G2 Combat |
Anggota Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas di lapangan, seperti Polisi Lalu Lintas dan anggota Sabhara, akan dilengkapi dengan senjata api agar bisa membela diri. Alasannya, banyak aksi teror yang dialami oleh anggota yang sering bertugas di lapangan.
Untuk kebutuhan itu, Polri berencana membeli sekitar 15 ribu pucuk senjata api dengan menggunakan anggaran sesuai dengan APBN Perubahan tahun 2017.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan bahwa langkah itu sudah pernah disampaikan secara langsung oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian kepada para awak media beberapa waktu yang lalu.
"Ya betul. Itu APBNP," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin 25 September 2017.
Polri membeli senjata itu dari Perusahaan dalam negeri BUMN, yakni PT Pindad. Tapi dari jumlah yang dibutuhkan oleh Polri, Pindad hanya memiliki sekitar 5.000 pucuk senjata api. Sedangkan kekurangannya sekitar 10 ribu, akan dibeli dari luar negeri atau impor dengan harga dan spek yang hampir sama dengan buatan Pindad.
"Itu sudah dikabulkan. Bahkan 15 ribu waktu itu, ya setara dengan itu, anggaran setara itu. Kira-kira dibeli senjata bisa dapat 15 ribu unit atau 15 ribu pucuk. Tapi dari Pindad hanya sanggup 5 ribu pucuk. Sehingga kami yang 10 ribu pucuk harus dicari dari luar negeri. Itu sedang dilaksanakan," ujarnya.
Mantan Wakabintelkam Polri ini menjelaskan bahwa yang akan dibeli ini bukan yang berspesifikasi senjata serbu. Tapi senjata untuk melumpuhkan dalam proses penegakan hukum atau low enforcement weapons. Senjata itu, kata Setyo, jenis pistol genggam yang bernama MAG 4.
"Mag four (Pistol Genggam MAG 4). Itu lebih simpel, lebih kecil untuk petugas di lapangan, lebih simpel. Itu untuk patroli petugas di lapangan," ujarnya.
Berdasarkan informasi di dalam akun media sosial Instagram Divisi Humas Polri, dijelaskan, bahwa basis desain MAG 4, diambil dari pistol G2 Combat. Perbedaan MAG 4 dan G2 Combat terletak terletak panda panjang larasnya, laras MAG 4 adalah 4 Inci.
Secara fisik, MAG 4 memiliki panjang 190 mm, dengan tingginya 136 mm dan berat 910 gram. Berat ini jika dalam keadaan kosong atau tanpa peluru yang ada di magazine.
"Kalau MAG 4 itu 99 19. itu kaliber 9 mm," ujar Setyo.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan akan melengkapi anggota yang bertugas di lapangan, seperti Polisi Lalu Lintas dan anggota Samapta Bhayangkara (Sabhara) dengan senjata api. Hal ini disampaikan Tito pada Selasa 25 Juli 2017 lalu di Mabes Polri.
Tito mengatakan, rencana itu merupakan tuntutan dan aspirasi yang disampaikan oleh anggota yang bertugas di lapangan, terutama para anggota yang menjadi korban serangan teroris, agar bisa membela diri saat diserang.
Tito menjelaskan, kebutuhan itu diperkirakan terpenuhi dengan 20 ribuan senjata api. Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengatakan, untuk hal itu, pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan PT Pindad dan sudah meminta lebih dari 10 ribu senjata api. Namun saat ini, Pindad baru memiliki ketersediaan produksi sekitar 5.000 senjata api saja.
"Minggu lalu Dirut Pindad datang dan kebetulan Wakapolri adalah komisaris. Jadi kami juga meminta mereka nanti untuk pengadaan. Kami ada bujet untuk itu, dan sekaligus juga untuk mendorong industri senjata dalam negeri," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 25 Juli 2017 lalu.
Sementara itu, untuk kekurangan kebutuhan rencananya akan dibeli dari luar produksi PT Pindad seperti dari luar negeri dengan dengan harga dan kualitas yang hampir sama dengan buatan Pindad. Tito mengatakan, jika Pindad bisa memproduksi lagi kekurangan kebutuhan Polri dalam beberapa bulan ke depan, maka Polri akan membeli dari BUMN itu.
Anggaran pengadaan senjata api ini akan menggunakan APBN Perubahan 2017. Namun, Tito tidak menyebutkan angka pasti jumlah anggaran itu dengan alasan masih dibahas dengan DPR.
Sumber : http://www.viva.co.id/