UAV Rajawali - 330 |
TNI-AD telah menandatangani kontrak untuk tiga UAV surveillance and reconnaissance sayap tetap Rajawali-330.
Platform UAV tersebut didasarkan pada UAV intai sayap tetap UMS SKELDAR F-330 dan saat ini sedang dikembangkan bersama dengan lisensi oleh produsen peralatan pertahanan Indonesia, PT Bhinneka Dwi Persada (BDP). UMS Skeldar merupakan perusahaan joint venture baru antara Saab dan perusahaan UAV Swiss UMS Aero.
"Kontrak ini diberikan pada bulan Desember 2015", kata Christeven Bong, executive engineer PT BDP, dalam sebuah wawancara dengan IHS Jane di Airshow Singapore 2016 pada 16 Februari. "Kontrak meliputi tiga UAV operasional dengan sensor terkait, tiga UAV pelatihan, dan komponen komando-dan-pengendalian terkait seperti konsol operator," kata Bong. Namun ia menolak untuk mengungkapkan nilai kontrak, menyebutnya sebagai suatu kerahasiaan.
Rajawali-330 memiliki panjang keseluruhan 2,27 m, tinggi 0,9 m, dan rentang sayap 3,3 m. Memiliki berat take-off maksimum 21,5 kg dan dapat membawa muatan maksimum 10 kg. Ditenagai oleh mesin piston tunggal, Rajawali-330 memiliki kecepatan tertinggi 70 kt dan kecepatan jelajah 43 kt. Pada muatan maksimum, UAV memiliki daya tahan terbang lebih dari delapan jam.
Platform yang akan diserahkan kepada TNI-AD masing-masing akan membawa satu kamera elektro-optik/ inframerah untuk pengawasan siang hari dan malam, satu kamera hyperspectral, dan satu kamera pemetaan dengan kemampuan Light Detection and Ranging (LIDAR).
Menurut perusahaan, platform pertama akan diserahkan pada akhir Maret 2016 dan pengiriman berikutnya dilakukan pada akhir tahun ini.
Sumber : http://janes.com/