Rudal Jelajah China WS-43 |
Oleh pengembangnya jenis senjata strategis ini disebut sebagai loitering rocket (rocket-assisted glide bomb), namun karena kemampuannya menggabungkan kebisaan antara drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle) dan rudal, maka WS-43 juga populer dengan label Attack Cruise Missile. Yang jadi menarik perhatian adalah rudal serang berkemampuan jelajah ini baru saja merampungkan tahapan uji coba. Meski belum masuk masa produksi, kabarnya selain didapuk untuk militer China, WS-43 sudah dilirik oleh Pakistan dan China. Indonesia pun sudah ditawari rudal canggih ini.
Seperti dikutip dari situs Janes.com (12/10/2016), disebutkan pada 10 Oktober lalu perwakilan senior dari TNI AD telah melihat demonstrasi live aksi peluncuran/penembakkan WS-43 di suatu kawasan di China. Diantara delegasi dari Indonesia yang hadir adalah Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Danpussenarmed), Brigadir Jenderal TNI Yudi Satriyono dan Direktur Manajemen, Penelitian dan Pengembangan TNI AD Divisi Artileri Pertahanan Udara, Kolonel Ruly Chandrayani. Bahkan sebelum ini, pada 26 September lalu pihak China Aerospace Long-March International Trade (ALIT) di Cimahi, Jawa Barat telah melangsungkan program briefing tentang loitering munition systems.
Meski belum terendus rencana TNI untuk mengakuisisi jenis alutsista ini, namun melihat profil dan spesifikasi WS-43 sangat menarik untuk dicermati. Menurut pihak pengembangnya, yakni China Aerospace Science and Technology Corporation, WS-43 dapat menjangkau target sejauh 60 km. Layaknya drone yang dilengkapi sayap (lipat), WS-43 bisa mengudara selama 30 menit. Dalam menghajar sasaran di balik cakrawala, WS-43 mengadopsi beberapa sistem pemandu, yang pertama inertial navigation. Selanjutnya selama mid flight mengandalkan akses GPS (Global Positiong System), dan saat mendekat sasaran sistem pemandu beralih ke imaging infrared (IIR). Dengan kombinasi sistem pemandu, maka WS-43 tak sulit untuk menghantam sasaran tetap dan bergerak, operator pengendali di GCS (Ground Control Station) dapat melakukan perubahan arah sasaran).
Dari spesifikasi yang kami dapat, meski jarak jelajahnya sampai 60 km, namun jarak tembak minimal WS-43 telah dipatok 10 km. Untuk tingkat presisi pada sasaran, pihak pengembang menyebut bisa dibawah 10 meter. Untuk urusan hulu ledak, bisa disesuaikan dengan kebutuhan user, maksimal payload adalah 20 kg.
Dalam gelar operasi, WS-43 sampai saat ini baru di setting untuk diluncurkan dari platform truk. Saat diperkenalkan pertama kali dalam ajang China International Aviation & Aerospace Exhibition 2014 (Airshow China 2014), WS-43 disandingkan peluncur WS-22A modular GMLRS (Guide Multiple Launch Rocket System). Dilihat dari platform peluncurnya berupa rantis truk 6×6, maka China memang menggadang senjata ini untuk digunakan satuan artileri medan. Dan berikut dibawah ini adalah spesifikasi WS-43. (Haryo Adjie)
Spesifikasi WS-43 :
- Panjang: 3.421 mm
- Bobot roket: 220 kg
- Jarak jelajah: 10 - 60 km
- Berat hulu ledak: 20 kg
- Endurance di udara: 30 menit
- Kecepatan: > Mach 0,3
Sumber : http://www.indomiliter.com/ini-dia-ws-43-rudal-jelajah-dari-cina-yang-ditawarkan-ke-indonesia/