CN-235-220 MPA |
Singapore Airshow 2016 resmi dibuka Selasa (16/2). Acara ini berlangsung di Changi Exhibition Centre, Singapore. Memanfaatkan moment itu, PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) tampil kembali dalam ajang Internasional Singapore Air Show 2016.
Keikutsertaan PTDI dalam acara rutin dua tahunan ini dalam upaya perluasan pemasaran dan peningkatan penjualan berbagai produk dan jasa yang dihasilkan selama ini. Acara yang akan berlangsung dari 16-21 Februari 2016 dihadiri oleh lebih dari 1.000 perusahaan dari 50 negara, termasuk di dalamnya 65 perusahaan dari 100 perusahaan dirgantara terbaik dunia. Booth PTDI berada di nomor C77.
PTDI mengikuti Singapore Airshow dengan membawa CN-235-220MPA yang telah dioperasikan TNI Angkatan Laut yang merupakan pesawat patroli kelas medium yang sangat cocok dan unggul untuk mengemban misi patroli maritim dalam mengawasi dan menjaga lautan yang luas. Selain itu memiliki kemampuan untuk patroli maritim, juga memiliki daya jelajah hingga 11 jam, mampu mendeteksi sasaran kecil, memiliki kamera pengintai resolusi tinggi untuk pencitraan dan juga memiliki FLIR yang dilengkapi dengan infrared sehingga dapat mendeteksi sasaran di malam hari.
Pesawat CN-235 produk PTDI yang saat ini sudah banyak dioperasikan sejumlah negara antara lain Brunei Darussalam 1 unit, Malaysia 8 unit, Thailand 2 unit, Pakistan 5 unit, Uni Emirate Arab 7 unit, Korea Selatan 12 unit dan Indonesia sendiri sebanyak 12 unit. Saat ini PTDI tengah menyelesaikan pesanan TNI AU, TNI AL, Senegal, Vietnam, Fhilipina dan Thailand.
PTDI dalam pameran ini juga mempromosikan pesawat N219 hasil karya anak bangsa. Pesawat N219 merupakan pesawat turboprop berkapasitas 19 penumpang yang memiliki keunggulan short take of landing dan mudah dioperasikan di daerah terpencil, mempunyai kemampuan self starting tanpa bantuan ground support unit, memiliki kabin terluas di kelasnya dan memiliki teknologi Multihop Capability Fuel Tank, teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya.
PT DI : Harus Masuk Pasar Pesawat Komersial
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Budi Santoso mengatakan perusahaan industri pesawat terbang tersebut harus masuk ke industri pesawat komersial agar tetap eksis.
"Kami harus masuk ke pesawat komersial karena pasarnya lebih besar dibanding pesawat militer," kata Budi di kantor PT DI, Bandung, Kamis (11/2).
Budi tidak menampik bahwa PT DI saat ini bisa tetap "hidup" karena adanya pesanan pesawat militer dari pemerintah Indonesia maupun pemerintah negara lain untuk keperluan pertahanan.
Namun ia menjelaskan bahwa permintaan untuk pesawat alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak selamanya ada. "Alutsista itu kalau pas banyak, banyak (pesanan). Tapi kalau lagi turun, turun (pesanannya). Jadi tidak konstan," kata Budi.
Pemerintah Indonesia juga meminta agar PT DI mulai memproduksi pesawat-pesawat komersial agar tetap bisa eksis tanpa bergantung pada pesanan pesawat alutsista.
Namun demikian, kata Budi, bukan berarti PT DI mengurangi produk alutsistanya. "Tapi dengan hidup di pesawat komersial ini kami juga masih punya kemampuan membuat alutsista. Biasanya semua perusahaan yang membuat alutsista juga membuat pesawat komersial," kata Budi.
Budi yang juga pernah memimpin PT Pindad mencontohkan perusahaan Boeing yang terkenal dengan produk pesawat komersialnya juga banyak memproduksi alutsista.
"Boeing kan terkenalnya pesawat komersial, tapi lebih dari 50 persen penjualannya itu alutsista," ujar Budi.
Saat ini PT DI sudah mengeluarkan produk pesawat komersial N219 dan sedang mengembangkan pesawat komersial terbarunya yakni N245.
"Jadi kita mulai dengan N219 dan mudah-mudahan kalau desainnya benar kita bisa 'launching' N245," ujar dia.
Sumber : http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/02/16/o2mxp3368-pt-di-bawa-cn235-di-singapore-air-show-2016