Story : Malahayati, Sosok Laksamana Laut Wanita Muslimah Pertama di Dunia dari Tanah Rencong Aceh - Radar Militer

11 November 2017

Story : Malahayati, Sosok Laksamana Laut Wanita Muslimah Pertama di Dunia dari Tanah Rencong Aceh

KRI Malahayati-362
KRI Malahayati-362 

Namanya mungkin tak setenar Pahlawan Nasional Cut Nyak Dien, tapi tokoh wanita asal Aceh ini juga memiliki pencapaian yang sangat luar biasa. Ya, dia adalah Laksamana Malahayati. Beliau ini tercatat sebagai wanita pertama Indonesia yang pernah jadi pemimpin korps kelautan. Kiprah terbaiknya adalah berhasil membuat armada Portugis dan Belanda tunggang langgang karena kegarangannya.
Tak hanya pernah menjadi perwira tinggi kapal perang, Malahayati juga punya pasukan sendiri yang terdiri dari kaum janda dan para gadis. Bersama para pasukan wanita, sosok pejuang ini makin ditakuti. Pamor seorang Malahayati begitu mentereng kala itu. Orang-orang Eropa sampai-sampai menyamakannya dengan deretan tokoh wanita kelas dunia.
Keumalahayati merupakan keturunan dari bangsawan Aceh. Jika dilihat dari silsilah, Kemalahayati termasuk berdarah biru. Ia keluarga asli dari Kerajaan Aceh Darussalam.
Ayahnya merupakan seorang Laksamana, demikian pula dengan kakeknya. Mengikuti jejak dua orang laki-laki terdekatnya, Malahayati pun akhirnya menempuh pendidikan militer untuk memperdalam ilmu kelautan di Baital Makdis. Dalam pelatihannya, Malahayati menjadi sosok yang benar-benar luar biasa. Tak hanya itu, di sana pun ia bertemu dengan calon suami yang juga seorang perwira kapal perang.
Setelah lulus dari akademi kelautan, Malahayati pun menikah dengan pujaan hatinya. Tidak diketahui dengan pasti identitas suaminya itu, namun yang jelas ia juga merupakan seorang pahlawan perang. Diketahui, suami Malahayati telah melakoni banyak perang, termasuk salah satunya adalah ketika melawan Portugis di Teluk Haru. Ketika itu pasukan armada Aceh berhasil membuat armada Portugis porak poranda.
Namun sayangnya, pertempuran tersebut juga memakan banyak korban dari pihak armada Aceh sendiri. Setidaknya, ada sekitar seribu tentara Tanah Rencong yang gugur dalam pertempuran tersebut. Lebih disayangkan lagi dalam pertempuran ini suami Malahayati juga jadi salah satu korbannya.
Sepeninggal suaminya, Malahayati tak terjebak dalam derita. Ia tetap melanjutkan hidup dengan membentuk armada yang terdiri dari para janda yang suaminya gugur dalam pertempuran melawan Portugis. Dalam armada tersebut, rupanya bukan hanya janda yang tertarik bergabung. Para gadis-gadis muda juga turut ambil bagian.
Armada tersebut pun dikenal dengan nama “Inong Balee” atau berarti perempuan janda. Pangkalannya terletak di Teluk Lamreh Krueng Raya. Mereka memiliki 100 kapal (perang) dengan kapasitas 400-500 orang. Masing-masing kapal juga sudah dilengkapi dengan meriam.
Suatu hari, dua kapal dagang Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Frederick datang mengunjungi Aceh pada bulan Juni 1599. Awalnya, kedatangan tersebut disambut baik oleh Sultan. Namun, setelahnya justru terjadi ketegangan. Konflik timbul hingga akhirnya peperangan melawan Belanda pun terjadi pada September 1599. Saat itu, Malahayati berhasil menghabisi nyawa Cornelis de Houtman.
Setelah peperangan tersebut, hubungan antara Aceh dan Belanda pun tegang. Prins Maurits, seorang pemimpin Belanda berusaha memperbaiki hubungan tersebut. Malahayati yang juga merupakan diplomat pun dikirim untuk melakukan perundingan. Atas keberaniannya, Malahayati pun mendapat gelar Laksamana hingga kini, namanya pun diabadikan sebagai salah satu kapal perang Republik Indonesia yakni KRI Malahayati-362.
Ketika masyarakat jaman sekarang sibuk berbicara soal kesetaraan gender/emansipasi, Malahayati sejak dulu sudah mendobrak kodrat wanita. Malahayati maju dan memimpin perang demi panggilan bangsanya. Laksamana Malahati merupakan tokoh dan sosok luar biasa yang pantas disandingkan dengan tokoh-tokoh kelas dunia. Dan pada tanggal 10 November 2017,
Laksamana Keumalahayati ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional. (Nikmatus Solikha)
Sumber : TSM

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb