Simulasi Pembajakan di Laut |
Angkatan Laut (AL) Indonesia (TNI AL) dengan Republic Singapore Navy (RSN) mensimulasikan penanganan pembajakan di laut dalam latihan bersama (Latma) bersandi "Exercise Eagle Indopura 2016" di Perairan Singapura.
"Itu merupakan skenario dalam manuvra lapangan yang merupakan langkah-langkah pengamanan Maritime Security (Marsec)," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman dalam keterangan pers di Surabaya, Jumat.
Dalam skenario itu, Motor Vessel (MV) Bintuni yang sebenarnya adalah KRI Teluk Bintuni-520 menjadi lakon dalam simulasi itu.
Saat itu, ABK dari MV Bintuni telah melaporkan kepada Satgas Exercise Eagle Indopura 2016 bahwa di dalam MV Bintuni telah terjadi pembajakan dan pembajak akan meledakkan MV Bintuni.
Dengan adanya laporan tersebut, tim Exercise Eagle Indopura 2016 langsung berkoordinasi dengan unsur pesawat patroli TNI AL CN-235 untuk mengamankan sektor area pembajakan.
Akhirnya, tim menerjunkan satu tim komando pasukan katak (Kopaska) Koarmabar yang onboard di Helly Bell HU-417 melaksanakan fast rope menurunkan pasukan menuju anjungan MV Bintuni dan membebaskan sandera di anjungan tersebut.
Dalam simulasi pada Kamis itu (3/3), Satgas juga menurunkan droping dan boarding pasukan Satkopaska Koarmatim dari KRI Sultan Iskandar Muda-367 untuk melumpuhkan pelaku pembajakan MV Bintuni yang berada di geladak terbuka dan geladak bawah.
Dalam waktu bersamaan, RSS Gallant yang merupakan kapal perang Republic Singapore Navy (RSN) menurunkan tim NOU yang diterjunkan untuk mencari dan menjinakkan bom yang berada di MV Bintuni.
Selain itu, KRI Sultan Hasanuddin-366 dan RSS Tenacious melakukan manuvra penyekatan.
Dengan kecepatan, ketepatan dan kesiapsiagaan waktu yang telah ditentukan, para pasukan elit TNI Angkatan Laut (Satkopaska) dan Tim NOU Republic Singapore Navy yang tergabung dalam Satgas Exercise Eagle Indopura 2016 melumpuhkan para pembajak yang berada di MV Bintuni yang sedang melaksanakan pelayaran di Laut Jawa.
"Dalam latihan itu memang diharapkan seluruh unsur dalam Exercise Eagle Indopura 2016 untuk melatih kemampuan personel TNI AL dan RSN dalam bidang taktik dan prosedur operasi maritim," katanya.
Selain itu, meningkatkan mutual trust building sehingga memberikan kontribusi dalam kerja sama di bidang pertahanan di laut, sehingga akan meningkatkan persaudaraan antarnegara ASEAN yang memiliki misi menjaga stabilitas keamanan Asia Tenggara.
Simulasi itu menandai berakhirnya Latihan Bersama (Latma) Indopura 2016. Secara resmi, Latma itu ditutup dalam sebuah upacara penutupan yang diikuti oleh Komandan KRI Sultan Hasanuddin (SHN)-366 Letkol Laut (P) Sandharianto dan Komandan KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 Letkol Laut (P) Ashari Alamsyah serta para prajurit RSN saat sandar di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (4/3).
Latma yang melibatkan dua kapal perang Royal Singapore Navy (RSN) RSS Tenacious dan RSS Gallant itu memiliki fungsi untuk meningkatkan hubungan diplomatis kedua negara, latihan ini juga sebagai penanda hubungan kerja sama selama 40 tahun antara TNI Angkatan Laut dan RSN. (*)
Dalam skenario itu, Motor Vessel (MV) Bintuni yang sebenarnya adalah KRI Teluk Bintuni-520 menjadi lakon dalam simulasi itu.
Saat itu, ABK dari MV Bintuni telah melaporkan kepada Satgas Exercise Eagle Indopura 2016 bahwa di dalam MV Bintuni telah terjadi pembajakan dan pembajak akan meledakkan MV Bintuni.
Dengan adanya laporan tersebut, tim Exercise Eagle Indopura 2016 langsung berkoordinasi dengan unsur pesawat patroli TNI AL CN-235 untuk mengamankan sektor area pembajakan.
Akhirnya, tim menerjunkan satu tim komando pasukan katak (Kopaska) Koarmabar yang onboard di Helly Bell HU-417 melaksanakan fast rope menurunkan pasukan menuju anjungan MV Bintuni dan membebaskan sandera di anjungan tersebut.
Dalam simulasi pada Kamis itu (3/3), Satgas juga menurunkan droping dan boarding pasukan Satkopaska Koarmatim dari KRI Sultan Iskandar Muda-367 untuk melumpuhkan pelaku pembajakan MV Bintuni yang berada di geladak terbuka dan geladak bawah.
Dalam waktu bersamaan, RSS Gallant yang merupakan kapal perang Republic Singapore Navy (RSN) menurunkan tim NOU yang diterjunkan untuk mencari dan menjinakkan bom yang berada di MV Bintuni.
Selain itu, KRI Sultan Hasanuddin-366 dan RSS Tenacious melakukan manuvra penyekatan.
Dengan kecepatan, ketepatan dan kesiapsiagaan waktu yang telah ditentukan, para pasukan elit TNI Angkatan Laut (Satkopaska) dan Tim NOU Republic Singapore Navy yang tergabung dalam Satgas Exercise Eagle Indopura 2016 melumpuhkan para pembajak yang berada di MV Bintuni yang sedang melaksanakan pelayaran di Laut Jawa.
"Dalam latihan itu memang diharapkan seluruh unsur dalam Exercise Eagle Indopura 2016 untuk melatih kemampuan personel TNI AL dan RSN dalam bidang taktik dan prosedur operasi maritim," katanya.
Selain itu, meningkatkan mutual trust building sehingga memberikan kontribusi dalam kerja sama di bidang pertahanan di laut, sehingga akan meningkatkan persaudaraan antarnegara ASEAN yang memiliki misi menjaga stabilitas keamanan Asia Tenggara.
Simulasi itu menandai berakhirnya Latihan Bersama (Latma) Indopura 2016. Secara resmi, Latma itu ditutup dalam sebuah upacara penutupan yang diikuti oleh Komandan KRI Sultan Hasanuddin (SHN)-366 Letkol Laut (P) Sandharianto dan Komandan KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 Letkol Laut (P) Ashari Alamsyah serta para prajurit RSN saat sandar di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (4/3).
Latma yang melibatkan dua kapal perang Royal Singapore Navy (RSN) RSS Tenacious dan RSS Gallant itu memiliki fungsi untuk meningkatkan hubungan diplomatis kedua negara, latihan ini juga sebagai penanda hubungan kerja sama selama 40 tahun antara TNI Angkatan Laut dan RSN.
Sumber : http://www.antarajatim.com/lihat/berita/173754/al-indonesia-singapura-simulasikan-pembajakan-di-laut