak barang senilai sekitar 3,5 triliun rupee (Rp 683,8 triliun) yang sekarang masuk dalam daftar pembelian.
Pemerintah memperkirakan sekitar 4 triliun rupee (Rp 781,5 triliun) pesanan militer saat ini akan disandingkan bersama dengan industri dalam negeri selama lima hingga tujuh tahun ke depan.
Daftar barang yang diembargo termasuk sistem senjata berteknologi tinggi, senjata artileri, sistem sonar, pesawat angkut, helikopter tempur ringan (LCH), kata Singh.
Kementerian pertahanan juga telah membagi anggaran pengadaan modal untuk tahun 2020/2021 antara rute pengadaan dalam dan luar negeri, tambahnya.
"Anggaran terpisah telah dibuat dengan pengeluaran hampir 520 miliar rupee (Rp 101,5 triliun) untuk pengadaan modal dalam negeri pada tahun keuangan saat ini," kata Singh.
Ketegangan antara India dan China mencapai puncaknya dalam beberapa tahun setelah bentrokan di bentangan perbatasan yang disengketakan di Himalaya barat di mana India kehilangan 20 tentara.
Pakar militer mengatakan India kekurangan pesawat tempur, helikopter, dan senjata lapangan karena rendahnya anggaran militer India selama bertahun-tahun.
Sumber : https://tempo.co