AN/TWQ-1 Avenger |
Di militer Amerika Serikat, sistem arhanud titik nyaris terlupakan. Terbiasa oleh payung superioritas udara, AS memang hanya menggelar sistem Patriot atau THAAD yang merupakan sistem pertahanan udara taktis. Sebegitu percayanya AS, sampai mereka akhirnya lupa kalau sistem arhanud titik tetap dibutuhkan pada saat operasi militer yang mobil.
Avenger merupakan solusi keterpaksaan, setelah sekian lama AD AS tidak memiliki produk sistem pertahanan udara pelindung titik maupun pelindung konvoi kendaraan. Proyek yang ada sebelumnya seperti M247 Sgt. York terkatung-katung dan penggantinya seperti M163 VADS (Vulcan Air Defence System) dan M48 Chapparal dianggap terlalu kompleks dan kurang efektif untuk digelar. Chapparal tidak memiliki sistem kendali penembakan yang bereaksi cukup cepat untuk menghadang heli serang yang terbang rendah, sementara M163 VADS malah tidak memiliki radar yang mampu mendeteksi kehadiran lawan.
Pun Avenger sebenarnya lahir dari inisiatif Boeing sendiri, yang mencoba membuat sistem ringan anti serangan udara titik. Sasisnya adalah M1037 shelter carrier HMMWV. Dari segi biaya yang dikeluarkan, tentunya lebih murah bila menggunakan platform yang memang sudah teruji. Ubahan yang dilakukan pada HMMWV juga tidak banyak, kabin pengemudi dibiarkan apa adanya, tetapi bagian belakang dibuatkan landasan yang diperkuat untuk dapat menahan sistem kubah yang diawaki oleh seorang operator. Kubah ini modular, dan dapat dilepaskan lalu ditempatkan pada emplasemen. Kubah ini ditutup dengan kaca anti peluru berbentuk persegi, sehingga operator/ penembak bisa melihat keluar dengan jelas.
Tersedia sistem Avenger tracking system berupa penjejak optikal tanpa radar, yang dibantu dengan teropong thermal imager untuk membidik sasaran pada cuaca buruk atau malam hari. Kalau diperlukan, operator bisa berpindah kedalam kabin dan melakukan operasi penembakan dari dalamnya. Sistem inipun bisa dibuat otomatis, dengan menghubungkannya ke sistem FAAD C3I (Forward Area Air Defense Command, Control, Communications, and Intelligence) dan menerima pasokan radar. Sistem kubah secara otomatis akan mengikuti sasaran yang telah ditentukan oleh radar.
Sistem senjata yang digunakan terdiri dari dua boks peluncur, yang masing-masing mampu menyimpan empat rudal FIM-92 Stinger. Stinger yang aslinya rudal panggul telah diadopsi untuk dapat diluncurkan dari Avenger, kalau perlu, secara salvo untuk memastikan penghancuran sasaran di udara. Sebagai senjata sekunder tersedia senapan Mesin FN Herstal M3P untuk menyasar helikopter yang terbang rendah, walau secara teoritis, kecepatan tembaknya yang relatif lambat justru membatasi kemampuannya sendiri. Apabila diperlukan, pod senapan mesin M3P yang letaknya di sisi kanan bawah boks rudal dapat digeser ke lokasi peluncur rudal, seperti yang dilakukan oleh 3rd ACAV untuk operasi di Irak.
Sejak ditugaskan di dinas aktif, Avenger sudah menerima banyak misi yang berkategori high profile. Sesaat setelah Pentagon diluluh-lantakkan pada 11 September 2011, Avenger disiagakan untuk menanti serangan kedua yang tak pernah datang. Avenger juga ditempatkan di hangar Air Force One untuk menjaganya dari segala kemungkinan.
Diluar Avenger yang berdinas aktif, telah ada sejumlah pengembangan untuk menambah daya jualnya. Beragam sistem rudal seperti Starstreak, AMRAAM (varian SLAMRAAM) dan bahkan pod roket Hydra-70 telah dipasangkan, namun tak ada yang terwujud dalam pembelian nyata. Terakhir ada Avenger DEW, yang menggunakan sistem laser untuk menjatuhkan sasaran bergerak di udara dan terus dikaji sejak 2009. Selain modul penembak laser yang ada di sisi kanan, senapan mesin M3P kini digantikan dengan kanon 25mm Bushmaster.
Terakhir, AD AS diketahui telah meminta pemindahan sistem Avenger ke atas sasis JLTV dan juga Stryker, yang memperluas platform basisnya namun sebenarnya tidak terlalu banyak meningkatkan kemampuannya yang terbatas. Negara lain seperti Mesir yang mengoperasikan Avenger bahkan diketahui iseng memasang sistem ini di atas kapal pendarat amfibi kelas Mistral yang dibelinya dari Perancis. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com