Uni Emirat Arab (UEA) sebagai sekutu Arab Saudi dalam melancarkan operasi militer ke Yaman justru tampil lebih garang soal urusan alutsista. Dibandingkan Arab Saudi yang adem ayem, saat ini UEA justru tengah meluncurkan lima program pengadaan atau peningkatan kemampuan pesawat-pesawat tempurnya, sesuatu yang tidak atau belum pernah terjadi di negara-negara Timur Tengah.
Langkah strategis tersebut bisa pula dipandang sebagai strategi persiapan Liga Arab dalam menghadapi kebandelan Iran yang mencoba merebut pengaruh di Timur tengah. Berikut adalah lima program alutsista udara UEA tersebut:
1. F-16 Block 60
UEA adalah negara yang meminta pengembangan khusus varian F-16E/F Block 60 yang disebut Desert Falcon. Ketika itu UEA menginvestasikan dana senilai 3 Milyar dolar AS untuk membuat varian khusus F-16 yang dilengkapi radar AESA APG-80.
F-16 Block 60 |
Seakan belum puas, UEA mengumumkan program senilai US$ 1,6 Milyar untuk meningkatkan kemampuan 80 pesawat yang sudah ada dengan penanaman chip prosesor data baru, dengan peningkatan pada kemampuan serang darat pada radar yang membuatnya setara dengan APG-83 SABR. Kokpit F-16 Block 60 pun kabarnya akan ditingkatkan dengan pemasangan kokpit standar F-16 Block 70/72.
2. Mirage 2000-9
UEA memiliki 62 unit jet tempur Perancis Dassault Mirage 2000, yang terbagi atas 32 unit varian Mirage 2000-9 yang baru dan 30 unit Mirage 2000-5 yang ditingkatkan kemampuannya setara Mirage 2000-9. Mirage 2000-9 sendiri memiliki kemampuan dan avionik yang disamakan dengan jet tempur Perancis Rafale, yang diadakan melalui program Bader 21 yang ditandatangani pada 1998.
Mirage 2000-9 |
Mirage 2000-9 merupakan jet tempur dengan kemampuan serang mumpuni, dengan kemampuan membawa rudal jelajah buatan Perancis MBDA Storm Shadow untuk serangan jarak jauh. Belum diketahui nilai kontrak dan cakupan pengerjaan yang ditawarkan untuk memodernisasi Mirage 2000-9 yang sudah canggih itu.
3. Sukhoi Su-35 Super Flanker
UEA juga berniat untuk memborong Su-35 Flanker-E sebagai bagian dari strategi mendiversifikasi alutsista udaranya. Jumlah yang dibeli kurang lebih satu atau dua skadron dari Rusia. Saat ini pembicaraan tengah berlangsung untuk paket penjualan Su-35 yang diinginkan UEA. Diperkirakan pada akhir tahun nanti kontrak sudah bisa ditandatangani, yang mengancam posisi Indonesia sebagai calon negara kedua yang memiliki Su-35.
Sukhoi Su-35 Super Flanker |
4. F-35 Lightning II
UEA naksir dengan pesawat tempur F-35, walaupun jet tempur yang satu ini dipenuhi dengan problem pengembangan yang nyata. UEA punya dana, dan AS ingin agar biaya F-35 turun, jadi menjualnya ke sekutu adalah jalan untuk menambah unit diproduksi dan menurunkan harga F-35. UEA hendak membeli kurang lebih 24 unit F-35, tentu saja apabila Kongres AS menyetujui rencana pembelian ini. Arab Saudi juga dikatakan naksir pada F-35.
F-35 Lightning II |
5. LWNGF
LWNGF atau Light Weight Next Generation Fighter adalah program pembuatan pesawat tempur ringan yang digagas UEA bersama dengan Rusia, serta beberapa negara lainnya. UEA memang ingin mengembangkan industri aviasinya secara mandiri, lepas dari ketergantungan Barat dan Timur yang selama ini menjadi pemasok tradisional alutsista Timur Tengah. Langkah ini juga dipandang dapat membantu UEA dan Arab Saudi untuk lepas dari ketergantungan dari minyak sebagai sumber utama keuangan negara. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com