Jenderal Sudirman Ditetapkan Menjadi Panglima Besar Pertama dan Termuda di RI - Radar Militer

13 November 2016

Jenderal Sudirman Ditetapkan Menjadi Panglima Besar Pertama dan Termuda di RI

Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman 

Guys, coba sebutkan kota besar mana yang tidak menggunakan nama Soedirman sebagai nama jalan?

Rasanya, hampir semua jalan utama di kota besar di Indonesia menggunakan namanya.
Ditambah, patung dan monumennya tersebar di seluruh negeri dan sebagian besarnya dibangun pada 1970.
Juga sebuah universitas di Banyumas, Jawa Tengah menggunakan Soedirman sebagai nama.
Bukan tanpa alasan mengapa hampir semua rakyat Indonesia begitu menghormati pahlawan yang lahir di Purbalingga, Jawa Tengah ini.
Jasanya terhadap kemerdekaan Indonesia begitu besar dan begitu sangat panjang bila dijabarkan.
Satu cerita yang paling dikenang sepanjang masa adalah perjuangannya memimpin gerilya saat Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta, 19 Desember 1948.
Saat para tokoh politik berlindung di keraton sultan, Soedirman beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan.
Ia sempat mendirikan markas sementara di Sobo, dekat Gunung Lawu dan berhasil mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa.
Termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.
Ia terus melawan pasukan Belanda dan menempuh perjalanan sepanjang 100 kilometer saat bergerilya.
Hingga akhirnya, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949.
Sayang, kemenangan itu tak dirasakan lama oleh Soedirman.
Sebab pada 29 Januari 1950, di usia ke 34 tahun, ia meninggal karena penyakit TBC.
Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman.
Nah, berikut beberapa hal menarik dari Soedirman yang berhasil dirangkum TribunTravel.com dari berbagai sumber:
1. Jadi Panglima Besar
Ini adalah satu-satunya rekor yang sangat sulit ditandingi oleh prajurit mana pun di Indonesia.
Bagaimana tidak, di usia 29 tahun, ia sudah menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat yang merupakan cikal bakal TNI.
Tepatnya pada 12 November 1945, ia terpilih jadi Panglima Angkatan Perang RI melalui Konferensi TKR.
Berbeda dengan pemilihan Panglima TNI saat ini yang diajukan Presiden dan disetujui DPR, pemilihan Panglima Tentara dilakukan oleh para tentara.
Hasilnya, Soedirman yang masih berpangkat Kolonel mampu mengalahkan Oerip Soemohardjo yang berpangkat Letnan Jendral.
Hal ini menegaskan, ia adalah Panglima Besar pertama dan termuda dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia.
2. Jimat Saat Gerilya
Ada tiga jimat yang dibawa Soedirman saat bergerilya hingga kerap meraih banyak kemenangan.
Jangan berburuk sangka dulu, sebab jimat itu bukanlah cincin, kalung, koin, atau benda lainnya.
Melainkan mempertahankan wudunya, salat tepat waktu, dan niat tulus.
Sebelum berangkat perang, ia selalu dalam keadaan suci.
Di saat wudunya batal, ia langsung mengambil air menggunakan kendi yang selalu dibawa.
3. Satu Paru-paru
Saking cintanya pada Indonesia, Soedirman tak merisaukan penyakit TBC yang ia derita hingga harus kehilangan satu paru-parunya.
Ia tetap gagah berani memimpin gerilya, walaupun harus ditandu.
Hanya dengan satu paru-paru, Soedirman keluar masuk hutan dan gunung dari wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
Meski menang saat melawan Belanda, Soedirman 'kalah' dalam perangnya dengan penyakit TBC, hingga ia 'menyerah' pada 29 Januari 1950.
Ia meninggal dunia di Rumah Peristirahatan Tentara Badakan, Magelang, walau dalam hati, ia ingin terus mengalahkan Belanda.
Pahlawan Kemerdekaan Nasional ini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
4. Berkali-Kali Terhindar dari Maut
Percobaan pembunuhan pada Soedirman saat bergerilya oleh Belanda tak hanya satu atau dua kali terjadi, melainkan berkali-kali.
Dan berkali-kali pula ia selalu lolos dengan berbagai cara.
Satu di antaranya dengan meminta anak buahnya mengenakan iket wulung dan mantel yang selalu dipakai.
Adalah Letnan Heru Keser, yang dipilih karena Sosok tubuhnya sama dengan Soedirman.
Kemudian dengan disaksikan orang banyak, 'Pak Dirman' yang ini ditandu ke luar rumah dan berhenti di sebuah rumah untuk menginap.
Kemudian dengan diam-diam Letnan Heru Keser, sudah berganti pakaian, meninggalkan rumah itu.
Sorenya, rumah itu diserang habis-habisan oleh tiga pesawat pemburu Belanda yang memuntahkan peluru senapan mesinnya secara bergantian!
5. Patung di Jepang
Saking termasyhurnya nama Soedirman, patung sang Panglima Besar ada di depan Kementerian Pertahanan Tokyo, Jepang.
Patung Jenderal Soedirman yang terbuat dari perunggu setinggi empat meter ini merupakan satu-satunya patung pahlawan asing yang ada dan dipajang di Jepang.
 Patung Jenderal Sudirman di Jepang
 Patung Jenderal Sudirman di Jepang
Patung yang diresmikan pada 14 Januari 2011 silam merupakan hadiah yang diberikan oleh Kementerian Pertahanan RI kepada Kementerian Pertahanan Jepang.
Seperti diketahui, Soedirman pernah bergabung bersama Pembela Tanah Air (PETA), suatu organisasi yang ‘disponsori’ oleh Jepang.
Sumber : http://travel.tribunnews.com/2016/11/12/ditetapkan-jadi-panglima-besar-pertama-dan-termuda-di-ri-inilah-hal-menarik-jenderal-soedirman?page=4

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb