Rantis GAZ-330 Tigr |
GAZ-330 Tigr merupakan kendaraan taktis 4×4 yang dibuat oleh perusahaan MIC, berdasarkan hasil riset bersama antara perusahaan Bin Jabr Group dari Uni Emirat Arab dan GAZ. Riset tersebut menghasilkan Nimr untuk UEA dan Tigr untuk pesanan Kementerian dalam negeri Rusia.
Tigr sendiri cukup unik, karena menggunakan mesin diesel Cummins B180 kapasitas 5.900cc dengan daya 180hp yang masih diimpor. Varian yang digunakan oleh Kementerian dalam negeri Rusia menggunakan mesin GAZ-562 3.200 cc turbodiesel dengan daya 197 hp. Sosoknya gagah dan berukuran besar, bolehlah disandingkan dengan Humvee dari Amerika Serikat. Seluruh tubuhnya dilapis panel balistik tebal dengan sudut-sudut kaku. Seluruh jendela dilindungi dengan kaca balistik, termasuk bagian depan, panel pintu depan, dan dua kaca berbentuk kapsul di belakang yang dilengkapi dengan firing port.
Nah, dalam pameran International Army Technical Forum 2016, perusahaan VPK (Voyenno-Promishlennaya Kompaniya) menampilkan konsep Tigr yang revolusioner: kendaraan tak berawak plus kubah RCWS (Remote Controlled Weapon System) Uran-9 dengan kanon tembak cepat Shipunov 2A72 kaliber 30×165 mm, yang merupakan kanon standar pada kendaraan tempur BMP-2. VPK membuat kendaraan ini bekerjasama dengan 766th UPTK JSC (Upravlenie Proizvodstvenno-Tekhnologicheskoi Komplektacii) atau Departemen Rekayasa dan Manufaktur. Tampilan kendaraan jelas lebih sangar, karena biasanya Tigr paling banter dipasangi senapan mesin seperti Kord 12,7mm.
Apa rahasianya bisa memasang kanon yang biasa terpasang pada kendaraan tempur berukuran besar ke kendaraan ringan seperti Tigr?
Jawabannya bisa dipergoki pada tiga tabung silinder yang menempel pada laras. Silinder-silinder ini berisi piston yang bertugas menjinakkan daya tolak balik (recoil) pada kanon 30 mm tersebut agar bisa dipasang di cincin kubah yang berukuran lebih kecil dari ranpur. Rekayasa ini memungkinkan kanon 30 mm tersebut ditembakkan saat Tigr dalam posisi menanjak atau di kemiringan.
Selain kanon 30 mm, ada lagi senapan mesin koaksial 7,62 mm di sebelah kiri kanon utama. Untuk alat bidik, disediakan boks kamera di atas pangkal laras, yang diisi dengan kamera yang distabilisasi, televisi pencahayaan rendah, laser designator untuk mengukur jarak, serta sistem komputer balistik yang mampu mengunci dan menjejak sasaran secara otomatis.
Seluruh komponen tersebut plus sistem catu daya ditaruh pada boks yang menempel sampai lantai kendaraan, sehingga personil yang ada di kabin depan tidak lagi bisa berpindah dengan leluasa ke kabin belakang.
Pemasangan kanon berukuran besar ini merupakan satu strategi untuk melariskan Tigr ke pasaran dunia terutama bagi militer berkantong pas-pasan. Dengan platform pengusung 4×4, harganya sudah pasti lebih murah dari kendaraan 6×6 atau 8×8 sekalipun, dan dapat dijagokan untuk berlaga melawan ranpur tersebut bermodalkan kanon mematikan 30mm.
Selain lebih murah, Tigr yang punya dimensi yang lebih kecil dari ranpur tentu akan lebih lincah bermanuver di jalanan sempit. Sistem pengendalian kanon dan kendaraan dapat dilakukan secara nirkabel dari luar kendaraan menggunakan laptop dan sistem komunikasi wireless terenkripsi, memungkinkan penembakan dan pengendalian kendaraan dari jarak yang aman, termasuk untuk misi-misi pengintaian.
VPK dan 766th UPTK JSC mengembangkan Tigr modul otomatis ini dengan dana pengembangan dari kocek perusahaan, dan setidaknya sudah membuat dua macam purwarupa. Versi yang digunakan dalam ujicoba menggunakan kanon 2A72 standar tanpa penambahan sistem peredam recoil, sementara pada versi yang dipamerkan sudah menggunakan thermal sleeve yang membungkus laras plus sistem peredam. Pengembangan final terus dilakukan agar Tigr dengan cakar yang panjang ini bisa segera dilempar ke pasaran. (Aryo Nugroho)
Sumber : http://angkasa.co.id/