Sukhoi Su-35 Rusia |
Keberhasilan Rusia pada perang di Suriah membuat sejumlah negara tertarik dengan senjata baru sedang diuji oleh Rusia di medan perang Suriah, termasuk pesawat Su-35. Vietnam dikatakan ingin membeli satu skuadron Su-35, menurut surat kabar Kommersant.
Kolumnis keuangan Kommersant mengatakan dalam bulan bulan terakhir, lembaga kerjasama teknis militer Rusia (FSMTC), telah menerima banyak permintaan dari negara Asia dan Afrika yang ingin membeli pesawat tempur baru Rusia, dan nilai kontrak ini jauh melebihi biaya uang Rusia untuk perang di Suriah.
FSMTC mengatakan pada 12 Oktober 2015, Aljazair telah memesan 12 pesawat tempur pengebom Su-32 (versi ekspor dari Su-34), dengan harga minimal $ 600 juta. Aljazair juga meminta penugasan 1 pesawat Su-35 di Tamanghasset dengan alasan untuk pengujian pesawat dan peralatannya.
Kommersant mengatakan bahwa Aljazair akan membeli setidaknya 10 pesawat Su-35 dengan kontrak setidaknya 850-900 juta USD.
“Indonesia, Vietnam dan Pakistan tertarik dengan pesawat Su-35.
Indonesia dan Vietnam ingin memiliki Su-35 untuk melengkapi armada pesawat Su-30MK2 sebelumnya.
Jakarta mengatakan akan membeli 10 unit Tahap Awal, Hanoi juga dalam pembicaraan untuk membeli 1 skadron Su-35, “kata sumber itu kepada Kommersant dari FSMTC. Vietnam ingin membeli satu armada Su-35 dengan jumlah 12 pesawat.
Kedua kontrak dengan Vietnam dan Indonesia akan bernilai miliaran dolar per kontrak.
Pakistan juga memesan enam pesawat Su-35 (senilai sekitar $ 500 juta).
Selain jenis pesawat, kemampuan senjata Rusia lainnya dalam perang Suriah juga menarik pelanggan internasional.
Helikopter tempur Mi-28NE, pesawat transportasi Il-76 untuk Aljazair, Ka-52 untuk Mesir, dan terutama tank T-90 untuk negara-negara Teluk yang tertarik setelah melihat pemberontak Suriah yang menggunakan rudal TOW Amerika untuk menghantam tank T-90 pasukan pemerintah Suriah, namun tidak menyebabkan kerusakan terhadap tank T-90.
Siatem rudal pertahanan udara jarak jauh S-400 juga menjadi perhatian Saudi Arabia.
Total nilai kontrak untuk membeli senjata baru, jika tercapai akan bernilai 6-7 miliar dolar, lebih murah dibandingkan dengan biaya 33 miliar rubel ($ 480 juta) biaya yang dikeluarkan Rusia untuk membayar perang di Suriah.
Singkatnya, setelah 6 bulan perang di Suriah, Rusia telah mengadopsi taktik “satu panah menjatuhkan 2 burung”. Perang Suriah adalah latihan pertempuran darat skala menengah bagi tentara di medan perang, di mana demonstrasikan senjata-senjata baru untuk menarik perhatian pelanggan, menurut Kommersant yang mengutip seorang pejabat pertahanan.
Sumber : IM