Satgas Marinir Pulau Terluar |
Sebanyak 58 Satuan Tugas (Satgas) Marinir Pulau Terluar XVIII tiba di Markas Komando Batalyon Infanteri (Yonif) 10 Marinir/Satria Bhumi Yudha (SBY), Batam, Senin (31/10/2016).
Mereka disambut oleh Komandan Batalyon Infanteri (Yonif) 10 Marinir/SBY, Letkol Marinir Anjas Wicaksono Putro, M.T.Opsla.
Para prajurit ini, ditugaskan untuk mengamankan Pulau Terluar Strategis, yakni Berhala, Rondo, dan Sekatung. Penugasan itu berlangsung selama sembilan bulan sejak Februari 2016.
“Dalam proses penjemputan memakan waktu selama satu bulan, jadi totalnya kurang lebih selama sepuluh bulan, lokasinya cukup berjauhan” ujar Komandan Satuan Tugas (Satgas) Pam Pulau Terluar XVIII Kapten Marinir Rinto Hutagaul, kepada Batam Pos.
Selain marinir juga diikuti sebanyak 30 prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dari Batalyon lainnya di Indonesia, seperti 10 prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 114 wilyahan Kodam Iskandar Muda Aceh, 10 personil Batalyon Infanteri (Yonif) 126 wilayah Kodam Bukit Barisan, Medan dan Batalyoan Infantri (Yonif) 136/Tuah Sakti (TS) Batam.
“Jumlah keseluruhan sebanyak 88 personil TNI, 30 orang dari TNI AD,” ungkap Kapten Marinir Rinto.
Dia mengatakan, Satgas pulau terluar bertugas melakukan pendeteksian terhadap situasi di tiap-tiap pulau dengan tugas pokok, melaksanakan patroli rutin di darat dan perairan, mencegah klaim dari pengusaha negara lain, mencegah aksi kejahatan, mencegah kegiatan ilegal, mencegah transnasional crime, mencegah masuknya nelayan dari negara asing secara ilegal dan mencegah aksi terorisme dalam rangka menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kita juga melaksanakan pembinaan teritorial terbatas terhadap nelayan yang melaut di sekitar pulau,” kata Kapten Marinir Rinto.
Sementara itu, Letkol Marinir Anjas mengatakan semua prajuritnya kembali dengan utuh dan selamat sampai tujuan. Saat bertugas menjaga pulau, kendala yang dihadapi adalah tidak adanya air bersih dan sinyal untuk berkomunikasi. Karena pulau-pulau yang ditempati tidak ada warga yang tinggal disana. Semua itu dapat diatasi oleh prajurit-prajurit Yonif-10 Marinir/SBY. “Caranya menampung air hujan mengunakan tandon,” ujar Letkol Marinir Anjas.
Letkol Marinir Anjas mengatakan, Satgas ini merupakan pengamanan pulau-pulau terluar Negara Indonesia diwilayah barat dari acaman dan gangguan dari luar. Sebagai garda terdepan dan benteng terakhir bangsa.
“Sekarang ketiga pulau itu sudah diisi kembali dari parajurit-prajurit Batalyon lainnya, nggak pernah kosong saling bergantian,” kata Letkol Marinir Anjas.
Sambung Letkol Marinir Anjas, melalui Satgas Marinir Pulau Terluar XVIII yang diikuti oleh 58 parajuritnya itu, Ia berharap penugasan itu bisa menjadi pengalaman dan sebagai acuan untuk tugas yang akan datang. (cr14)
Sumber : http://batampos.co.id/2016/11/01/58-satgas-marinir-pulau-terluar-tiba-batam/