Mengenal FN SCAR Mk16, Senapan Serbu Pasukan Khusus AS yang Layu di Tengah Jalan - Radar Militer

12 November 2017

Mengenal FN SCAR Mk16, Senapan Serbu Pasukan Khusus AS yang Layu di Tengah Jalan

FN SCAR Mk16
FN SCAR Mk16 

Layu sebelum berkembang, ini pepatah yang paling tepat untuk menggambarkan nasib Mk16 Mod 0. Dimulai pada 2003, selesai pada 2007, menembus tahap pematangan pada 2009, dibagikan ke US Army 75th Ranger Regiment pada April 2009, dan diumumkan batal pada pertengahan tahun berikutnya. Mk16 Mod 0 boleh jadi merupakan pemegang rekor senjata organik dengan usia tugas terpendek dalam sejarah militer AS.
Varian 5,56mm dari keluarga SCAR milik FN yang dipilih oleh USSOCOM sebenarnya masih dapat dibagi kembali menjadi 3 sub-famili: senapan serbu mikro berlaras 10” (SCAR-L Short), kemudian carbine berlaras 14,5” (SCAR-L Standard) dan akhirnya full carbine 18” (SCAR-L Long).
Semua diatur berdasarkan fungsinya masing-masing, dan perbedaan ketiganya hanya ada pada laras dan assembly tabung gas yang digunakan. Pada Mk16 Mod 0 inilah USSOCOM menggantungkan harapan untuk menggantikan Mk18 Mod 0/1/2 CQBR dengan SCAR-L Short, M4A1 dengan SCAR-L Standard, dan Mk12 Mod 1 SPR dengan SCAR-L Long.
Walaupun dari luarnya kelihatan gress, anyar, dan baru dengan tubuh komposit yang mencirikannya sebagai senapan serbu generasi terbaru, FN SCAR sesungguhnya tidak serevolusioner itu. Inti dari sistem operasi SCAR adalah bolt ‘kaki seribu’ dengan delapan lug dan bolt carrier yang, walaupun banyak orang mengklaim diadopsi dari AR-180, sesungguhnya penulis yakin kalau mekanisme SCAR adalah pengembangan dari FNC yang juga diadopsi Indonesia sebagai SS-1.
Persamaannya yang kentara adalah model operating rod yang menyatu dengan bolt carrier dan memiliki slot rel di kanan-kirinya. Hanya bedanya, jika pada FNC model piston dan operating rodnya berbentuk silinder, pada SCAR mengadopsi bentuk kotak. Pada SCAR, kepala piston juga dibuat terpisah dengan operating rod, sehingga pistonnya sangat pendek, hanya sekitar 2-2,5”. Penulis menduga perubahan ini dilakukan karena USSOCOM mewajibkan agar SCAR memiliki sistem pengoperasian dingin, dalam artian suhu mekanisme dan kamar tidak boleh terlalu panas agar senjata bisa dioperasikan dalam kontak tembak yang terus-menerus, dalam situasi terburuk.
Karena pada desain FNC piston, operating rod, dan bolt carrier menyatu, gas didesain untuk keluar diantaranya melalui lubang pada operating rod. Desain ini membuat carrier ikut panas, begitu pula receiver pada FNC. Dengan memisahkan kepala piston dan carrier, gas sisa penembakan sudah dibuang di depan, tepat setelah kepala piston memukul operating rod pada SCAR.
Desain ini juga membantu mengurangi efek tolak balik, karena tumbukan antara kepala piston dan operating rod terjadi dengan momentum yang sangat pas, sehingga saat bergerak ke belakang seiring penembakan, pegas pengembali (recoil spring) tidak menerima hentakan yang berlebihan. Karena tuas pengokang hendak dibuat ambidextrous alias bisa dipindahkan ke kanan atau kiri, posisi pengokang yang tadinya ada di bolt carrier pada FNC juga digeser ke operating rod di sisi atas.
Salah satu fitur andalan pada SCAR-L adalah kemampuan ganti larasnya yang sangat cepat, hal ini bisa dicapai berkat sistem larasnya yang QD (Quick Detach). Patut diakui, untuk sisi yang satu ini HK416 memang kalah. FN mendesain laras SCAR-L dalam satu assembly yang terdiri dari laras, modul kepala tabung gas, dan assembly pejera, plus rel aksesori kuadran bawah.
Modul assembly laras ini ditempelkan ke receiver atas dengan bantuan enam mur khusus, masing-masing tiga pada tiap sisi laras, dengan dua pada pangkal/ blok trunnion, dan satu lubang mur tepat di belakang modul kepala tabung gas. Mur dimasukkan melalui tonjolan hitam yang terletak tepat didepan lubang keluar kelongsong, serta satu lubang lainnya yang berada tepat didepan receiver, yang juga ‘numpang’ diatas rel aksesori. Dengan desain upper receivernya yang monolitik, dijamin tidak ada bagian receiver yang menempel ke laras, sehingga akurasi tak banyak terpengaruh oleh aksesori yang ditempelkan di sekujur tubuh SCAR.
Hanya saja, penulis tergelitik dengan desain rel bawah yang menempel pada blok assembly laras. Bukankah rel bawah merupakan hak prerogatif dari dudukan bipod atau font grip? Bila bipod terpasang, bukankah dengan sendirinya laras pada FN SCAR juga akan terbebani? Sisanya, FN SCAR hanyalah update dari M4A1 dan derivatifnya: selektor penembakan yang ada di sisi kanan dan kiri, dimana pada SCAR selektor di sisi kiri tuasnya lebih panjang dari sebelah kanan untuk kemudahan manipulasinya. Sistem popor lipat ke arah kanan, yang memiliki empat setelan panjang dan sandaran pipinya bisa dinaikkan untuk mengompensasi bermacam dudukan optik yang mungkin digunakan, serta bantalan karet untuk membantu memperlembut efek tolak balik.
USSOCOM memutuskan untuk bersikap royal pada Ranger. Karena sudah diprogramkan akan segera diganti, 75th Ranger mendapatkan seluruh opsi laras yang tersedia, dimana penggunaannya diserahkan ke preferensi masing-masing pengguna. Dari hasil input di lapangan, sebagian besar Ranger puas atas performa SCAR, namun belum dapat membiasakan diri, terutama pada sejumlah perbedaan mendasar seperti tuas pengokang yang ikut bergerak saat ditembakkan, tak seperti pada M4 yang anteng diam.
FN SCAR mungkin adalah sebuah senjata yang baik, namun kalah oleh sikap jumawa AS, yang walaupun memiliki utang yang sangat besar, masih merasa sebagai Negara superpower yang punya anggaran militer tak terbatas. Akhirnya, Mk16 SCAR-L menjadi korban dari kesombongan dan keangkuhan satu organisasi. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb