Rudal Jelajah KEPD 350K |
Setelah penantian selama tiga tahun, ROKAF (Republic of Korean Air Force - AU Korsel) akhirnya merilis foto-foto keberhasilan pemasangan rudal Taurus KEPD 350K ke pesawat F-15K Slam Eagle yang dilakukan akhir Desember 2016, sekaligus menyatakan bahwa rudal jelajah ini sudah siap dan laik operasional.
Keberhasilan integrasi ini menandai akhir dari pengujian selama dua bulan setelah konsorsium Taurus GmbH menyerahkan batch pertama rudal KEPD 350K sebanyak 40 unit pada pertengahan Oktober 2016. Secara total Korsel membeli 170 unit KEPD 350K dengan harga per unit mencapai 1,8 juta dolar AS.
Korsel memutuskan membeli rudal Taurus KEPD 350K tahun 2013, setelah Kongres AS menolak penjualan rudal AGM-159 JASSM kepada Korsel, dan hanya mengizinkan penjualan Boeing SLAM-ER.
Rudal SLAM-ER memiliki jarak jangkau sejauh 278km, dan dianggap masih kurang karena Korsel mencari rudal stand-off (bisa dilepaskan dari jarak jauh) dengan jangkauan di atas 300 km untuk menghantam silo-silo rudal balistik Korut, agar pesawat pembawanya aman dari ancaman jaringan rudal antipesawat jarak jauh.
Taurus KEPD 350K merupakan varian rudal tercanggih dari keluarga KEPD 350, dengan jarak luncur mencapai 500 km, cukup untuk menjangkau Pyongyang setelah diluncurkan dari dalam Korsel, atau bahkan fasilitas pengayaan uranium Yongbyon saat dilepaskan dari perbatasan Korut-Korsel. Sistem pemandunya terdiri dari GPS (Global Positioning System) dan INS (Inertial Navigation System) yang memungkinkannya untuk terbang rendah di atas permukaan tanah.
KEPD 350K juga dilengkapi sistem navigasi TRN (Terrain Referenced Navigation) dan IBN (Image Based Navigation) yang akan mengecek imaji kondisi sekitar pada beberapa checkpoint untuk memastikan bahwa rudal sudah terbang pada koordinat yang ditentukan, alias tidak nyasar. Pada fase terminal tersedia pemandu IR atau infra merah untuk mencocokkan antara sasaran dengan foto sasaran yang tersimpan di dalam memorinya. Gabungan seluruh sistem pemandu tersebut memastikan KEPD 350K memiliki CEP (Circular Error Probable) hanya 2-3 meter setelah terbang sejauh 500km.
Hulu ledak KEPD 350K memiliki bobot 480kg dengan teknologi MEPHISTO (Multi-Effect Penetrator, High SoPHISticated and Target Optimised) yang mengombinasikan daya penetrasi yang efektif untuk sasaran yang diperkuat dan terkubur di dalam tanah, alias bunker dengan kemampuan ledak terpusat atau fragmentasi untuk sasaran titik maupun area. Hululedak seberat 480kg ini merupakan batasan tertinggi rudal jelajah taktis sesuai aturan batas yang ditetapkan oleh MTCR (Missile Technology Control Regime) yaitu 500kg.
KEPD 350K dilengkapi sumbu PIMPF (Programmable Intelligent Multi-Purpose Fuze) yang dapat diatur untuk menjebol struktur campuran baja dan beton bertulang setebal enam meter dan kemudian diledakkan pada detik tertentu setelah menembus beberapa lapisan lantai bunker bawah tanah. Kemampuan ini dicari Korea Selatan mengingat Korut konsisten melakukan ujicoba nuklirnya di bawah tanah.
Sebagai bagian dari deal ratusan unit rudal tersebut, Korea Selatan melalui badan riset teknologi militer DAPA memperoleh transfer teknologi KEPD 350K sehingga dapat dijadikan basis riset untuk pengembangan rudal jelajah taktisnya sendiri. Nantinya Korsel merencanakan akan mampu membuat rudal seperti KEPD 350K untuk mempersenjatai pesawat tempur generasi 4.5 KFX/IFX yang dikembangkan bersama Indonesia. Aryo Nugroho
Sumber : http://angkasa.co.id/