![]() |
Tank Medium Buatan Pindad |
Indonesia memiliki mimpi besar terhadap kemandirian Industri pertahanan. Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) pun menyusun tujuh program nasional yaitu program pesawat tempur KFX/IFX, kapal selam, industri propelan, roket, peluru kendali, radar, dan medium tank.
"Sudah seharusnya kita mandiri. Kita punya SDM yang bagus, industri kita juga sudah mulai bangkit. Mari bangun industri hulu dan hilir kita agar tidak tergantung pihak asing dan membantu perekonomian kita," ucap Anggota KKIP bidang teknologi Laksamana Muda (purn) Rachmad Lubis di pameran Indodefence 2016, Kemayoran, Jakarta.
PT. Pindad sendiri dipercayakan mengembangkan medium tank bekerjasama FNSS asal Turki. Kerjasama joint development medium tank telah dimulai pada 29 Juni 2010 silam setelah Kementerian Pertahanan kedua negara menandatangani persetujuan kerjasama industri pertahanan (Defence Industry Cooperation) di Ankara Turki.
Di lokasi yang sama, Kepala Divisi Pengembangan Proses PT Pindad Hery Mochtadi mengatakan saat ini pengembangan medium tank telah masuk proses pembuatan Hull di Turki. Bulan Desember 2016 beberapa komponen akan di kirim ke Indonesia untuk dirakit disini.
"Sekarang ini kita sudah mulai proses pembuatan body hull di Turki untuk prototipe pertama. Mungkin nanti awal Desember sudah dikirim ke Indonesia body kit hullnya untuk di las di Indonesia. Jadi secara produknya mungkin sekitar 30 persen. tapi untuk desain kita sudah 95 persen tinggal fabrikasinya," tutur Hery.
"Kita untuk tahun ini sudah kirim 20 orang. Jadi tim engineering kita sudah 20 orang udah selesai nah sekarang yang kita kirim adalah tim manufaktur sekarang ada 4 orang di Turki. Nanti akhir November kita akan kirim lagi 3 orang. Target kita kira-kira 50 orang kita latih dari sisi engineering, manufacture sampai quality. Itu kita latih untuk bisa menangani project ini," tambahnya.
Pengembangan medium Tank sendiri melibatkan TNI AD dalam hal ini Dislitbang, Pussenkav dan Pusdikpal sebagai pengguna.
"Jadi persyaratan requirementnya, itu kita dapat dari TNI AD ada opsreqnya. Di sana ada Pussenkav dan Ditpalad itu sebagai mitra kita dalam pengembangan desain ini. Ini hasil kolaborasi desain ini. Hingga ke Turki," jelasnya.
Jika sudah diproduksi masal, medium tank buatan Pindad dan FNSS akan dijual seharga Rp.50 miliar sampai Rp.60 miliar. Harga tersebut lebih murah jika dibandingkan tank Leopard yang dibeli bekas dari luar negeri.
“Penjualan sekitar Rp 50-60 miliar, tapi masih tahap pengembangan, lihat spesifikasi nantinya bagaimana. Target kami tidak akan lebih mahal dari Leopard yang sekarang dibeli, karena Leopard kan second (bekas),” ungkapnya.
Sumber : https://www.otonomi.co.id/
'Harga tersebut lebih murah jika dibandingkan tank Leopard yang dibeli bekas dari luar negeri.'... Yang satu tank medium yang lain MBT, walau bekas, tetap saja made in Germany. Harganya tetap lebih mahal dibanding tank T72B3. Coba diadu antara dua tank ini, dengan T72B3 tadi, kira kira siapa yang menang. Maksudnya menang kemampuan bukan "menang harga".
BalasHapus