Energetic Material Center (EMC) milik PT DAHANA (Persero) |
Pembangunan pabrik Nitrogliserin (NG) yang menjadi fondasi awal mewujudkan kemandirian bahan peledak dalam negeri sudah hampir rampung, tinggal tahap finishing. Malahan sesuai rencana di bulan April 2017 ini, pabrik yang lokasinya berada di kawasan Energetic Material Center (EMC) milik PT DAHANA (Persero) di Kabupaten Subang ini akan segera memasuki tahap commissioning/ pengujian pabrik sebelum beroperasi (running test).
Hal itu dikatakan Direktur Utama PT Dahana (Persero) Budi Antono, didampingi humas PT Dahana, Juli Jajuli, Senin, 3 April 2017. Dikatakannya, Nitrogliserin (NG) ini bahan baku bagi pembuatan propelan. Nantinya propelan produksi DAHANA akan menjadi komponen utama dalam produksi munisi kaliber kecil (MKK), dan munisi kaliber besar (MKB) diperuntukkan bagi peluru kendali balistik, roket, dan industri sipil. “Kebutuhan propelan dalam negeri sampai saat ini masih impor, sehingga sangat rawan terhadap embargo dan kemandirian kemampuan pertahanan NKRI. Jadi bila pabrik NG sudah berproduksi, harapan kedepannya bisa mewujudkan cita-cita membangun industri propelan,” ujarnya.
Dijelaskannya, guna memastikan kesiapan pabrik NG tersebut, Sekretaris Jenderal Kemenhan, Widodo, beserta rombongan sudah meninjau langsung perkembangan akhir pembangunan pabrik NG disini, Senin, 27 Maret 2017 lalu. Balitbang Kemenhan sebagai pemilik proyek membangun pabrik NG di lahan Energetic Material Center (EMC) PT Dahana. Pembangunan industri propelan merupakan bagian dari tujuh program prioritas kemandirian dalam alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digagas pemerintah pusat.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemhan, Ane Kusmayati mengungkapkan pembangunanPabrik NG di Dahana menjadi bagian dari pembangunan industri propelan bagi munisi kaliber kecil (MKK). Kehadirannya penting guna memenuhi kebutuhan bahan peledak militer, khususnya pengisian peluru.
“Selama ini industri senjata, khususnya isian peluru masih didatangkan dari luar negeri, padahal mewujudkan kemandirian dalam negeri, perlu industri yang mampu menyediakan bahan tersebut,” terangnya.
Dikatakannya, pembangunan industri propelan dilakukan bertahap, dan Kemenhan telah merancang program tersebut. Propelan merupakan komponen utama munisi bagi kebutuhan persenjataan ringan, alutsista seperti meriam, kanon dan roket maupun untuk kepentingan sipil dan industri. “Propelan mempunyai manfaat strategis antara lain, Kemandirian ketahanan dan pertahanan nasional dan penegakan kedaulatan negara. Terdukungnya kebutuhan operasi baik kuantitas maupun kualitas, salah satu sumber daya pengembangan alutsista,” katanya.
Dijelaskannya, ada beberapa jenis propelan, yaitu munisi kaliber kecil (MKK), munisi kaliber besar (MKB), dan roket. Roadmapnya sudah ada, terdiri dari tahap satu dan dua. Pada tahap awal disepakati membangun industri propelan MKK.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kemenhan Widodo beserta rombongan meninjau perkembangan akhir pembangunan pabrik NG saat kunjungan kerja ke PT DAHANA (Persero) Senin, 27 Maret 2017 lalu. Saat itu, Widodo mengatakan kehadirannya memantau perkembangan akhir Pabrik NG. Sebab Pabrik NG merupakan fondasi awal membangun kemandirian bahan peledak dalam negeri, sehingga kedepan diharapkan bisa mewujudkan cita-cita membangun industri propelan. “Pembangunan pabrik propelan harus bergerak maju dan harus terwujud. Pabrik Nitrogliserin ini adalah fondasinya,” katanya.
Sumber : http://pikiran-rakyat.com/