Sekolah Jerman di Madiun |
Ketika Jepang masuk ke Hindia Belanda (kini Indonesia), hampir semua orang ‘bule’ alias orang asing ditangkapi, diinternir. Pengecualian hanya diberikan Jepang kepada para orang asing asal Jerman.
Sudah bukan jadi rahasia bahwa pada masa Perang Dunia II, Jepang menjalin aliansi dengan Jerman yang kala itu dikuasai rezim Nazi (Nasionalis-Sosialis) pimpinan Der Führer Adolf Hitler.
Makanya ketika Jepang mulai menginvasi Asia, yang mendapat keistimewaan kebebasan bergerak hanya orang-orang Jerman. Begitupun yang terjadi di Hindia Belanda.
Pasca-Belanda menyerah di Kalijati pada 1942, semua sektor militer maupun sipil diambil alih Jepang. Banyak nama daerah atau instansi yang mengalami perubahan nama.
Salah satunya adalah Madiun di Jawa Timur yang diubah jadi Madiun Syuu. Nah di Sarangan, Madiun Syuu inilah Jepang pada 1943 sempat membuka sebuah sekolah dengan tiga tingkatan pendidikan – khusus untuk orang-orang Jerman.
Dikisahkan dari tabloid ‘Djawa Baroe’ terbitan 2603.5.15 (15 Mei 1943), Jepang membuka Sekolah Rakyat, Menengah Pertama dan Menengah Tinggi untuk anak-anak orang Jerman. Sekolah itu dibuka sebagai “kado” ulang tahun Adolf Hitler pada bulan sebelum tabloid itu terbit, yakni 20 April.
‘Dibawah perlindoengan Nippon jang menjadi negeri sahabat pada tg. 2o boelan jang laloe ialah pada hari tahoenan Führer Adolf Hitler sekolah Djerman di Dhawa telah mengadakan oepatjara pemboekaan,” tulis majalah ‘Djawa Baroe’ edisi 15 Mei 1943.
Sekolah itu dibimbing 16 guru (1 pria dan 15 wanita) yang mengajar Bahasa Jepang, Bahasa Prancis, Bahasa Jerman, Ilmu Hitung, Ilmu Bumi, Ilmu Sejarah, Pengetahuan Alam, serta gerak badan (olahraga).
Tak lupa, keistimewaan lainnya bagi warga Jerman di kala itu – tak seperti warga Belanda yang diinternir, warga Jerman justru diberikan tempat-tempat tinggal yang lumayan nyaman di satu lingkungan di lereng Gunung Lawu.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2017/02/04/337/1609564/news-story-kado-untuk-hitler-jepang-buka-sekolah-jerman-di-indonesia
Sudah bukan jadi rahasia bahwa pada masa Perang Dunia II, Jepang menjalin aliansi dengan Jerman yang kala itu dikuasai rezim Nazi (Nasionalis-Sosialis) pimpinan Der Führer Adolf Hitler.
Makanya ketika Jepang mulai menginvasi Asia, yang mendapat keistimewaan kebebasan bergerak hanya orang-orang Jerman. Begitupun yang terjadi di Hindia Belanda.
Pasca-Belanda menyerah di Kalijati pada 1942, semua sektor militer maupun sipil diambil alih Jepang. Banyak nama daerah atau instansi yang mengalami perubahan nama.
Salah satunya adalah Madiun di Jawa Timur yang diubah jadi Madiun Syuu. Nah di Sarangan, Madiun Syuu inilah Jepang pada 1943 sempat membuka sebuah sekolah dengan tiga tingkatan pendidikan – khusus untuk orang-orang Jerman.
Dikisahkan dari tabloid ‘Djawa Baroe’ terbitan 2603.5.15 (15 Mei 1943), Jepang membuka Sekolah Rakyat, Menengah Pertama dan Menengah Tinggi untuk anak-anak orang Jerman. Sekolah itu dibuka sebagai “kado” ulang tahun Adolf Hitler pada bulan sebelum tabloid itu terbit, yakni 20 April.
‘Dibawah perlindoengan Nippon jang menjadi negeri sahabat pada tg. 2o boelan jang laloe ialah pada hari tahoenan Führer Adolf Hitler sekolah Djerman di Dhawa telah mengadakan oepatjara pemboekaan,” tulis majalah ‘Djawa Baroe’ edisi 15 Mei 1943.
Sekolah itu dibimbing 16 guru (1 pria dan 15 wanita) yang mengajar Bahasa Jepang, Bahasa Prancis, Bahasa Jerman, Ilmu Hitung, Ilmu Bumi, Ilmu Sejarah, Pengetahuan Alam, serta gerak badan (olahraga).
Tak lupa, keistimewaan lainnya bagi warga Jerman di kala itu – tak seperti warga Belanda yang diinternir, warga Jerman justru diberikan tempat-tempat tinggal yang lumayan nyaman di satu lingkungan di lereng Gunung Lawu.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2017/02/04/337/1609564/news-story-kado-untuk-hitler-jepang-buka-sekolah-jerman-di-indonesia